Tiga

14 2 0
                                    

Semua berawal dari ketidak sengajaan bertemu hingga ketidak sengajaan dalam mencintai

~kimberly queenzy

***

       Cahaya lampu sedikit demi sedikit berusaha menyesuaikan mata Kim yang sudah tertutup beberapa menit. Kepalanya masih terasa pening.

       Apa yang sudah terjadi?
        Oh iya, kepala gw kena bola

       Kim berusaha memasang posisi duduk di ranjang UKS itu. Tangannya masih memegang kepalanya yg masih terasa muter muter.

         "Lo udh sadar?"

        Suara serak lembut dari pintu membuat kim menolehkan kepalanya, menatap sosok siapa yang datang.  Reffan

        Kim kembali menatap lurus kedepan, mengingat bagaimana dia tadi saat pingsan ditengah taruhan. Mungkin jika keadaannya skrg tidak lemah seperti ini, reffan sudah melayangkan beragam ejekan khas bibir tipisnya.

       Reffan duduk di kursi samping ranjang, tangan kanannya memegang alat alat P3K.

       "Sini"

      Tanpa aba-aba Reffan membenarkan posisi duduk kim agar mengahadapnya. Ia mengobati luka biru di dahi Kim.

      Kim berusaha menelan Saliva nya dg susah payah. Mulutnya kelu untuk berkata-kata. Mungkin jika diukur penggaris, sekarang jaraknya dengan Reffan hanya 5 cm. ia menatap wajah konsentrasi Reffan yang tengah mengobati lukanya. Yaa mungkin luka nya memang sangat sakit tadi, namun dengan posisi seperti ini, luka di dahinya, seakan akan sudah sembuh 7 hari yang lalu.

       Sudah 2 tahun ia menyimpan perasaan ini. Sejak awal SMA, ia memang sudah tertarik dengan Reffan, bahkan ia rela masuk ke exkul basket, yaa walaupun 50% alasannya karena basket adalah prioritasnya.

        Namun, sampai sekarang.. Perasaan itu hanya bertepuk sebelah tangan, mau bagaimana pun, reffan hanya menganggap dirinya sahabat dan tidak lebih. Lagipula jika ia memberi tahu bagaimana perasaannya, malah akan menyebabkan renggang di hubungan keduanya.

       Setidaknya kita sering bersama, meskipun gak dengan hati lo.

       Sudah tidak asing bagi Kim di film-film yang dia tonton , dan novel-novel yang ia baca, tentang menyimpan perasaan terhadap sahabat sendiri. Namun ending mereka selalu bahagia. Dan bagaimana dengannya? Hanya seorang wanita tomboy, yg bahkan kodratnya sebagai wanita sudah tidak ada lagi di mata penghuni 1 sekolah.

         "Maafin gw ya"

Mata khawatir Reffan menatap dalam mata Kim.

        "Iya elah santai. Gak ngapa kok gw" senyuman di bibirnya langsung berubah menjadi tatapan garang, "lo itu katanya ahli basket, tapi bisa salah lemparan. Masih mending gw cuma memar, coba kalo smpe bocor atau di amputasi, gw amputasi otak lo"

       Reffan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, " Yaa tadi tiba tiba gw salah fokus"

       Kim hanya mengendus pelan, tiba tiba Reffan duduk di ranjang samping Kim.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My PersonalityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang