CEMBURU

1K 29 6
                                    

Gadis dengan rambut hitam bergelombang itu setengah berlari sesekali dia mengusap air mata yang telah membasahi pipi tembamnya.

"Gisel!!!" Teriak gadis lain yang membuat Gisele mempercepat larinya.

"Gisel!! Gue bisa ngejelasin semuanya!!" Pekik gadis itu.

Gisele akhirnya memutuskan untuk berhenti, lalu berbalik menatap gadis yang tak jauh darinya. Dengan tatapan sendu Gisele melangkah mendekat.

Tangan Gisele terangkat mengusap air mata yang membasahi pipinya, "gue.. gue harusnya yang minta maaf, San." Lirih Gisele sembari menunduk.

Gadis yang dipanggil 'San' oleh Gisele langsung merengkuh Gisele dalam pelukannya.

"Sandra... Gue ikhlas...," Ujar Gisele sembari sesegukan.

"Sel, gue sama elo itu udah sahabat lama. Mana mungkin gue nusuk lo!" Tegas Sandra.

Gisele melepas pelukan mereka, "San, dia cuma gebetan gue bukan pacar gue! Jangan gara-gara gue, kalian gak bisa bersatu. Please jangan buat gue seolah-olah menjadi benalu di kisah kalian!"

Sandra secepatnya menggeleng, "gak, Sel. Gue juga gak mau gara-gara Rio persahabatan kita jadi renggang." Ujar Sandra dengan tatapan memohon.

Gisele menarik napasnya lalu menghembuskan pelan, "terima dia atau persahabatan kita berhenti sampai disini?" Ancamnya.

Sandra terkejut lidahnya tiba-tiba kelu, inilah yang ditakuti oleh Sandra, perpisahan. Sandra sangat menyayangi Gisele, sahabat yang menemaninya delapan tahun lamanya.

Pilihan yang sangat membuatnya dilema, antara cinta atau sahabat. Sandra mencintai Rio dalam diam setelah Gisele memberitahunya bahwa Gisele mencintai sosok ketua BEM di kampusnya, Danas Voctario.

Sandra tau jika Gisele sangat mencintai Rio terbukti dengan adanya perjuangan yang diberikan Gisele untuk membuat hati Rio luluh. Tetapi, apalah daya jika hati Rio hanya untuk Gisele.

Gisele masih menatap Sandra yang sedang melamun, Gisele berdehem agar Sandra tersadar dari lamunannya. Setelah mendengar deheman dari Gisele, Sandra menatap Gisel dengan tatapan sendu. Air mata Sandra terjatuh membasahi pipi tirusnya.

Gisele tersenyum tulus, "gue harap lo nerima cinta Rio!" Sandra menggeleng.

Gisele tersenyum miring, "jangan munafik! Gue tau kalo lo cinta juga sama Rio!" Tegas Gisele membuat napas Sandra terhenti.

Gelak tawa dari Gisele terdengar membuat Sandra mengerutkan dahinya bingung.

Gisele menepuk bahu Sandra seperti memberi dukungan, "balik badan!" Perintah Gisele membuat kerutan di dahi Sandra semakin terlihat.

Gisele terkekeh, "udah balik badan aja."

Sandra mengangguk lalu dia membalikan badannya terkejut saat melihat Rio membawa karangan bunga besar yang terlihat sangat cantik dan beberapa balon di tangan kanannya.

Rio tersenyum lembut ke arah Sandra. Sandra menoleh ke belakang mendapati Gisele yang menatapnya dengan senyumannya yang masih dia pertahankan sedari tadi.

"Aku gak maksa kamu, San." Suara bariton itu membuat Sandra menoleh menatap Rio yang masih menatapnya.

Sandra menoleh lagi ke arah Gisele,  Gisele mengangguk yang mengartikan untuk Sandra menerima Rio. Sandra dibuat dilema dengan pilihannya sendiri.

Sandra sudah memutuskan, dia berbalik menghadap ke arah Rio lalu menerima karangan bunga itu. Rio dibuat bahagia karena cintanya diterima oleh Sandra.

"Thank you.. thank you... I love you," kata Rio terharu, lalu Rio memeluk tubuh ramping Sandra.

"Me too, Yo." balas Sandra.

Gisele yang masih menatap mereka berdua mati-matian menahan air matanya agar tidak terjatuh. Sangat sakit melihat orang yang kita cintai memilih sahabat kita sendiri. Tapi apalah daya, cinta tidak bisa dipaksakan, terlebih Gisele sangat mencintai Rio yang berarti kebahagiaan Rio adalah kebahagiaan Gisele. Dan sekarang Rio sedang bahagia apalah Gisele merasakannya? Tentu saja tidak.

Tidak ingin pertahanannya roboh, Gisele memutuskan untuk meninggalkan Sandra dan Rio yang masih berpelukan dan melupakan dirinya.

Gisele berlari meninggalkan kampus dengan air mata yang tak hentinya mengalir. Gisele terus berlari tak memperdulikan kakinya sedang mengalami keseleo itu.

Gisele terus berlari hingga tempat tujuannya terlihat di depan mata, tekad Gisele sudah bulat. Gisele ingin mengakhiri segala kepedihan dihatinya.

Disinilah Gisele berada di rooftop gedung bertingkat. Gisele mendongak menatap langit yang mendung. Air matanya semakin deras membasahi pipi tembamnya.

Gisele menepuk dadanya yang sesak, Gisele menarik napasnya dalam lalu menghembuskan perlahan begitu seterusnya hingga ia benar-benar ingin mengakhiri semuanya.

Gisele menatap bangunan yang terlihat kecil diatas rooftop, Gisele sudah menyerah dengan kisah cintanya. Sudah tiga tahun lamanya Gisele merasakan kepedihan dalam mencintai Rio.

Gisele menarik napasnya dalam-dalam, lalu, "aaaaaaaaaaaa!!!!!!" Teriak Gisele di rooftop seorang diri.

"Aaaaaaaaa!! Gue benci Danas Voctario!! Gue sayang Sandra Diandra!!" Teriaknya sekali lagi, setelah itu perasaan Gisele menjadi lega.

Kedua sudut bibir Gisele terangkat membentuk bulan sabit, "yah benar. Gue dengan cara membenci Rio. Gue bisa mengakhiri kepedihan cinta malang gue." Gisele tertawa hambar seorang diri.

SHORTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang