Hari ini aku berkemas barang-barang milikku, aku memilah satu persatu barang yang menurutku wajib di bawa. Seperti senter, pematik api, panci, dan masih banyak lagi. Aku juga memilih sepatu boot terbaik agar perjalanku nyaman, di banding persiapan untuk berkunjung ke universitas aku malah lebih bersemangat mengikuti ide gila Galen untuk berpetualang di hutan nanti.
"Nak, bukankah kamu tidak akan menginap berhari-hari di hutan kenapa bawaannya banyak sekali?" Tanya Mama sembari menatap barang-barang yang aku bawa.
"Tetap aja kita perlu safety kan, Ma?"
"Benar juga, oh iya mama sudah masak untuk makan malam kalau sudah selesai langsung saja turun ke bawah untuk makan ya." Kata Mama sembari mengusap lembut rambutku.
"Oke siap Ma!" Seruku sembari mengacungkan ibu jari dan terkekeh.Mama-ku itu yang terbaik dalam urusan memasak, makanannya sangatlah enak. Mama-ku seorang chef dan ia mengelola restoran, tidak heran kalau jago bukan? Aku segera turun setelah membereskan barang-barang milikku, aku menyapa Papa yang tengah duduk di meja makan untuk bersiap makan malam.
"Hai Pa,"
"Hai Cera, ayo sini kita makan bersama."
"Wah kelihatannya enak nih!" Aku sangat bersemangat melihat menu makanan hari ini, langsung mengambil piring dan menuangkan nasi.
"Bukan main sih ini masakan ibu chef kita, hahaha." Kata Papa, aku ikut terkekeh terlihat Mama juga ikut terkekeh bersama."Cera katanya besok mau karyawisata?" Kata Papa, aku mengangguk.
"Dia udah berkemas-kemas dari tadi, barangnya banyak sekali yang dibawa." Kata Mama sembari tersenyum.
"Wah enggak terasa anak Papa sudah mau lulus ya, perasaan dulu kamu masih kecil sekali." Kata Papa, aku tersenyum. "Kamu sudah pikirkan mau kuliah dimana Cera?" Tanya Papa kemudian.
"Untuk saat ini belum Pa,"
"Oh baiklah tak apa masih ada waktu, nanti kamu bilang saja pada kami mau pergi kuliah ke kampus mana." Ucap Mama, aku mengangguk mengerti. Papa dan Mama-ku ini sangat baik, Papa orangnya seru dan mama itu sangatlah penyabar. Aku sangat menyayangi mereka, aku ingat sekali wajah khawatir mereka ketika saat kecil aku sakit.****
Aku berdiri di terotoar sembari melihat anak-anak lain yang sibuk bersua foto sebelum naik ke buss, aku masih menunggu mereka menyingkir dari sana agar aku dapat menaruh tas bawaanku di bagasi buss. Di seberang sana tepatnya di pohon besar aku melihat sosok bertudung hitam beberapa hari lalu itu muncul, lalu melambaikan tangan padaku dan tersenyum.
Aku melirik kanan kiri memastikan apakah yang lain melihatnya juga, nampaknya yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing dan tidak ada yang melihat sosok misterius itu.
"Hai Cera," suara Elian mengejutkanku, aku kembali melihat ke arah pohon itu wanita misterius itu masih ada dan tetap tersenyum.
Elian menatap ke arah yang sama, lalu meliriku. "Apa yang kamu lihat?" Tanya Elian sembari menatapku, aku segera menggelengkan kepalaku sebelum benar-benar di cap gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
RATIODUWN
FantasyApa yang kalian pikirkan saat mendengar kata 'Dunia Sihir'. Bagaimana jika sebenarnya dunia yang kita tinggali ini memiliki sisi lainnya yang menakjubkan? Namaku Cera, remaja yang duduk di bangku SMA kebetulan ikut Karyawisata dengan anak yang menye...