Your POV
Aku dan Jimin dikenal sebagai pasangan terlucu di Spring Day University. Kami sudah berpacaran selama 4 bulan. Aku mencintainya, ia mencintaiku, tak ada yang salah.
Bahkan keluarga kamipun mendukung hubungan kami. Jimin berasal dari keluarga kaya, dan ia sangat baik pada orang tuaku, jadi orang tuaku menyukainya. Awalnya, keluarga mereka tidak begitu yakin denganku karena keluargaku sangat sederhana. Tetapi ketika mereka bertemu denganku, mereka menyukaiku.
Dua bulan sejak hubungan kami, perusahaan ayahku menjadi sukses dan kini kami mencapai mimpi kami. Ibuku memiliki cafe sendiri yang juga sukses. Bagian terburuk dalam memiliki orang tua yang sukses adalah jarang bisa bertemu dengan mereka.
"Y/N, pergi makan siang yuk!" Aku mendengar suara Jimin. Benar.. Aku mengantuk selama professor berceramah. Aku mengangkat kepalaku dan ia mulai tertawa.
"Kenapa kau tertawa padaku?" Aku tak sengaja mencoret wajahku dengan pen ketika tertidur.
"Kemari," ia memegang wajahku dan menarikku mendekatinya sampai kami hanya berjarak beberapa inci. Dengan lembut ia menghapus coretan di wajahku dan menatap mataku.
"I love you." Aku tersenyum. Aku senang ketika ia mengatakan mencintaiku.
"Kau selalu mengatakan itu." Ia menyeringai dan mencium bibirku singkat.
- Di Rumah, 12 A.M. -
Aku baru saja ingin tidur setelah selesai mandi, tetapi ponselku berbunyi. Ada pesan dari Jimin.
Jimin : Y/N~~~
You : Ya?
Jimin : Kau lagi ngapain?
You : Aku mau tidur. Aku cape -_-
Jimin : Kau terlalu banyak tidur!!
You : ...
Jimin : Y/N~~~
Jimin : Y/N?
Jimin : Y/N!!! Aku minta maaf!!! Kau tak terlalu banyak tidur!!!
Jimin : Y/N... ㅠㅠ
Aku ketiduran.
Aku terbangun dengan 156 pesan dari Jimin. Semuanya tentang ucapan maaf dia yang tak akan pernah mengucapkan itu lagi padaku.
Aku membaca semua pesannya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setelah itu, aku membuka pintu dan melihat Jimin dengan lingkaran hitam di matanya.
"Jimin? Apa yang terjadi?" Aku menahan tawa.
Aku tak bisa tidur. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan karna kau marah padaku." Ia melihatku dengan mata sedih.
Aku mulai tertawa, tak bisa ditahan lagi. "Aku tidak marah padamu! Aku tertidur."
Ia menatapku beberapa detik lalu ia berlutut. Ia tak bisa percaya ia tak tidur semalaman memikirkan pacarnya yang sedang marah padanya, padahal tidak.
"Jimin! Bangun! Kita harus pergi ke sekolah!" Aku mengambil lengan Jimin dan kami ke sekolah.
Kali ini, giliran Jimin yang tidur di kelas. Ini waktu makan siang, dan aku sangat lapar. Aku hampir membangunkannya, tetapi ada pesan masuk dari ponselnya. Itu dari orang yang tidak diketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheater || pjm
FanfictionKau mempunyai hubungan yang sempurna dengan Jimin. Tapi ia menghancurkannya. Sekarang kau harus menikah dengannya?! --- "Kemari," ia memegang wajahku dan menarikku mendekatinya sampai kami hanya berjarak beberapa inci. Dengan lembut ia menghapus cor...