Part 2 Rizki

640 42 3
                                    

Oh iya, info buat reader. Klo judulnya nama orang berarti POV dia.
.
.
.
.
.
.
.
.
KEMBARANKU
.
.
.
SELAMAT ME-READ
😅
Jangan lupa di Rate comment
.
.
.

___Sebelumnya

Setelah selesai, aku bergegas keluar dan menemui mereka.

"Haii.." Ucapku mendekat ke mereka.
"Lho.. Ris, Bukannya lu udah pergi tadi." Kaget Aulia
"Iya, Tadi kita liat elu nyelononh pergi aja ga pamita sama kita-kita" Tambah Lesti.
"Wait-wait.. Kan aku pergi ketoilet. dan aku juga izin sama kalian." Belaku.
"Eh tapi bener deh.. dia pergi ke toilet. tapi kok kita liat kamu keluar." Kata Putri.
.......

"Ih.. yang bener kamu put, aul, les?" Tanyaku Ragu.
"Iya." Jawab Aulia.

"Udah-udah... Gausah dibahas oke. mungkin kita salah liat. Aku mau pulang mau less piano." Lerai Lesti.

"Yaudah, aku juga mau pulang. ya kan put?" Tanya Aulia ke Putri.

"Eh? Euhmm.. Iya.. Aku pulang. capek. tadi ngurus banyak dokumen." Kata Putri.

Kemudian kitapun berjalan menuju ke meja kasir dan membayar nominal yang telah disebutkan.
"Baiklah.. Terimakasih buat kalian semua. terutama Lesti. udah ntraktir aku. hhehe.." Ucapku.
"Bu-Bukan apa-apa kok." Kata Lesti memalingkan pandangan.
"Ya, Kita duluan ya.. Pai-paii.." Ucap Aulia melambaikan taangan dan keluar dari Cafe.
Begitupun dengan lesti. dia mengucapkan salam perpishan sambil melambaikan tangan kepadaku.

And now, I'm Alone. :( Aku berjalan ke halte bis yang beruntungnya dekat dengan CATafe. tak lebih 15 menit Bus pun datang, ya karena ini emang jawdwalnya. Aku duduk di dekat jendela agar aku bisa melihat indahnya pemandangan kota ini pada waktu sore hari.

kutatap matahari terbit yang mulai menyembunyikan dirinya di dalam kumpulan-kumpulan awan putih nan tebal. Seolah-olah untuk menggantikan posisina pada sang rembulan malam. Tak lama Angkasa mulai menggelap, beberapa lampu-lampu kota mulai menyala satu demisatu seakan menyambut datangnya sang rembulan.

ku bersender, dan membuang nafas setelah merenungi diriku yang kesepian ini. walaupun aku mempunyai banyak teman di sekolah, tapi rasanya masih ada yang kurang dihati ini. kuelus dadaku dan kuucap dalam batin. "Apakah aku membutuhkan seseorang lagi?"

Buspun berhenti di halte dan akupun masih berjalan sekitar 100 meter lagi untuk menuju ke apartemen kecilku. papaku ntah kemana ia pergi, sehingga aku hidup berdua dengan mama. tapi, mamaku meninggal saaat aku usia 10 tahun akibat kecelakaan. sehingga aku harus hidup bersama teman ibuku. walaupun sekarang aku masih dibiayai dengan dia, aku berjanji akan membalas Bu Anna, ibu Angkatku. :')

Akupun sampai, Apartemen kecil ini aku berteduh. ruangan berluaskan 10x15 meter ini aku tidur dan beraktivitas sehari-hari. tidak ada tv, tapi aku masih punya Hp sebagai penghiburku saat aku kesepian. ya biasanya si aku memainkan musik.

Setelah aku ganti baju, aku menjatuhkan diriku ke kasur. kutatap langit-langit apartemen ini dan tak sengaja aku tertidur.

_keesokan harinya_

"Terimakasih buat teman-teman yang sudah hadir dalam Rapat Osis ini. Kali ini kita akan membahas .... tahun ini. menurut kalian gimana?" Jelasku kepada anggota osis.
"hmm.. Bagaimana kalo kita buatnya di luar. asikk" Kata salah satu anggotaku, Sri.
"Ini kan acara pengenalan sekolah, jadi menurutku dilakukan di halaman sekolah." Opini Hendra.
"Anu Ketua Osis, menurut data sekolah, emang berapa siswa yang mendaftar?" Tanya salah satu anggota.
"Mungkin hampir 100 orang. mungkin kalo saya tak lupa" Jawabku, hhehee.
"Oh iya, mungkin dari Bendahara ada Usulan?" Tanyaku pada Bendahara Osis, Agung.
"Mungkin menurut saya, untuk acara ini sebaiknya tidak terlalu memakan banyak anggaran. karena anggaran saat ini dapat saya kirakan untuk acara inti dan mungkin game-game yang sederhana."
"Acara Inti?" Sahutku.
"Iya ketua, untuk konsumsi pemateri sama peserta. kalo game hanya untuk membeli macam-macam alat. itupun kalo kita mengusulkan game-game baru." Jelas Agung.

....

Kemudian, hari itu dimulai ...

KembarankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang