"Pengibaran bendera merah-putih."
Tiba saatnya si pembawa bendera untuk mengibarkan bendera merah-putih. Upacara sedang berlangsung seperti biasa. Semua siswa terlihat lesu dan tidak bersemangat setelah libur panjang. Apalagi hari pertama disambut dengan upacara bendera. Aryo-si petugas bendera, entah mengapa tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Nervous. Baginya, latihan tiga hari berturut-turut belumlah cukup untuk menguasai teknik pengibaran bendera. Jelas. Aryo bukanlah anak paskibraka.
Setelah mendengar aba-aba, tiga orang pengibar bendera berjalan menuju tiang bendera. Setelah bendera siap diikat ke tali, dilanjutkan dengan pembentangan bendera. Dengan pasrah dan ragu-ragu Aryo meletakkan tangannya di kedua ujung bendera untuk dibentangkan disertai mundur tiga langkah. Semua siswa lengah dan tidak memerhatikan upacara. Tiba-tiba saja seorang siswa memecah keheningan upacara. "Woy benderanya woy!" Suasana upacara tiba-tiba menjadi gaduh disertai gemuruh semua siswa yang kaget melihat peristiwa yang sedang terjadi.
Aryo langsung melotot. "Waduh mati gue!" ucap Aryo dalam hati. Bendera yang dibentangkan Aryo ternyata terlipat sehingga terbalik warnanya. Cepat-cepat Aryo membetulkan bendera. Tak habis pikir, apa yang ditakutkan Aryo benar-benar terjadi. Bahkan beberapa siswa ada yang berhasil mengabadikan momen ini yaitu memfotonya. Memalukan.
***
Tak disangka, setelah upacara selesai, siswa kelas 12 D memasuki kelas dengan tertawa terbahak-bahak karena ulah Aryo tadi. Bukannya malu, seluruh siswa tertawa bersama-sama. Begitu juga dengan Aryo. Sungguh, ini merupakan kejadian yang takkan bisa terlupakan begitu saja. Memang, sejauh ini apa yang dilakukan Aryo memang hal yang sangat langka. Sudah SMA, masa ngibarin bendera aja gak bisa? Haha. Dasar Aryowi.
Disaat Nadifa dan Salsa tertawa bersama, tiba-tiba Salsa bertanya, "Eh, itu siapa Nad yang duduk di depan? Kok gue gak pernah liat ya."
"Mana? Jangan ngaco lo. Jangan-jangan yang lo liat hantu, Sal."
"Makanya kacamata lo tuh pake Nad, jangan dianggurin mulu. Tuh liat. Bener kan gue? Ada anak baru kali ya." jawab Salsa sambil meraih kepala Nadifa dan mengarahkannya kepada sosok gadis yang duduk di bangku paling depan.
Nadifa segera memakai kacamatanya, "Wah iya Sal. Itu siapa ya? Samperin yuk!" Belum sempat Salsa menjawab, Nadifa langsung menghampiri gadis itu.
"Hei! Anak baru ya? Pindahan dari mana?"
"Aku dari Singapura." jawab gadis itu dengan kalem
"Wahh yang bener?"
"Keren banget."
"Pantesan cantik!"
Beberapa siswa langsung melontarkan pertanyaan bertubi kepada gadis itu.
"Nama kamu siapa?" tanya Salsa
"Aku Camelia."
"Hah? Amel?"
"Comel?"
"Unta? Masa cantik-cantik gini unta?" Keadaan kelas yang ramai membuat suara gadis itu tidak terdengar. Akhirnya semua siswa menyuruh gadis itu untuk maju memperkenlkan diri. Semua siswa terlihat penasaran hingga suasana tiba-tiba menjadi hening.
"Aku Camelia Agatha. Panggil aja Mel. Aku dari Singapura. Aku blesteran. Ayahku orang Singapura. Dan ibuku orang Bali."
"Selamat datang di kelas 12 D ya, Mel. Semoga kamu betah disini hehehe." sambut Sonya
Belum selesai mereka menginterogasi Camelia, tiba-tiba Pak Kusdi-kesiswaan memasuki kelas 12 D. Seketika semua siswa kembali duduk di bangku mereka masing-masing.
"Perhatian anak-anak!"
Seluruh siswa tak ada yang berkutik sedikitpun karena mereka tahu betapa killer-nya Pak Kusdi. Termasuk Aryo, Ricky, Fian dan Yanu yang menjadi incaran Pak Kusdi-mereka menyembunyikan wajah di balik buku.
"Hari ini apa yang kalian lakukan sangat memalukan! Kalian memang siswa yang tidak tahu sopan santun! Minggu depan kalian harus menebus kesalahan yang telah kalian lakukan. Dan, petugas tidak boleh dirubah." jelas Pak Kusdi sambil melangkahkan kaki menuju ke luar kelas. Tiba-tiba beliau berhenti, "Ingat! Jika kalian gagal, kalian akan di skors."
Huh. Nadifa langsung merebahkan kepalanya di meja. Diikuti oleh Mikayla, Sonya, dan Salsa-si petugas upacara. Mereka harus menambah semangat agar tidak di skors. Sebenarnya semua ini bukan sepenuhnya salah Aryo. Mereka semua memang benar sudah berlatih selama tiga hari. Tetapi tanpa niat dan ogah-ogahan.