Aku mengerjapkan mataku perlahan dan mendapati diriku sedang terbaring di atas ranjang.
Kududukan diriku sambil berusaha menetralkan nafasku yang tak beraturan.
Jadi aku hanya bermimpi? Huh syukurlah yang tadi itu hanya mimpi.
Kupejamkan mataku kembali lalu kembali merebahkan tubuhku."Kau sudah sadar?" Suara seseorang mengusik pendengeranku membuatku kembali membuka mata.
Kehadiran pria itu dihadapanku sukses membuatku menjerit.
"Kyaaa!!!"
"Hei ada apa?" tanya Jimin.
"Jangan mendekat! Kumohon pergilah dari sini! Jangan ganggu aku!"
Pria itu mengerutkan keningnya bingung. Lalu beberapa saat kemudian ia menghela nafasnya.
"Aku disini tidak untuk mengganggu mu. Cobalah untuk mengerti," ujarnya dingin.
"Lalu a-apa maumu? Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau mengikutiku?" tanyaku beruntun.
Ia kembali menghela nafasnya lalu berdecak kesal.
"Baiklah, aku akan mengulangi semua jawaban yang aku berikan kepadamu. Jadi, dengarkan baik-baik!
Aku adalah ksatriamu Park Jimin. Tugas ku adalah untuk melindungi dan juga membimbing mu."
Apa dia bilang tadi? Melindungi dan membimbingku? Apa aku tak salah dengar?
"A-aku tidak mengerti," sahut ku gagap. Jujur saja aku masih merasa takut.
"Kau tidak perlu mengerti, aku tau otakmu itu memiliki daya yang lemah," balasnya sarkas yang otomatis membuat darahku mendidih seketika.
"Yak!" teriak ku kesal.
Entah kemana perginya rasa takut ku itu. Kulemparkan bantal yang ada di sebelahku padanya.
Tapi dengan cepat ia menghindar lalu melangkahkan kakinya mendekatiku.
"Sudah tidak takut lagi padaku?"
🔥🔥🔥
Aku melangkahkan kakiku di lorong sekolah yang masih sepi. Karena memang ini masih sangat pagi.
Hal yang mustahil untuk ku lakukan. Well, aku masih memelihara kemalasanku, itulah alasan kenapa aku tak pernah bangun pagi.
Alarm ku yang paling ampuh sudah pergi sejak setahun yang lalu. Ya, ibuku dengan omelannya di pagi hari.
Dan tadi pagi seolah alarm itu datang lagi. Bedanya ia berwujud seorang lelaki, bukan ibuku.
Ketika aku sampai di kelas pun, tak ada seorang pun disini. Aku melangkahkan kaki ku menuju kursi paling pojok di belakang dengan jendela di sebelahku yang langsung menghadap ke lapangan sekolah.
"Kau lihat? Ini masih sangat pagi, harusnya aku masih punya kesempatan untuk tidur hhhh!" omel ku pada pria yang senantiasa mengekoriku.
Ia menarik kursi disebelahku dan mendudukan dirinya. Diraihnya tas ku dan mengambil buku pelajaran pertama hari ini.
"Pagi hari waktu yang tepat untuk belajar, otak mu akan lebih segar dipagi hari makanya materi yang kau pelajari pun akan mudah kau pahami. Kau kelas tiga bukan? Sebentar lagi ada banyak ujian yang harus kau lewati dengan baik." ujarnya, menepuk buku matematika yang ia ambil.
Aku memutar bola mataku malas sembari menghela nafas.
"Ck, aku bahkan tak berpikir dapat melanjutkan pendidikan ku nanti. Toh tak ada yang peduli padaku. Aku berprestasi ataupun tidak, tak ada lagi yang tersenyum bangga padaku."
Dapat kurasakan tatapan tajamnya mulai menusuk ku, padahal aku hanya meliriknya sekilas. Namun tetap saja terasa mengerikan ketika melihat tatapannya itu.
"Jika tak ada orang yang peduli padamu, kau lah yang harusnya peduli pada dirimu sendiri. Meskipun orang tuamu tak disini dan tersenyum bangga untukmu, setidaknya buatlah mereka merasa bangga diatas sana."
Aku hanya bisa diam mendengar penuturan Jimin.
"Kau belum kehilangan segalanya, kau masih memiliki dirimu sendiri. Berhentilah menjadikan kepergian orang tuamu sebagai alasan dari kemalasanmu," ujarnya lagi dengan penuh penekanan.
Kutundukan wajahku semakin dalam. Perkataannya tepat dan itu membuatku benar-benar malu.
Dia menarik bahuku menghadapnya dan mengangkat daguku untuk menatapnya.
"Masa depan adalah apa yang kau lakukan saat ini. Maka bekerja keraslah di masa sekarang. Setidaknya mulailah langkah awal untuk tidak menyesal lagi, arraseo?"
Tangannya terulur mengacak poniku singkat. Senyum terukir diwajahnya seolah untuk memberiku semangat pagi ini.
Jadi ini pagi yang baru ya? Langkah awal untuk menjadi aku yang baru?
Tanpa sadar ujung bibirku juga tertarik ke atas.
TBC
A
nyeong yereobundeul!!!!!!!
Aku kangen to the max!!! Finally aku bisa nulis juga huhuhu :")
Aku tau it's been so long but sorry :")
Ya jadi akutuh udah kelas tiga sma yang baru selesai dengan berbagai ujian disekolah. Uprak, usbn, yang terakhir UN (UJIAN YANG PALING VIRAL KARENA JENIS SOALNYA YANG BRENGSEK).
DAH CAPEK AKU NGOMONGIN UN YAGELASIH :") #bctrin #inijugaloomongin
Belom lagi sbm dan segala tetek bengek ujian untuk nyari sekolah. Huhu kapan semua ini berakhir :")
Jadi, maafkan aku ya guys aku tidak bisa seintensif dulu wkt update another love yang tiap minggu apdet.
Dan maaf ini sekalinya update malah pendek bgt yagusti. Ini bacotan w panjang bener dah. Maafkan daku telah membuat kalean semwa kecewa berkali2 lipat.
Ya, ini ff jadinya bakalan slow update. Kalian yang sabar ya huhu meskipun aku nga tau sih kalian msh baca ini atau engga tapi kalo kalian baca ini, tungguin kelanjutan ff ini ya :")
Makasih loohhh buat kalian yg masih baca ff ini. Huhu makasih banyak. I love you so much ♥♥♥♥♥
Rin~

KAMU SEDANG MEMBACA
Knight
FanfictionCast : Park Jimin Kang Ahyoung [OC] Ahyoung merasa kehidupannya tidak berarti apapun lagi. Keputusasaan menggerogoti dirinya. Gadis itu ingin menyerah pada takdir. Malam itu ketika ia ingin mengakhiri segalanya pria itu datang. Pria yang mengaku ba...