Tak terduga

65 4 1
                                    

"Mungkin belum, tapi akan. Karena kita tidak tau dengan siapa nantinya kita berjodoh. Siapa tau dia adalah teman, musuh, atau bisa saja orang yang belum pernah kita kenal sebelumnya."


"Siffa, kamu mau lanjut SMA dimana?"

"Nduk, nilai mu kemarin gimana?"

"Dapet ranking berapa, Dek Siffa?"

"Nilai UN mu gimana? Terus mau lanjut kemana?"

"Mbak Siffa, mau lanjut SMA apa SMK?"

"Temen temen mu lulus semua kan?"

Dan Siffa hanya menjawab semua pertanyaan tersebut dengan senyuman. Siffa saat ini sedang ada diarisan keluarga yang biasa diadakan selama 1 bulan sekali. Kebetulan acara kali ini bertepatan setelah pengumuman kelulusan SMPnya. Jadi, banyak sekali pertanyaan dari keluarganya yang menanyakan tentang nilainya dan mau lanjut kemana setelah lulus.

Siffa sebenarnya tidak suka dengan acara seperti ini. Hanya saja bundanya selalu mengancamnya akan memotong uang sakunya. Siffa lebih suka berada dikamarnya menghabiskan waktu dengan membaca novel atau wattpad.

Siffa atau lebih lengkapnya Arliana Siffa Aditama. Terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Baru lulus dari SMP dan entah mau lanjut sekolah kemana. Orang tuanya sibuk kerja. Siffa biasa tinggal dengan kakaknya. Kakaknya sekarang SMA kelas 11, namanya Irfan. Jarak umur antara Siffa dan kakaknya yang terlalu dekat ini membuat Siffa memiliki banyak haters. Banyak orang yang menyukai kakaknya. Dan saat mereka melihat Siffa bersama kakaknya mereka akan mengira bahwa Siffa adalah pacar kakaknya. Padahal Siffa itu adiknya. Hingga mereka selalu memandang Siffa sinis dan berkata kasar padanya. Ahh, Siffa sangat sebal bila mengingat hal ini. Untung saja kakaknya selalu melindunginya.

**

Setelah melewati hari yang panjang karena arisan yang menurut Siffa sangat membosankan. Sore tadi setelah sampai rumah iapun langsung tertidur.

Karena terlalu nyaman, Siffa tertidur sampai pagi. Wah, hibernasi yang panjang.

**

"Siffa, bangun. Anak perawan jam segini belum bangun. Mau jadi apa kamu nanti," ucap Bunda Siffa yang sedang berusaha membangunkannya.

Siffa tetap tidak terbangun. Padahal bundanya sudah membangunkannya sejak tadi dengan berbagai cara yang ekstrim. Misalnya yaitu mengguncangkan badannya dengan kencang, mencubit lengannya, meneriakinya dengan kata kata. Namun tidak ada yang berhasil satupun.

Karena sudah lelah membangunkan Siffa. Akhirnya bunda mengambil segayung air lalu menyiramkannya pada Siffa yang sedang tertidur pulas.

BYURRRR

"Aaa...ini air apa. Bunda, banjir. Bunda. Ayah. Bang. Tolongin Siffa. Aaa...tolong. Tolong," teriak Siffa setelah diguyur air oleh Bundanya. Siffa mengira itu adalah banjir.

"Hey. Bangun dulu. Ini tuh ngga banjir. Air itu sengaja bunda siram buat bangunin kamu," ucap bunda kesal.

"Kok bunda jahat sih," Siffa cemberut dibuatnya.

Tiba tiba Ayah dan Irfan masuk dengan keadaan tergesa gesa karena mendengar teriakan Siffa tadi.

"Kamu kenapa Siffa sayang?" ucap Ayah dan Irfan secara bersamaan.

"Siffa nggak papa kok. Dia tadi cuma aku siram pakai air. Soalnya udah aku bangunin dari tadi nggak bangun bangun," jawab Bunda seraya mejelaskan yang telah terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang