*beberapa orang berlari dihutan*
"cepatlah sebentar lagi kita sampai" ucap ketua kepada seluruh anggota.
Ivan, namaku adalah ivan. Aku keluargaku, dan seluruh temanku hidup dimasa peperangan, zaman dimana setiap ras memperebutkan apa yang mereka inginkan dan mengobarkan segalanya demi mencapai tujuan mereka.
"akhirnya sampai" ucap ketua.
"Sungguh bangunan yang besar" ucapku,
Hari itu aku, ketua, dan 3orang rekan lainya melakukan pencarian diarea pinggiran peperangan."kudengar tempat ini awalnya dihuni oleh beberapa elf, tetapi 3hari yang lalu daerah hutan mimpi didekat bangunan ini telah dijadikan area merah, dan tempat ini diserang oleh salah satu petinggi ras iblis." ucap jeremy.
"kurasa informasi itu tidaklah salah, ayo kita periksa bagian dalam bangunan ini" ucap ketua. Setelah itu kami berlima langsung masuk kedalam bangunan yang besar itu.
"pastikan kalian semua berhati-hati, hana berikan kami cahaya" perintah ketua pada hana.
"dimengerti..'cahaya menerang, jawablah panggilanku. Akari'.." hana memberikan seluruh anggota sihir cahaya. Kami berlima melanjutkan perjalanan kami didalam bangunan itu, dan tak lama kami menemukan sebuah tangga menuju bagian bawah dan atas bangunan ini.
"kita harus berpencar, karna hanya ada 5 orang, itu artinya akan ada satu orang yang berjaga disini, siapa yang ingin berjaga disini?" ucap ketua pada seluruh anggota. Akan tetapi tidak ada yang mengajukan diri untuk berjaga.
"kalau begitu, dengan mempertimbangkan keahlian masing-masing.. Argos, kau dan hana akan pergi keatas, kemampuan bertarungmu akan lebih berguna dengan bantuan sihir hana." ucap ketua.
"Argos, dia adalah petarung jarak dekat yang cukup ahli dalam berseni pedang, penampilanya pun sangat mencerminkan bahwa ia seorang kesatria yang tangguh" pikirku
"aku dan jeremy akan pergi kebawah" ucap ketua.
"kalau begitu aku yang akan menunggu disini." ucapku. Mereka berempat langsung meninggalkanku,
"cih.. Lagi-lagi aku menunggu, apa kegunaanku hanya sebagai penjaga? Hanya karna aku tak memiliki keahlian bukan berarti aku tidak berguna." gumamku sambil memainkan sebuah belati. Saat sedang berbicara sendiri, aku melihat sebuah cahaya, disebuah ruangan yang terdapat diujung lorong.
"mengapa kita harus melakukan pencarian digedung seluas ini disaat malam hari?" gumamku sambil menghampiri cahaya itu. Saat aku mengintip kedalam ruangan itu, terdapat seorang Elf tergeletak dilantai.
"Elf? Kurasa dia salah satu korban dari kejadian kemarin" pikirku sambil menghampiri Elf itu.
"cantik sekali... Apa harus kubunuh dia?" gumamku aku terdiam sambil menatap parasnya yang cantik,
"...... Terserah, kubunuh saja dia." aku mengangkat sebuah belati dan langsung mengayunkanya ke bagian leher Elf tersebut. Tetapi Elf tersebut mulai tersadar secara perlahan. Melihat matanya yang ingin terbuka ayunan belatiku terhenti, belatiku sudah cukup dekat dengan lehernya. Elf itu membuka matanya dengan perlahan, dan setelah sadar ia menatapku.
"cantiknya...." ucapku sambil menyisihkan belatiku, matanya yang begitu biru sangatlah indah, aku hanya terdiam sambil menatap mata yang indah itu, dan seketika terdengar sebuah ledakan. Disaat ledakan terjadi Elf itu langsung melarikan diri dengan sihir teleport.
"sial, sihir teleport. Bisa-bisanya aku dibuat terdiam hanya karna menatap Elf itu." ucapku sambil berlari kearah ledakan.
"cih.. Dari atas ya," aku terhenti ditangga tempat seharusnya aku menunggu. Tak lama ketua dan jeremy menghampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imanity
AventuraSebuah peperangan yang dilakukan oleh ras yang memandang dirinya sebagai ras yang paling bijak,kuat, dan tak terkalahkan. memaksa para imanity ikut serta dalam peperangan tersebut.