3. indigo (a)

1.3K 149 27
                                        

Warning: Oneshot, College! AU, modified canon, seperti tertera pada judulnya; awas merinding. 😂

A/N: Jika kamu punya kecenderungan mudah terpengaruhi sesuatu yg kamu baca, kindly play the multimedia section ❤️ selamat membaca.

Seingat Taehyung, dia mulai bisa melihat mereka yang tak kasat mata sejak berusia 17 tahun. Merasakan keberadaan makhluk astral, itu hal lain lagi.

Sejauh ingatannya bisa digali; di antara lembaran tugas dan catatan yang terekam jelas seperti fotokopi dalam kepala, teman mainnya berlari dan bersepeda, pekik tangisnya kala dijahili sang kakak, selalu ada bisik-bisik halus dalam setiap harinya.

Bisikan misterius itu tak pernah absen menyertai setiap kegiatan yang ia lakukan, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Papa dan mama Kim sudah membawa ke lima Dokter THT di lokasi berbeda tapi semuanya sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada hal berarti yang mengganggu indra pendengaran Taehyung.

Sering kali Taehyung menimpali suara asing tersebut, karena dia jelas mendapatkan sahutan setiap menjawab. Beruntung Taehyung anaknya cepat menyerap hal baru, sehingga saat kedua orang tua bilang kalau ia tidak boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan tanpa sosok itu sembarangan, dia menurut tanpa banyak bertanya.

Keunikannya baru mendapat titik terang saat ia dan sang kakak, Taemin, menghabiskan liburan musim panas di Daegu. Kala itu, abangnya sudah terlelap di teras, Taehyung terus saja berbincang karena yang didengarnya tidak lain adalah suara cempreng Taemin.

Nenek Kim yang memergoki, kemudian tergopoh mendekat dengan manik keriput berkaca-kaca. Bilang jika kemampuan Taehyung adalah warisan dari suaminya, sang kakek, yang tidak lain adalah seorang veteran perang.

Adalah hal lumrah dalam peperangan untuk mendayagunakan segala sesuatu menjadi senjata untuk melakukan pembelaan, termasuk bantuan non-fisik dari makhluk astral. Perang memang selalu memiliki dampak tidak langsung, contohnya Taehyung yang mendapatkan warisan kemampuan tanpa pernah menginginkannya.

Sejak saat itu Kim Taehyung, kelas 3 SD, bertekad untuk mengabaikan semua suara asing yang didengarnya karena tidak meyakini keberadaan makhluk tak kasat mata.

...


17-tahun-Taehyung baru sampai di depan sekolahnya pukul 5 sore.

Agenda pengukuhan anggota ekstrakurikuler Japanese Club mengharuskan mereka yang baru bergabung untuk turut serta. Dari selebaran yang Taehyung terima, mereka akan menginap di sekolah untuk melakukan beberapa hal malam nanti. Mengakrabkan antar anggota, sebut saja begitu.

Mungkin akan terasa seperti perkemahan Sabtu-Minggu, benak Taehyung melayang ke masa kanak-kanaknya. Masih jelas dalam ingatan saat kelas 5 dulu, mengikuti kegiatan menginap semacam ini di sekolah. Tentu saja tak mudah dilupakan, karena itu pertama kalinya Taehyung berada di lingkungan luar malam hari.

Pertama kali suara makhluk-makhluk astral terdengar begitu jelas dan lantang di telinganya. Tanpa ia bisa mendengar suara orang-orang di sekitar. Sebut saja ia melamun saat itu, keadaan transisi yang membuat kesadarannya di ambang batas. Karenanya, Taehyung menarik kesimpulan bahwa dia tidak boleh kehilangan konsentrasi sama sekali. Pikirannya haram kosong, sedikit saja ia lengah, suara mereka bisa kembali terdengar.

Ada mitos berkembang, jika batas antara dunia manusia dan 'dunia lain' akan menipis pada keadaan tertentu. Satu, saat hujan gerimis ringan dengan sinar mentari masih benderang. Dua, saat peralihan hari; yakni dari malam ke pagi, dan saat surya kembali ke peraduannya.

vminizm [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang