Reason

154 10 1
                                    

B L O O D


.

Chapter 5 : Reason

.

Everyone have their own reason for doing something, despite it good or bad, you have no right to judge their choice, — Im Jaebum.

Matahari masih malu-malu menampakan rupanya, tetapi, seorang pria sudah sibuk berkutat dengan tumpukan map dan kertas-kertas tebal yang perlu ditanda tangani.

Di depannya, terdapat sebuah papan nama yang terbuat dari kaca bertuliskan Im Jaebum — CEO

Jaebum termasuk orang yang workaholic, dia terus bekerja untuk menjauhkan otaknya kembali mengingat rasa bersalah dan penyesalan yang terus menggerogoti hatinya yang telah sangat lama membeku.

Hidup abadi itu terkadang menjadi sebuah kutukan untuknya, Jaebum harus tetap melanjutkan hidupnya walaupun silih berganti orang-orang yang ia kasihi pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Bahkan yang juga sama-sama abadi pun juga tidak ada sisinya saat ini, Jin Hielin, atau harus kah dia memanggilnya Jung Harin?

Dia pertama kali melihat Harin saat tak sengaja menabrak wanita itu di sebuah pasar ratusan tahun silam.

Iris sapphire blue nya seolah membius Jaebum saat pertama kali menatapnya. Begitu dalam dan dingin seperti danau balkai yang tengah membeku.

Orang-orang bilang pernah bilang padanya untuk hati-hati tentang cinta, karena terkadang jatuh cinta itu membutakan, tetapi dia ceroboh dan jatuh cinta pada orang yang salah.

Hiruh-pikuk kehidupan sebuah desa entah kenapa terasa membahagiakan untuk Jaebum.

Dia bahagia karena akhirnya dia bisa pergi menjauh dari markas para hunter yang berada ditengah hutan gelap dan dikategorikan sebagai daerah terlarang untuk manusia.

Lagipula, dia bukan manusia. Jaebum adalah salah satu dari sedikit half blood atau bisa disebut di dalam tubuhnya mengalir darah vampire dan werewolf disaat bersamaan.

Half seperti dirinya adalah yang paling langka karena darah vampire dan werewolf saling melemahkan satu sama lain, tetapi kalau untuk mereka yang bisa bertahan, hal tersebut malah semakin mereka kuat.

Duk!

Karena tidak fokus dengan jalan yang ia lalui, Jaebum tak sengaja menabrak seorang wanita berjubah merah gelap.

"Maaf" ucap Jaebum singkat.

Wanita itu hanya mengangguk singkat tanpa memandang wajah Jaebum sedikit pun dari balik tudung kepala yang ia gunakan.

Barang milik wanita itu tercecer berhamburan diatas tanah. Karena merasa bersalah Jaebum Jaebum membantu wanita itu mengemasi barangnya.

Plak!

Tangan Jaebum ditepis dengan kuat sampai-sampai menimbulkan angin yang cukup untuk menggerakan tudung kepala wanita itu.

B L O O DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang