part 18

148 10 7
                                    

Dan terlihatlah seorang namja tampan dengan style badboy dengan topi berwarna abu-abu

Eunha sedikit takut. Apakah dia akan dibully seperti sebelumnya. Pikiran buruknya terhenti seketika karena sebuah tangan terulur padanya

Eunha menatap tangan itu, lalu pandangannya naik ke arah wajah namja itu

"kau tak apa? Maaf aku tidak melihat jalan tadi"

"ehm ya. Sa-saya tak apa"- Eunha

Saat hendak berdiri, namja itu membantu Eunha untuk bangkit dengan memegang cukup erat kedua bahu Eunha

"Aww", Eunha kembali terduduk dengan satu tangannya memegang lengan satunya yang sakit

"Kau tak apa kan?", tanya namja itu dengan nada khawatir

"n-ne saya tidak apa-apa"

"baiklah ayo bangun", tiba-tiba tangan namja itu menggenggam tangan Eunha untuk membantunya berdiri

"kamsa-"

"jangan terlalu formal. Lagipula sepertinya kita juga seangkatan"

"em.. Go-gomawoyo", ucap Eunha sambil mem bow pada namja itu

"yak.. Ja-jangan seperti itu. Begini saja kita perkenalan diri dengan begitu setidaknya terlihat sedikit akrab"

"ne?"- Eunha bingung maksud dari namja ini

Mendapat reaksi seperti itu, namja itu menghela nafas dengan bibir merapat sehingga terlihat seperti tersenyum.

'hftt sebelumnya aku tak pernah seperti ini. Biasanya mereka tanpa kuminta langsung menyerahkan diri', gumam namja itu

"ok. Namaku Kris Wu panggil saja Kris. Aku murid pindahan. Semoga kita bisa menjadi teman", ucap namja itu, Kris dengan senyum menawan

Eunha membalas dengan senyum kaku

"n-ne salam kenal"

"hhh kau ini mengatakan salam kenal, tapi kau tak memperkenalkan diri heuh?", ucap Kris dengan nada bergurau

"o ne maaf. Perkenalkan nama saya Ki-"

"haeksaeng kenapa belum masuk kekelas? bukankah bel masukkan sudah berbunyi"

Tiba-tiba saja seorang guru menegurnya

"maaf ssaem. Saya tidak akan mengulanginya lagi"

Setelah itu guru tersebut pergi. Eunha memutar posisinya mengadap Kris

"a..em.. Kris-ssi aku masuk duluan ya. Anyeong~"

"ya. Sampai jumpa"

.

.

.

.

.

.

Jam pelajaran ke-7

"so.. Saya mau kalian kerjakan tugas ini sekarang dengan berpasangan. Kalian bebas berpasangan dengan siapa dan juga duduknya sebangku. Kumpulkan tugasnya hari ini, saya tunggu sampai jam pelajaran terakhir"

Seketika kelas langsung heboh

'eh sama gue'

'lo sama siapa?'

'lo yang kerjain deh gue gak ngerti'

'wah wah.. Gak lama kenyang gue gegara tugas'

'WOY KERJAIN! RIBUT MULU!' - itu suara ketua kelas. Namun sayang tidak ada yang menghiraukannya

Ya kurang lebih seperti itulah percakapan para siswa dikelas itu

Eunha hanya mengamati keributan itu. Eunha belum mendapatkan teman untuk berkelompok. Sedangkan yang lain mereka sudah duduk sebangku yang berarti mereka sudah berkelompok

Akhirnya ia mengerjakan tugasnya sendirian
.

.







Tanpa diketahuinya, tinggal satu orang lagi yang belum mendapatkan pasangan.

Dia adalah Taeyong

Sebenarnya bisa saja Taeyong mendapatkan patner dalam sekejap. Karena banyak siswi yang ingin bersamanya

Namun harus mereka urungkan niatan mereka. Karena saat mereka mau bicara, Taeyong sudah menatap tajam yang berarti dia tak ingin diganggu

Walaupun mereka fansnya. Jika sudah ditatap seperti itu oleh Taeyong mereka tidak bisa berkutik dan memilih menjauh

Jauhnya mereka hanya Menjauh dalam bentuk jarak. Bukan menjauh hati
.

.

Walaupun masing-masing sudah mendapatkan patner kelas masih ricuh

Sampai

Brak!!brak!!
"Diam!!"

Guru mereka menggebrak meja dengan wajah yang menahan emosi. Seketika kelas menjadi senyap

Dan guru itu langsung tersenyum. Sedangkan rata-rata muridnya langsung mendengus

"nah begini kan enak mengerjakannya"

Guru tersebut mengedarkan pandangannya hingga

"itu siapa, e..nama anak baru itu"

"kalo tidak salah Kim Un.. Eh kim ha.. Ahhh Kim Eunha", jawab seorang murid laki-laki yang duduk paling depan

"aa.. Kim Eunha dan Lee Taeyong. Apakah kalian punya masalah atau keberatan dengan tugas yang saya beri?"

"ah tidak ada ssaem. Saya tidak keberatan", jawab Eunha sambil berdiri lalu membow

Berbeda dengan Taeyong yang hanya menatap sekilas gurunya lalu melanjukan tugasnya

"oo benarkah? Lalu kenapa mengerjakan tugasnya secara individu?"

Eunha tidak bisa menjawab

"jangan karena kamu murid baru kamu begini. Karna ini yang pertama kali buat kamu, saya maafkan. Sekarang patnermu adalah Lee Taeyong. Dan Anda Lee Taeyong jangan menolak"

Eunha hanya menunduk sampai guru tersebut keluar

Setelah tersebut keluar Eunha menghadap ke belakang

"emm.. Maaf Taeyong-ssi karna kita berkelompok, Saya atau Taeyong-ssi sendiri yang pindah tempat duduk?"

Tidak ada respon. Taeyong masih menulis

"Taeyong-ssi?", tegur halus Eunha

Masih tidak ada balasan

'huft sombong sekali', batin Eunha

Karna tidak mendapatkan respon Eunha berdiri dang mengangkat meja serta kursinya kesebelah Taeyong mensejajarkannya. Cukup kesulitan karna lengannya yang masih sakit tapi dapat dia atasi

Sebelum duduk Eunha membow ke Taeyong

"Mohon kerja samanya Taeyong-ssi", ucap Eunha lalu duduk sambil memperbaiki posisi kacamatanya

Taeyong tetap acuh. Suasana canggung yang tidak Eunha sukai. Namun Eunha harus menahan

"hmm Tae-"

"sisanya selesaikan!", ucap taeyong dengan nada dan ekspresi datar sambil menggeser buku tulisnya

"mm baiklah", Eunha mengangguk lalu mengerjakan tugasnya

'wah tulisan tangannya sangat bagus bagi laki-laki', batin Eunha yang kagum dengan tulisan tangan Taeyong

Dan hanya ada kesenyapan selama mengerjakan tugas











Ya itu hanya bagi Eunha dan Taeyong












TBC


Is It My Fate ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang