F O U R

48 10 2
                                    

Sunghyun POV

Aku bingung. Sedaritadi Jira hanya diam, tatapan matanya juga kosong. Aku dan Jira sedang duduk berhadapan di atas kasur pink miliknya.

“Jira, gwaenchana?” Aku berinisiatif memegang kedua bahunya.

Tatapan matanya bergerak mengarah tepat ke bolamataku. “Sung,”

Mwo?”

“Apa yang tadi aku cium pipimu?”

Aku terbelalak. Aku jadi ingat kejadian tadi saat sepulang sekolah.

“I-iya, memang kenapa?”

Cup.

Jira, kau membuat jantungku mendesak ingin keluar. Untung kali ini tepat di pipi.

“Pipimu tidak manis. Berbeda dengan yang aku cium tadi. Katakan padaku.”

Mungkin memang sebaiknya aku jujur. “Sebenarnya, tadi kau mencium bibirku Ra. Dan itu.. Ciuman pertamaku.” Wajahku memanas lagi, uh, pasti memerah.

Jira tersenyum lalu memelukku tiba-tiba. Dia senang membuat jantungku berdebar tak karuan rupanya.

“Syukurlah.” Katanya.

“Ha? Apa maksudmu Ra?”

“Aku bersyukur karena ternyata ciuman pertamaku tidak diambil oleh Om Brengsek itu.”

Aku sedikit terbang karena ucapannya. Berarti, dia merasa tidak masalah kalau ciuman pertamanya direbut olehku. Tapi, Om Brengsek?

“Om Brengsek? Nugu? Ceritakan padaku!”

Jira melepas pelukannya padaku dan mulai bercerita.

Sialan kau Chansung!

Jira menangis lagi. Aku memeluknya dan mengusap punggungnya.

“Sstt, aku disini.”

Tak lama kemudian, isakan Jira berhenti. Aku melepas pelukan dan menghapus jejak air mata di pipinya. Seperti yang aku lakukan tadi saat pulang sekolah.

“Em, Ra,” Jira mendongak. Mataku terfokus pada bibir merah muda milik Jira, dan ibu jari tangan kananku mengusap bibir bawahnya pelan.

"Boleh aku.. Menghapus bekas Om Sialan itu?" Tanyaku hati-hati. Aku khawatir jika aku langsung menciumnya, dia akan takut padaku.

Aku melihat Jira berpikir sebentar, lalu mengangguk pelan, pertanda iya.

Perlahan aku mendekatkan wajahku padanya. Dahi dan hidung kami bersentuhan, kemudian aku menempelkan bibirku pada bibir Jira.

Tadinya aku hanya menempelkannya, tapi lama kelamaan aku melumatnya lembut. Jira juga tidak melawan, sepertinya dia menikmatinya.

Bahkan Jira memejamkan matanya.

oOo

"Ada apa hyung?" Tanyaku pada Hyunuk saat aku baru saja mendaratkan bokongku di sofa.

Tadi Hyunuk mengirim ku pesan untuk menemuinya di ruang tamu setelah Jira tertidur. Jira memang memintaku untuk menemaninya sampai dirinya jatuh tertidur.

"Aku sudah dengar semuanya, dari Jiahn hyung." Ucap Hyunuk.

Ugh, aku jadi merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Jira dengan baik.

"Maaf hyung, aku tidak bisa menjaga adikmu dengan baik."

Hyunuk menghela napas pelan.

Hyunuk menyenderkan punggungnya pada sofa. "Sebenarnya aku sedikit kecewa. Tapi mau bagaimana lagi, hanya kau yang bisa menjaga Jira."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Here || 김성현Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang