His Metanoia

755 174 18
                                    

Hala Eartha, 12 Januari 1994.

Tak ada yang spesial, hanya seorang pribadi yang semesta hadirkan dalam sebuah keluarga kaya raya yang berantakan.

Sebuah keluarga bahagia yang menyambut kehadirannya adalah gambaran yang telah takdir hancurkan sejak masa kanak-kanaknya, dan itulah yang akhirnya membentuk karakternya.

Kesepian, kesendirian dan rasa tertolak sudah menjadi teman tak kasat mata diantara perjalanan masa kecilnya yang penuh kekangan.

Takdir itu lucu dan konyol baginya, karena setelah puas bermain-main dengannya takdir itu meninggalkannya sendiri.

Membuatnya dengan segera sadar kenyataan bahwa ia tak bisa mengharapkan siapapun selain dirinya sendiri, jadi ia bekerja keras.

Mengorbankan banyak hal yang seharusnya bisa ia nikmati hanya untuk terus bekerja keras, belajar dan berlatih dua kali lebih keras dari orang lain.

Tak peduli bahwa ia selalu sendirian, baginya hidupnya terlalu keras untuk bisa ia bagi bersama orang lain.

Semua orang mengenalnya sebagai pribadi yang kaku, tertutup dan tak tersentuh.

Diantara ia yang tengah menikmati hasil kerja kerasnya selama ini sendirian, ia bertemu dengannya.

Gadis dengan nama serupa bulan yang secara unik kuat tapi sangatlah lemah, gadis yang mau merepotkan diri mengenalnya lebih jauh.

Sosok yang tak masalah berbagi kesusahan dan kesenangan bersamanya.

Gadis yang selalu nampak antusias untuk mengenalkannya banyak hal yang tak bisa ia mengerti tentang hubungan antar manusia, tak peduli ia menolak atau bahkan mengacuhkannya.

Ia lupa rasanya percaya dan bergantung pada orang lain, hingga gadis itu memujinya dengan tulus untuk pertama kali.

Lalu dengan cara aneh yang tak bisa dinalarnya, ia tersentuh. Merasa di perhatikan dan di cintai dengan cara yang tak pernah ia rasakan.

Rasa yang berhasil membuatnya berantakan diantara hidupnya yang teratur, atau bahkan rasa yang membuatnya memiliki alasan untuk sekedar tertawa.

Ya, gadis itu bagaikan bulan di hidupnya, saat yang ia lihat hanyalah kegelapan.

Saat yang ia pikirkan hanyalah bekerja keras tanpa tujuan. Bahkan saat ia tak mengerti banyak hal telah ia lewatkan selama ia sibuk menata takdirnya sendiri.

Ia lupa bahwa dunia ikut bergerak sepertinya, tapi saat ia melihat gadis itu nampak sangat bahagia.

Ia yakin bahwa bumi telah berhenti bergerak dan tertuju pada gadis itu.

Atau mungkin hanya buminya?

Hidupnya, dunianya. Takdir yang telah berusaha ia tolak dahulu.

Kemudian, saat ia membawa gadis itu untuknya. Menyimpannya untuk dunianya sendiri.

Ia tak tahu ia bisa menjadi begitu menyeramkan demi melindungi bulannya.

Karena baginya hanya gadis itu. Sosok yang berhasil membuatnya berhenti dan peduli.

Sosok yang membuatnya ingin menjaga dan melindungi.

Karna bagi Eartha, seorang Laluna lebih dari sekedar bulan yang bersinar dalam kegelapannya.

Karna bagi Eartha, seorang Laluna lebih dari sekedar bulan yang bersinar dalam kegelapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang