- Garis Takdir -

667 12 0
                                    

Malam indah bertaburan bintang di langit. Suara hewan malam menemani malam panjang Farah dan Desta yang sedang merayakan hari jadi mereka yang ke lima tahun. Memberikan sebuket bunga carnation yang melambangkan cinta jangka panjang. Farah sangat bahagia bersama dengan Desta yang setiap harinya memberikan sebuket bunga lili yang disukainya dan selalu memberikan bunga carnation di setiap tahunnya.

"Selamat hari jadi, Miu," ujar Desta sekaligus memberikan kecupan hangat di dahi Farah.

"Selamat hari jadi, Phiu," Farah mengecup punggung tangan Desta.

Desta membawa Farah ke dalam pelukannya. Tidak pernah mereka pikirkan bahwa hubungan mereka akan berkahir panjang hingga saat ini. Desta dan Farah dipertemukan melalui pesan singkat. Berawal dari curahan hati keduanya yang memiliki nasib yang sama, akhirnya mereka berdua memutuskan menjalin kasih dan saling menguatkan satu sama lain.

"Masih betah aja sama aku," canda Farah setelah melepaskan pelukan mereka.

"Masih betah aja suka ngambek gak jelas," balas Desta tidak mau kalah.

Farah memelototkan kedua bola matanya. "Tapi aku sayang," kata Desta kemudian yang membuat Farah memanas.

"Mau hujan nih," kata Farah saat kepalanya mendongak ke arah langit malam yang menunjukkan warna keabuan.

"Mau pulang?" tanya Desta yang membuat Farah mendesah kecewa.

"Aku suka banget sama pemandangannya," ujar Farah mengungkapkan isi hatinya.

"Miu, lain waktu kita bisa ke sini lagi. Malah aku janji bakal ngajak kamu ke sky yang lainnya." bujuk Desta.

"Yaudah kita pulang aja," putus Farah kemudian.

"Miu ...."

Farah menoleh ke samping kanan, tepatnya di sisi Desta, "Jangan cemberut gitu,"

Farah tersenyum lebar memperlihatkan lesung di kedua pipinya. "Nah gitu dong."

Desta menggandeng Farah untuk segera pulang. Langit malam yang tadinya cerah berubah menjadi keabuan. Rintik hujan perlahan membasahi jalanan, beruntung mereka sudah di dalam mobil.

"Jadi dingin banget gini," ujar Farah memeluk tubuhnya mencari kehangatan.

Desta mematikan AC kemudian mengambil jaket hitam nevada yang selalu ada di jok belakang mobilnya. Disampirkan jaket itu ke tubuh Farah yang sudah bersin-bersin.

"Duh minyaknya enggak ada," kata Desta saat melihat dashboardnya.

Farah bersin sekali. "Yaudah, gak papa,"

Desta menggosok telapak tangan Farah agar kekasihnya merasa lebih hangat.

"Kita jalan sekarang ya?"

Farah tidak sanggup untuk menjawab karena hidungnya terasa sangat gatal yang selalu ingin bersin.

Desta melajukan mobilnya membelah jalanan yang kini sudah basah karena hujan semakin deras. Sesekali kilatan cahaya dan guntur berpadu menjadi satu. Suara guntur yang besar membuat Farah merasa takut. Desta tidak membiarkan kekasihnya merasa ketakutan.

"Miu ...." panggilnya.

Farah menoleh ke samping kanan. "Aku takut,"

Tangan kiri Desta meraih tangan Farah, menyalurkan kehangatan sekaligus menghilangkan rasa takut yang ada di diri Farah.

"Ada aku."

Ponsel Desta bergetar menandakan adanya telepon masuk. Desta melepaskan genggamannya, dilihat siapa yang meneleponnya ternyata adalah mama Farah.

SHORTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang