Sore hari, gadis berambut sepunggung itu melebarkan bibirnya membuat senyum segirang mungkin. Dia baru saja menerima kabar baik melalui email yang menyatakan mulai besok dia diterima bekerja di sebuah Konsultan Pernikahan. Menjadi seorang sekretaris pribadi dari si Konselornya sendiri.
Sudah dua bulan ini dia menganggur, sebelumnya dia sempat bekerja di kedai kopi milik Tante-nya, itu pun hanya mengisi waktu luang usai dia lulus dari Akademi Sekretaris. Wajar sekali dia senang, ini adalah babak nyata dalam hidupnya, bekerja di dunia luar.
Masih sambil tersenyum, dia mulai menyiapkan segala sesuatunya untuk esok. Dari mulai baju, celana hingga sepatu. Dia berkaca dan memilin rambut sebahunya.
Berdiri tegak, dia berpura-pura sedang bertemu calon bosnya. Berlatih kata. Bergumam.
"Selamat pagi, saya Aniza."
Begitu terus sampai sejam kemudian. Dan begitu dia merasa cukup puas, dia menarik napas panjang dan berucap doa.
"Bismillah, semoga berhasil besok, Aniza Sarasvati."
YOU ARE READING
Blushing For Two
RomanceAniza tidak percaya pernikahan. Dia mampu jatuh cinta, namun ketika harus dihadapkan pada keseriusan, dia justru ketakutan. Ironisnya, dia bekerja di sebuah konsultan pernikahan dengan bos bernama Liam, yang juga tidak mempercayai pernikahan, padah...