T W O

45 10 10
                                    

Chapter ini pendek dan gaje :v
Hepi reding 💕

Sunghyun POV

Bahagia sekali aku hari ini. Walaupun tadi harus mentraktir Jira tiga mangkuk es krim--dia minta tambah satu mangkuk sebagai hukuman karena aku sudah menciumnya--tapi aku senang.

Karena aku berhasil menciumnya. Itu adalah kali pertama aku mencium perempuan selain Ibuku. Saudara perempuan? Aku tidak punya. Sepupu? Aku tidak tahu aku punya berapa banyak saudara diluar sana.

Aku disembunyikan oleh kedua orangtuaku. Karena, aku ada di dunia ini secara tidak sengaja. Kalian pasti mengerti.

Tapi aku merasa sedikit beruntung, aku diperlakukan layaknya anak-anak biasanya. Namun, empat tahun belakangan ini, mereka--kedua orangtuaku--sangat sibuk bekerja.

Saat aku bertanya, "Kenapa?"

"Ini demi masa depan kamu, Sung."

Kira-kira begitu jawaban mereka.

Dan empat tahun belakangan ini pula, yang aku lakukan setiap hari juga monoton. Tak lebih dari bangun tidur, sarapan, berangkat sekolah diantar supir, pulang sekolah dijemput supir, tidur siang sampai jam lima sore, mandi, belajar, tidur, bangun lagi, dan terus berulang tiap harinya. Sangat membosankan.

Tapi hidupku berubah. Semenjak aku naik kelas sepuluh dan meminta pindah rumah karena tak ada tetangga yang seumuran denganku. Itu fakta.

Dan yeah, inilah hasilnya. Aku tinggal di rumah abu-abu yang bersebelahan dengan rumah putih milik keluarga Han.

Kalian tahu? Tadinya aku kira aku akan berteman dengan seorang laki-laki karena melihat sebuah motor sport hitam yang terparkir di halaman rumah keluarga Han. Bahkan aku membeli motor yang sama dengan warna berbeda. Milikku berwarna merah.

Tapi, kenyataan berkata tidak. Lihat, sekarang aku sedang tiduran diatas kasur pink milik seorang perempuan-- bernama Jira--sambil bermain ponsel.

Sedangkan Jira sendiri sedang mengerjakan pe-er di meja belajar. Jangan tanya dimana pe-erku, karena sudah selesai setengah jam lalu.

Bukannya sombong, tapi walaupun kelihatannya--kata Jira--aku gila, aku gak bodoh-bodoh amat, malah tergolong pintar.

Aku sangat gemas saat melihat hal-hal yang dilakukan Jira sedari tadi. Dia hanya menekan kalkulator secara asal dan menggigiti pulpennya, sesekali juga menulis sesuatu di bukunya.

Aku menghampirinya, dan duduk di atas meja. Tinggi Jira jadi hanya seperutku. Pendek juga ya Jira. Hihi.

"Ngapain disini? Pergi sana, hush!" Jira mengibaskan tangannya di udara, bermaksud mengusir(?).

"Hari ini kau mengusirku terus, mau aku cium lagi? Kan tadi baru pipi yang sebelah, atau mau yang lebih? Kita dikamar lho sekarang, Hyunuk hyung juga belum pulang. Aku ini lelaki normal, Ra." Aku mengangkat dagunya.

"Ih, shireo!" Jira menepis tanganku. Aku tertawa.

Jira POV

"Hari ini kau mengusirku terus, mau aku cium lagi? Kan tadi baru pipi yang sebelah, atau mau yang lebih? Kita dikamar lho sekarang, Hyunuk hyung juga belum pulang. Aku ini lelaki normal, Ra." Sunghyun mengangkat daguku.

"Ih, shireo!" Aku menepis tangannya. Dia tertawa. Matanya jadi tinggal segaris.

Kok Sunghyun jadi manis? Ya ampun Ji, dia cuma temanmu. Hanya teman. Lagipula aku sudah punya Kak Jiahn, hehe. Aku ingat, waktu itu Kak Jiahn bilang,

I'm Here || 김성현Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang