chapter 18

1.1K 63 0
                                    

Pukul 6.15 Radit sudah sampai dirumahku, menjemputku untuk berangkat sekolah bersamanya. Dia ini terlalu rajin. Tapi sayang, rajinnya hanya kadang kadang saja tidak setiap waktu.

Aku berjalan keluar rumah setelah berpamitan pada mama. Aku melihat Radit sedang menungguku sambil bersandar di mobilnya dan mengobrol bersama Mang Gusti.

"Lama ga?" Tanyaku mendekatinya.

"Engga." Jawab Radit seraya berdiri dari sandarannya. "Yok berangkat!"

"Mari Mang ." Ucapku dan Radit bersama-sama kemudian memasuki mobil.

Jalanan menuju sekolah begitu sepi pagi ini, tidak seperti biasanya yamg selalu macet. Dalam perjalanan, aku dan Radit mengobrol tentang apa saja. Bahkan yang tidak penting pun kami obrolkan.

"Lo cerita apa aja sama Mang Gusti?" Tanyaku seraya menatap Radit.

"Engga cerita." Jawab Radit lansung. "Dia cuma nanyain gini: mas, pacarnya neng Cleo ya? gitu."

"Terus lo jawab apa?"

"Gue jawab: kira kira saya pacar Cleo bukan?" Sahut Radit.

"Terus Mang Gusti bilang apa?" Tanyaku bersemangat.

"Iya, gitu katanya." Jawab Radit masih dengan tatapan fokus pada jalanan, tetapi dia tersenyum. Aku bisa melihat dari sudut bibirnya. "Terus dia bilang: cocok kok mas, semoga langgeng ya. Gitu."

"Yaampun sok tau banget deh Mang Gusti." Ucapku terkekeh dan Radit juga.

"Terus gue amin aminin aja deh." Ucap Radit masih dengan keadaan tersenyum. Masih pagi seperti ini, dia sudah bisa menghibur ku.

Setelah sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya kami sampai disekolah juga. Cepat ya? Iya. Jalanan sangat sepi dan tau sendiri lah kalau Radit membawa mobil sudah seperti pembalap, tidak peduli dengan sekitarnya.

Aku dan Radit memasuki sekolah bersama sama, ternyata disekolah sudah ada beberapa siswa yang datang. Tidak beberapa, tapi banyak. Tumben. Radit mengantarku sampai depan kelas walaupun itu mengalang jauh dari kelasnya.

"Lo ngga usah nganterin sampe kelas juga gapapa kali." Ucapku tersenyum saat kami tiba didepan kelasku.

"Kan kemarin gue bilang gue mau ngenterin lo." Sahutnya. "Ya gue harus anterin lo dan pastiin lo selamat sampai kelas dong."

"Makasii."

"Yauda gue kekelas dulu ya." Ucap Radit dan aku mengangguk seraya melambaikan tangan. Radit melambaikan tangan dan pergi.

Aku memasuki kelas yang sudah ada beberapa orang didalamnya. Aku duduk dibangku ujung belakang karena pelajaran hari ini tidak enak, jadi nanti aku mau tidur saja.

Aku menunggu bel masuk dengan memainkan handphone ku. Setelah 10 menit, Dinda datang. Dia bersama Sean, aku melihat mereka bersama sampai didepan kelas. Tapi tidak tau mengapa, aku tidak suka melihatnya.

"Cleoo!" Dinda menghampiriku dan aku hanya tersenyum saja. "Lo kemarin kenapa ga masuk? Gue cariin tau."

"Ada acara." Sahutku langsung. Sejujurnya aku sedikit malas padanya, tapi melihat mukanya yang menggemaskan, itu membuatku tidak bisa mengabaikannya.

"Ohh gue kira kemana." Ucapnya seraya duduk didepanku karena hari ini aku akan duduk bersama Maddi. "Hp lo kemarin ilang ya? Pantesan gue chat kok ga jawab."

"Iyaa hehe."

Pasti dia mengetahuinya dari Sean. Hmm. Sudah bercerita apa saja dia pada Sean tentangku? Aku tidak ingin berprasangka buruk, mudah mudahan yang baik-baik saja yang dia ceritakan.

Miracle | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang