-4-

649 65 15
                                    

"Wooseok-ie! Berhenti menjahili Yuto! Aduh! Nanti dia menangis!"

Changgu menegur Wooseok yang sedang menjahili Yuto. Benar saja, baru saja dibilang, Yuto sudah menangis karena mainan yg dipegangnya direbut oleh Wooseok. Bocah itu benar-benar.

"HUWEEE~ Hyung~ Mainanku~"

"Astaga..."

Yanan berucap pelan sembari menghela nafas. Changgu yang berada di sebelahnya hanya bisa menepuk dahinya frustasi. Ia pun mendekati Yuto lalu memangku bocah itu dan menenangkannya agar tak menangis lagi.

"Hiks.. hiks.. Wooseokie nakal.."

"Cup.. cup.. uljima.. Yuto-ya.. hei.. sini.. dengarkan perkataan hyung, ya.. anak laki-laki itu tidak boleh menangis.. anak laki-laki itu harus kuat.. Yuto anak laki-laki yg kuat kan?"

Yuto menatap Changgu dengan mata sembab dan pipi yang sudah basah karena air mata. Tangannya melingkar sempurna di leher Changgu. Changgu yang tak tega melihatnya menangis pun menghapus air mata bocah kecil itu dengan sapuan tangannya.

"Sudah.. sudah.. jangan menangis lagi, ne? Yuto harus jadi anak laki-laki yang kuat.. kalau Wooseok nakal, marahi saja.. jangan mau dijahili Wooseok.. kalo Yuto menangis, Wooseok malah tambah senang menjahili Yuto.. memangnya Yuto mau dijahili terus?"

Changgu kembali menasihati Yuto dan menyuruhnya supaya tidak menangis agar tak terus dijahili Wooseok. Yuto tampak menggeleng-geleng lucu mendengar perkataan Changgu.

"Nah.. makanya.. Yuto tidak boleh me-nangis.. jja.. sudah.. sudah.. hemm.. kau ini.. duh.. sampai keluar air mata begini.. sudah ya.."

Ucap Changgu sambil menepuk-nepuk punggung Yuto. Bocah itu sendiri sudah nyaman di pangkuan Changgu jadi dia tak beranjak. Ia malah menyenderkan kepalanya di dada bidang Changgu, dan memeluknya dengan erat.

"Hei.. Yuto.. lihat ini, hyung punya permen.."

Yanan tiba-tiba mencolek pelan lutut Yuto. Ia mengeluarkan beberapa permen jelly dari kantung jaketnya. Begitu, Yanan meletakkan permen itu tersebar di lantai, Yuto menatap permen warna-warni itu dengan rasa penasaran.

"Yuto mau permen?" Tanya Changgu.

"Mau.."

Yuto menganguk sambil berucap dengan nada yang sangat pelan, nyaris seperti berbisik.

"Boleh.. Yuto boleh mengambilnya.. tapi, Yuto harus berjanji.. tidak boleh banyak menangis ya.. seperti yg tadi sudah dibilang oleh Changgu hyung.." Ucap Yanan menasihati Yuto.

Yuto tampak terdiam. Changgu dan Yanan menatap Yuto dan menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut bocah itu. Tak lama, bocah kecil itu akhirnya mengangguk pelan.

"Ne, hyung.. Yuto janji.." Ucapnya pelan.

Changgu dan Yanan sangat puas dengan jawaban Yuto. Changgu mengusak pelan rambut hitam Yuto sambil tersenyum. Yanan pun memberikan permen jelly miliknya itu kepada Yuto, dan dengan senang hati bocah itu memakan permen jelly pemberian dari Yanan.

"Hyunggu juga mau permen!" Seru Hyunggu tiba-tiba.

Oh, rupanya sedari tadi ia melihat interaksi antara Yanan, Yuto dan Changgu. Matanya langsung berbinar-binar saat melihat permen warna-warni yang dikeluarkan oelh Yanan untuk Yuto.

"Andwae! Ini punya Yuto!"

Ucap Yuto tiba-tiba, begitu mendengar Hyunggu yang juga ingin permen. Tangannya meraih seluruh permen milik Yanan dan memeluknya, tak ingin Hyunggu juga mendapat permen jelly.

Changgu dan Yanan sangat kaget mendengar sikap dan perkataan Yuto. Hei, barusan mereka tak mengajarkannya untuk pelit kepada orang lain kan?

"Hei.. Yuto harus berbagi.. tidak boleh pelit.. Hyunggu kan teman Yuto.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Triplets MaknaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang