Chapter 17 - Milikku

24.5K 3.8K 295
                                    

horeee menepati janji aku, kalo naik no 1 di google maka aku up lagi, jadi aku up yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

horeee menepati janji aku, kalo naik no 1 di google maka aku up lagi, jadi aku up yaa.... part selanjutnya minggu depan wakakakakkaka happy waiting... ohh iya, karena bnyak sekali yang tanya sama aku gimana belinya, maka kalian buka aja akun Ebook_Venom di sana ada Work Venom Publisher, nakk halian baca aja bagian cara membeli Ebook. semoga membantu,,,,

Chapter 17

-Milikku-

Dua bulan berlalu setelah kejadian di malam itu.....

Alden terbangun di atas ranjang dengan dua orang wanita di sisi kiri dan kanannya. Seperti biasa, ia menghabiskan malam-malam panjangnya dengan wanita-wanita bayaran tersebut. meski tidak setiap malam ia menghabiskannya dengan melakukan seks, tapi tetap saja ia membayar wanita-wanita itu hanya untuk mengisi kekosongan malamnya.

Tentang Naura, semuanya masih sama. Alden masih menjadi seorang pengamat dari jauh. Sesekali ia menemui Naura tapi hanya dari jauh. Ia tahu jika wanita itu sudah tidak ingin bertemu dengannya lagi, jadi yang bisa Alden lakukan hanya mengamati wanita itu dari jauh.

Kini, adalah titik dimana Alden merasa sangat putus asa. Bagaimana tidak? Dalam beberapa hari kedepan, Naura akan melangsungkan pesta pernikahannya, dan ketika hal itu terjadi, Alden merasa jika dirinya sudah tidak memiliki kesempatan lagi.

Alden bangkit, dan segera menuju ke arah kamar mandi tanpa menghiraukan dua orang wanita yang masih pulas di atas ranjangnya.

Di dalam kamar mandi, Alden menyalakan shower, dan membiarkan air dingin itu mengguyur tubuhnya. Bayangannya kembali pada malam itu, malam dimana ia dipukuli habis-habisan oleh sang Papa.

"Kalau begitu nikmati hukumanmu. Hukuman yang paling menyakitkan adalah ketika kita melihat orang yang kita sayangi berbahagia dengan orang lain." ucapan sang Papa terputar berulang kali dalam ingatannya.

Ya, inilah hukuman yang pantas untuknya. Tersiksa seperti sekarang ini, tersakiti saat melihat kebersamaan dan juga kebahagiaan Naura dengan Panji. Boleh dibilang jika saat ini Alden sudah merasa mati. Hatinya banar-benar sekarat, seakan tak dapat tertolong lagi.

Alden tiba-tiba terisak, saat membayangkan bagaimana Naura di masa depan. Berbahagia, hidup dengan sederhana bersama dengan panji dan juga putera dan puteri mereka. Sungguh, ia tidak ingin membayangkan hal itu.

Ia ingin Naura kembali menjadi miliknya. Tapi bagaimana caranya? Alden masih mengguyur tubuhnya dengan air dari shower. Semuanya sudah terlambat, ia benar-benar sudah kehilangan semuanya.

***

Lama, Alden memandangi rumah sederhana itu. Tapi tak terlihat sosok Naura keluar dari sana, kemana dia? Seharusnya Naura keluar, agar ia bisa melihat wanita itu untuk mengobati kerinduannya.

Alden masih setia menunggu, hingga tak lama, seorang lelaki datang ke rumah Naura. Ya, siapa lagi jika bukan Panji. Tampak pintu rumah Naura dibuka, dan tampaklah sosok yang begitu ia rindukan.

Secret Wife (The Wedding Series #4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang