Part 1

552 19 0
                                    

Yoan

Sayup - sayup angin lembut membelai poni tipisku, berungkali ku benarkan namun berungkali juga si angin nakal membuatnya berantakan lagi. Hari ini mentari terlihat sedang agak murung hingga sang awan pun harus memeluk sang mentari, ah ini cuaca yang paling kusukai.

"Yo, anterin ke perpus yuk." Zara menyambutku dengan tangan usilnya yang memeluku.

"Sekarang? Ah lagi sibuk nih, ajak yang lain aja tuh." Ku alihkan tatapanku dan membenamkan wajahku disela lipatan tanganku.

"Bentar aja janji deh, nanti gue kasi deh film - film terbaru yang belum lo punya. Janji deh sumpah demi holoh." Ucap Zara sambil sedikit memparodikan ucapan video lucu dari seorang anak kecil.

"Yaudah cus deh" Aku beranjak dari kursi ku dan langsung mendorong bahu Zara sambil berjalan keluar kelas.

Kami berjalan menyusuri setiap kelas jurusan Ips dan kelas Ipa yang berjarak berdekatan, lalu menyebrangi halaman bak menyebrangi samudra. Hal ini lah yang paling tak kusukai, karena pasti semua mata akan tertuju pada kami.

"Gila, kenapa pada ngeliatin sih? Dikira kita model yang punya body montok kali ya." Gerutuku.

"Nyadar diri lo Yo?" Zara menatapku dengan tatapan mengejeknya.

"Gue balik kelas bye!."

"Yah ngambek dia wkwkw, woy sini dong bercanda doang kali" Zara menarik kerah belakang baju seragamku.

"Iya gue tau badan gue ga sebagus badan lo yg bahkan gak pernah sampe angka 50, tapi ayo lah siapa sih yang gak tergoda liat badan semok gue" Ucapku sambil berlari mendahului Zara.

"Setan nih bocah, pede lo selangit kampret!" Nyinyir Zara sambil mengejarku.

***********

Bayu

Sekumpulan laki laki dengan celana abu, baju putih tanpa dasi dengan kancing baju terbuka yang memperlihatkan dalaman hitam sedang bersenda gurau dengan cacian dan makian yang mereka anggap lucu berkumpul dijejeran anak tangga. Namun candaan mereka terhenti ketika melihat 2 orang anak perempuan yang lewat, karena salah satunya adalah salah satu primadona sekolah yaitu Zara dengan body kurusnya, kulit putih, hidung mancung serta warna rambut pirang yang membuatnya sangat terkenal akibat kecantikannya.

"Eh Zara lewat"

"Panggil coy"

"Takut dijudesin anjing"

"Mantep coy, makin hari makin cantik"

"Sebelahnya Zara siapa? Tumben gue liat"

Semua langsung menoleh ketika ku menyebut hal yang keluar dari apa yang mereka bahas. Ya entah kenapa aku gak tertarik sama apa yang tengah mereka lihat dan justru tertarik sama apa yang tidak mereka lihat.

"Yang mana lu bilang Bay?"

"Yang pake kacamata trus bodynya gendut itu?"

"SELERA LO YANG KAYA GITUAN?" Semua siswa brandal itu langsung melontarkan kalimat Tanya yang sama kearahku.

"Setan! Muncrat woy" sambil mencoba mengontrol semua air liur yang sampai ke wajah tampan ini.

"Ya abis, ada yang kaya mawar lu malah liatnya yang kaya bunga bangke gitu" Kata salah satu temen gue.

"Lah gue kan memang beda" Sambil mengibaskan poni yang udah kaya Andika kangen band ini, dan alhasil rambut yang sudah ku rapikan dengan sisir hasil malak dikelas dapet ratusan tonjokan dari temen temen.

Tapi ini serius, kenapa aku jadi penasaran sama cewek kacamata itu tadi. Emang sih dia gak secantik Zara yang temen temen ku dambakan, Cuma cewek kacamata ini menarik. Senyumnya yang bisa bikin orang ikut senyum membuatku ingin mengenalnya. Siapa dia yang sudah berani mengusik pikiranku ini.


segitu dulu ya, Semoga cerita ini menarik ^^ butuh saran, kritik dan komentar karena ini cerita pertama saya:)

Cinta Tak di NantiWhere stories live. Discover now