Agenda kedua (kejadian mengerikan)

175 14 36
                                    

Catatan ini kutulis untuk mengenali sosok virus X itu. Dengan kejadiannya nyata yang terjadi di depan mataku. Bagaikan rekayasa rasanya jika kukatakan kejadian waktu itu terekam dan kutulis pokok-pokok pentingnya. Tetapi ini tidak disengaja, bahkan kejadiannya ketika aku sedang memberi makan anjingku.

Beberapa pepatah mengatakan bahwa musuh yang seharusnya ditakuti adalah musuh yang selama ini biasa saja kepada kita, bahkan mereka tertawa dan menjalani suka duka bersama kita. Tetapi, yang satu ini masih kupikirkan jika kutuliskan sebagai seorang 'musuh'ku.

Aku, dr. Hendrick, dan seorang dokter muda yang baru menjalani masa pengontrakan di St. Franccesz Meisner Hospital, dr. Jorsh, merupakan tiga dokter yang dipercayakan dalam hal penelitian kasus virus X ini.

Untuk kemudahan penelitian, kami tinggal dalam satu asrama yang sebenarnya merupakan laboratorium kedokteran yang dibuat secara rahasia, untuk menyembunyikan dokumen-dokumen yang berisi tentang penelitian tak masuk akal yang menghasilkan sesuatu yang tak masuk akal pula. Apa wajar jika kukatakan di antara dokumen itu pernah kutemukan cara mengubah gen manusia dengan gen hewan. Apa lagi jika kukatakan hasilnya adalah sesosok manusia setengah hewan.

Kebocoran dokumen dapat menyebabkan masalah yang fatal. Karena menurutku mereka menciptakan tetapi tak menggunakan penelitian ini, adalah karena mereka yakin hasil penelitian itu tidak baik dan sangat berbahaya.

Yang perlu kita catat adalah, kejadian pada saat itu terjadi pada malam hari, entahlah ini penting atau tidak, aku pikir bisa itu dapat membantu menjelaskan waktu kejadian.

Pada saat itu aku sedang memberi makan anjingku. Dari gerak-gerik anjing itu aku sudah mulai curiga bahwa ada sesuatu yang membuatnya ingin masuk ke dalam rumah. Aku takut jika seekor anjing masuk ke dalam rumah akan menciptakan kekacauan yang begitu besar. Kulihat telinganya berdiri tegak, memantapkan niatku untuk mencari tahu apa ada suara yang menyebabkan anjing itu merasa gusar. Akhirnya, dengan penasaran aku membuka pintu rumah. Tak ku lihat seorang pun di ruang utama. Tapi aku mendengar sedikit keributan dari dapur.

"Hertz! Hertz!"

Aku mendengar namaku di panggil, dan suaranya terdengar seperti suara Hendrick rekanku.
Aku mengambil sebuah pistol yang tergeletak di atas meja, dan mulai memberanikan diriku berjalan ke koridor yang menghubungkan dapur dengan laboratorium penelitian. Derap langkahku bahkan lebih kecil dari pada degup jantungku yang berdetak dengan frekuensi 160 detakan permenit.

Betapa terkejutnya aku ketika aku sudah berada tepat di depan pintu dapur. Jorsh, dia menggoreskan pisau ke leher Hendrick hingga aliran darah segar mulai mengalir dari pembuluh darah miliknya. Bukan tidak mungkin pisau itu lebih dalam jika Hendrick tidak menahan tangan kekar bocah muda itu. Hendrick ingin menjerit, tetapi suaranya tercekat karena seluruh tenaganya ia fokuskan kepada tangannya yang begitu cengkramnya memegang tangan Jorsh.

Aku mengerti sekarang, Jorsh telah terinfeksi. Aku sangat bingung harus melakukan apa dalam kondisi seperti ini. Dengan darah yang mulai mengalir ke atas kepalaku, Jorsh telah membuatku emosi. Tanpa memusingkan hal lain, aku mengambil pistol yang sedari tadi ku genggam dan mengarahkannya ke depan punggung Jorsh yang membelakangiku.

Aku masih bingung, mengapa Jorsh tidak menyadari kehadiranku pada saat itu. Hendrick yang melihat bahwa aku berencana menembak Jorsh yang malang itu, mencuramkan alisnya yang basah dengan keringat dingin yang keluar dari gandula sudorifera miliknya yang terdapat di kulit pelipis dan dahinya.

Sekarang aku di hadapkan pada keputusan dilema. Apa harus kutelepon pihak bertugas untuk menangani rekanku yang malang itu. Ya, kupikir yang lebih malang di sini adalah Jorsh, setelah ia melangkahi batas dari halusianasinya itu, maka berakhirlah hidup orang tak bersalah yang kini tengah bergulat dengan segenap koordinasi otot bisep dan trisepnya, dan ia akan menyadari kesalahan yang tak pernah ia sangka akan ia lakukan itu di balik deretan jeruji besi yang gelap dan dingin.

"Hei!"

Aku mencoba memanggil Jorsh, tapi kupikir ia tidak mendengarku. Aku tidak melihat ia merangsang getaran dari suaraku. Apakah seseorang yang terinfeksi mengalami penurunan kualitas pendengaran? Apakah gendang telinganya tidak berfungsi menangkap gelombang suara? Entahlah, tapi catat saja.

Aku salah, ya. Inilah yang menjadi akhir. Aku membunuh pria malang itu, yang kuingat ia baru saja datang bersama dengan ku dan Hendrick untuk menjalankan tugas bersama, apalagi ia baru saja menjadi seorang dokter. Tetapi masa depan dan impiannya telah kandas.

Peluru itu menembus kepalanya, dan mengakhiri halusinasinya di sebuah tempat yang menjadi destinasi terakhir tiap mahkluk.
Hendrick, ia menarik nafas dalam-dalam dengan tatapan kosong ke arahku. Di sini aku tampak sebagai seorang pendosa, walaupun aku membunuh dengan niat baik. Bagaimanapun juga tugas dokter adalah menyelamatkan bukan membunuh! Dan aku telah melanggar tugasku.

"Kau mengakhirinya. Jorsh, telah berakhir."

Aku pikir ini tidak perlu ditulis dalam agenda, tapi baiklah kutulis agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Aku menangis. Ya, seumur hidup inilah yang menjadi penyesalanku. Dan memalukan jika kutulis dalam sebuah agenda yang bertujuan untuk penelitian ini.

Baiklah kita lupakan kejadian itu. Karena pada akhirnya, bahkan pihak berwenang tak menyalahkan terbunuhnya pria malang itu ditanganku. Semua ditulis didalam kertas interogasi dengan inti sebuah kesalahpahaman. Bahkan mereka mengizinkan kami untuk menggunakan mayat Jorsh sebagai bahan penelitian kami terhadap virus X tersebut. Dan disinilah agenda kami akan kami jeda hingga aku dan Hendrik menemukan titik terang dari kasus mengerikan dalam abad ke-20 ini.

Untuk sekarang, hanya ini yang ingin kutulis di dalam agenda penelitian kedokteran milikku dan Hendrick. Sekian.

-dr. Hertz Van Barron

***

Glosarium

Gandula sudorifera: Nama lain dari kelenjar keringat.

Otot bisep dan trisep: Otot yang berada pada lengan, dapat berkontraksi dan berelaksasi, ketika menekuk dan meluruskan tangan.

A/n

Apakah ada yang bingung dengan alurnya?

Jujur saja, saya membuat ini memang dengan alur yang ingin dibuat tidak sesuai dengan ekspektasi pembaca. Thanks for reading.

*Biasakan tidak menjadi seorang silent readers.

*Biasakan tidak menjadi seorang silent readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE DOCTORS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang