DITO POV
2 minggu setelah berada di Jawa...
"Hmm... sepinya." gumamku.
"Gak ada si jange ama Aji, rasanya beda banget." sambungku.
"Walaupun kau bisa menghubungi mereka dengan telepon, apa rasanya masih sama ?" tanya Josh yang tiba-tiba muncul dan duduk disebelahku, menghadap lurus ke luar balkon kostan yang terhampar perkebunan karet dan tebu yang cukup luas dan sangat menenangkan.
"Tidak sama, Josh." jawabku sembari masih menatap lurus ke arah perkebunan itu.
Kini, aku (beserta Josh tentunya) telah menempati sebuah kost sederhana nan minimalis (ciah elah bahasanya >_<).
bangunan beton tingkat 2 yang memiliki 6 buah kamar ini sempat menarik perhatianku dan juga Josh. Selain karena rekomendasi dari pak de ku yang katanya harga bayarnya terbilang 'tidak menguras kantong' , suasananya yang nyaman dan juga letaknya yang cukup strategis. Tidak jauh dari kampus tujuanku dan pusat kota, serta tidak jauh juga dari daerah tempat tinggal sanak familiku berada, yang akhirnya Josh mengusulkan padaku bahwa hunian ini cocok untukku dan dia.
So, tanpa perlu berpikir lebih lama lagi aku pun langsung menemui pemilik kostan ini, sedikit berbasa-basi mengenai tempat ini sebelum akhirnya aku bisa memilih sendiri kamar yang ingin ku tempati. Yah, memilih kamar olehku sendiri memang hal yang tidak bakalan terduga olehku sebelumnya. Namun menurut informasi yang ku dapatkan dari pemilik kost ini, ternyata kost ini belum banyak yang tahu dan baru hanya 2 orang penghuni saja yang telah menempatinya (ditambah kehadiranku jadi bertambah menjadi 3 orang).
Mataku tertuju pada kamar yang terletak dilantai 2 paling ujung, aku sangat ingin menempati kamaritu. And finally... here I am.
Duduk santai namun bukan dipantai (ya iyalah kan lagi dikostan dodol -_-).
okeh aku ralat, duduk santai dibalkon kamar bersama Josh sambil menikmati udara pukul 4 sore dengan disuguhkan pemandangan hamparan kebun karet dan tebu yang memanjakan mata.
Aku beranjak dari balkon kamar menuju tas ranselku, membukanya, dan mengeluarkan laptop serta mini speaker dari dalam ransel. Setelah menset mini speakerku dan mengaktifkan sistem laptopku, aku pun menyetel musik dalam playlist pemutar musik di laptopku yang rata-rata lagunya lagu barat semua :v yaa ada sih lagu Indonesia nya cuma kebanyakan lho ya lagu yang kumiliki memang koleksi lagu-lagu barat. Turunan dari ibu kandungku yang gemar menyanyikan lagu barat tempo 70 sampai 80-an, namun berbeda genre denganku yang gemar akan lagu barat yang memiliki beat ajib sehingga sekalinya mendengar alunan musik yang terekspos bebas ditelinga, maka secara otomatis anggota badan yang lain pun ikut terkena efeknya ^_^
Dan oh iya, kebanyakan playlist lagu ku ini berisi lagu-lagu dari penyanyi yang dijuluki The Queen of Rap.
Hohoo... you know who is she guys ?
Well... mestinya sih kalian tahu (ah kalo kaga tau juga gak bakalan merubah reputasi readers kok kan ? :v wkwk apasih -_-)
Yup, it's my queen ! Nicki Minaj :* :* :*
Entah mengapa juga aku begitu sangat memujanya (gak sampe memuja-muji kek spongebob memuja kerang ajaib yak), namun ketika pertama kali mendengar lagu yang 'ada' Nicki Minajnya, sudah pasti akan ku unduh dan ku simpan dalam playlist.
Okeh cukup buat mengenal lebih jauh tentang kefanatikan ku ini terhadap Ma' Queen ! ^_^
Yang jelas, aku menyukai caranya me-rap kan lagu dengan beat yang uuh... ajiib !
Kali ini aku mendengarkan lagu yang dibawakan oleh Lil Uzi Vert yang berkolaborasi dengan Ma' Queen – The Way Life Goes (remix).
KAMU SEDANG MEMBACA
a Beautiful Thing is Never Perfect
JugendliteraturSebuah kisah cinta retcheh dua mahasiswa yang alurnya absurd, aneh, geli & iuh dengan struktur & tata bahasa yang katchau (maklum baru pertama kali nulis cerita macam nii :v) Ini cerita tentang cinta 2 insan muda belia yang atu guantengnya ajib + bo...