004

1.9K 198 66
                                    

“Oke, pagi ini saya akan kirimkan daftar kelompok untuk tugas yang saya berikan. Kalian bisa cek di email kalian masing masing beberapa detik lagi, ya. Selamat siang,” Kata Mrs. Walker, guru sejarah dikelasku sekarang. Aku pun membereskan buku buku ku kemudian beranjak keluar dari kelas.

“Stella! Kita sekelompok,” Ucap seseorang memanggilku.

“Zayn? Beneran?” Tanyaku setelah membalikkan badan. Aku pun mengecek email dari Mrs. Walker. Senyumku mengembang ketika melihat nama Zayn berada diatas namaku, tapi senyuman itu tidak tahan lama setelah mengetahui daftar nama dibawahku.

“Kenapa Stel?” Tanya Zayn sambil menyisir rambutnya kebelakang.

“Eh, enggak kok. Ya udah aku duluan ya,”

“Yaudah bareng yuk, sambil ngomongin tentang tugas nya,” Ucap Zayn menyamakan langkahnya dengan langkahku. God Damn It! Aku. Jalan. Dengan. Zayn. Sekarang.

“Jadi kita mau ngerjain dimana nih?” Tanya Zayn sambil memasukkan tangannya ke saku.

“Aku sih ngikut kam—maksudku ngikut kalian aja,” Balasku menatapnya.

“Nanti lo hubungin si Andrea ya, kenapa sih dia gak masuk?” Tanya Zayn. Sepertinya dia penasaran banget sama Andrea. Ya, tadi senyumanku memudar karena daftar nama di bawahku adalah nama Andrea. Aku bingung, merasa senang atau sedih. Senangnya, si Andrea kan pinter, jadi aku gak perlu mikir susah susah. Sedihnya, kalian tau lah ya.

“Tanya Niall dong. Dia kan kakaknya, pasti lebih tau.” Jawabku ketus sambil memalingkan mukaku.

“Apa mungkin gara gara kemarin dia kesandung di depan rumahnya ya, tapi ga mungkin deh. Masa gitu doang ga masuk.” Kata Zayn sambil melihat anak cheers yang sedang latihan di lapangan.

“Kok tahu?” Tanyaku sedikit penasaran. Zayn gak mungkin tahu kan, kecuali dia pergi kerumahnya.

“Kemarin gue main ke rumah Niall, pinjem DVD” Jawab Zayn beralih menatapku.

“Oh” Akupun mempercepat langkahku darinya.

“Eh gak usah jealous dong, HAHAHAH” Seru Zayn menyamakan langkahnya sambil tertawa. Hah? Tumben dia tertawa. Entah mengapa aku ikut tertawa melihatnya. Duh, sepertinya aku benar benar menyukainya.

“Oke, kita ke rumah Andrea sekarang.” Ucapku setelah kita sampai di parkiran. Karena aku dan Zayn sama sama membawa mobil, maka kami mengendarai mobil kami masing masing.

Akupun turun dari mobilku kemudian menguncinya dari luar setelah sampai di depan rumah Andrea.

“Z, kamu ngapain?” Tanyaku saat melihat Zayn memasuki halaman rumah Andrea sambil membuka sepatunya.

“Eh, enggak. Cuma mau nyoba gimana rasanya buka sepatu sambil jalan,” Jawab Zayn kemudian melanjutkan aksinya.

Beauty and The Best [ pending ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang