O N E

86 12 4
                                    

Jira POV

"HEH! JANGAN BAJAK HAPE-KU!"

Aku yang baru saja kembali dari kamar mandi memekik ketika seorang lelaki--yang entah kapan datangnya dan sudah duduk di kasurku--memegang ponselku dan mengarahkan kamera depan ke wajahnya dengan gaya sok keren.

Aku langsung merebut ponselku dari tangannya. Huft, untung dia gak buka aplikasi apa-apa selain kamera. Dia mencebik.

"Jangan dihapus ya!" Ucapnya sambil mencubit pipi kananku.

"Hm, ne ne ne. Sudah, sana pergi!" Usirku.

"Oh, kau mengusirku? Baiklah." Heol, dia benar-benar pergi. Entahlah, mungkin dia hanya ke kamar mandi.

Oh iya, namaku Han Jira. Umurku enam belas tahun, kelas 10 SMA. Aku punya kakak laki-laki. Namanya Han Hyunuk. Aku dan dia hanya selisih dua tahun, jadi dia kelas 12 SMA. Kami bersekolah di tempat yang sama.

Tapi, laki-laki yang sekarang ada dihadapanku bukanlah kakak-ku. Namanya Sunghyun. Kim Sunghyun. Dia satu-satunya temanku. Di rumah dan di sekolah. Rumah kami bersebelahan.

Sunghyun itu usil, menyebalkan, dan menjengkelkan. Dia selalu membuatku kesal setengah mati, lalu dia akan tertawa sambil mencubit kedua pipiku. Aku senang, karena setelah itu aku akan berpura-pura ngambek, dan aku bebas meminta apapun padanya.

Aku pernah benar-benar kesal, ralat, bukan kesal lagi. Aku marah padanya. Kalian tahu kenapa? Dia, secara sengaja atau tidak aku tidak tahu, memecahkan lightstick SEVENTEEN milikku.

Seperti ini ceritanya,

Waktu itu, aku baru pulang kerja kelompok di rumah Naya, jam menunjukkan pukul delapan malam. Karena sangat lelah, aku bergegas ke kamarku untuk mandi dan istirahat.

Saat aku masuk ke dalam kamar, aku melihat Sunghyun. Dia sedang sibuk memasukkan kedua tangannya ke kolong ranjang.

"Sunghyun?" Dia menoleh dan langsung duduk di tepi ranjang, wajahnya terlihat panik. "Ngapain disitu?"

"Ah, itu, umm, tadi.. Tadi ada.. Cicak! Ya, tadi ada cicak!" Jawabnya gelagapan, tentu saja aku curiga.

"Kau tak pandai berbohong, minggir." Aku berniat mengecek ada apa di bawah sana. Baru saja aku maju selangkah, dia menahanku.

"Aku sudah pe-we Ra, alias posisi wenak." Ucapnya.

"Sayangnya aku tak peduli." Buat yang belum tahu, aku ini keras kepala.

Aku berjongkok dan mengulurkan tangan untuk mengambil sesuatu yang ada di bawah sana.

Yang aku temukan adalah, pecahan-lightstick-SEVENTEEN-milikku.

Tentu saja aku marah.

"S-Sung--" Aku benar-benar marah, air mata menggenang di pelupuk mataku. Bukannya aku cengeng, hanya saja, aku membelinya dengan uang tabunganku sendiri.

"Mianhae, Jira!" Sunghyun memelukku sambil terus meminta maaf. Aku hanya diam, tak membalas pelukannya.

Dengan suara pelan dan dingin, aku berkata padanya, "Keluar dari kamarku."

"Jira, mi--"

"KELUAR DARI KAMARKU SUNGHYUN!" Aku membentaknya. Jarang sekali aku membentaknya seperti ini, biasanya aku tak tega.

Sunghyun melepas pelukannya, menatapku sebentar lalu menuju pintu dengan langkah perlahan. Aku terus memperhatikannya. Sebelum menutup pintu, tanpa suara dia mengatakan,

"Mianhae, Jira." Lalu pintu tertutup sempurna. Aku melompat ke kasur, menenggelamkan wajahku di bantal dan menangis. Aku berencana untuk mendiamkannya mulai besok.

I'm Here || 김성현Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang