"All can be solved by logic and the ability to reason in the wild limits"
Sebuah penyakit mematikan telah membuat penderitanya mengalami kerusakan bagian otak yang berfungsi untuk mengatur refleks pertahankan diri. Sehingga bekerja secara abnormal d...
Jika kau menengok ke sungai besar di Lestreid City, maka yang pertama kali akan kau lihat adalah sebuah kapal pesiar dengan ukuran sedang yang tengah bersandar di tepian. Tak ada yang tahu kapan kapal tersebut akan pergi, bahkan asal-usulnya tak ada yang mengetahui. Kini akan kubuktikan bahwa semua kasus ada hubungannya dengan kapal ini.
Sejak dulu aku hanya berkecimpung di duniaku sendiri, berangan-angan akan menjadi seorang detektif yang dapat mengetahui secara logika terjadi nya sebuah peristiwa. Sejak duduk di bangku sekolah menenengah pertama kugunakan logikaku untuk mengetahui proses terjadinya pencurian yang menyangkut masalah pribadiku, pencurian permen yang kubeli di sebuah mini market dengan harga lima sen. Sering kali ketika aku mencoba mencari tahu, kuandai-andaikan ketika seorang anak kecil kupergoki tengah memakan barang yang tengah jadi topik dalam pencarianku.
Tapi bahkan lebih dari pada ekspetasiku, kutemukan hal yang lebih menarik dari pada terpergoknya pelaku pencurian, Saat itu aku segera menyebutkan kata yang di ucapkan oleh Archimedes ketika menemukan rumus untuk sebuah benda yang mendapatkan tekanan oleh air. Eureka! Kutemukan reaksi kimia antar permen yang selama ini kucari dengan tumpahan cuka yang entah mengapa bisa tertumpah di kamarku.
Boom!
Seorang anak dengan umur 12 tahun, yang jatuh cinta terhadap reaksi-reaksi kimia telah terlahir ke dunia. Jika kalian katakan ini adalah sebuah ketidak sinambungan antar seorang anak yang menyukai kimia dengan seorang yang kini tengah dipusingkan dengan keharusannya mencari tahu penyebab terjadinya penyakit X maka kalian salah, karena ada alasan yang lebih spesifik, yang dapat kujelaskan.
Tidak ada yang pernah mengetahui bahwa seekor anjing dapat labil. Ketika dulu memiliki seekor anjing German shepherd, aku selalu membawanya ke taman, sekedar untuk membiarkannya buang air, atau membuatnya sedikit bersenang-senang dengan bola karet yang sudah tak karuan rupanya, anjing itu telah menggigit lapisan luarnya sehingga lebih nampak seperti segumpalan permenkaret yang bau, berliur, dan menjijikan.
Ia selalu memberikanku sinyal ketika ingin pergi untuk membuang kotoran. Dengan lidah yang menjulur keluar, ia berlari menuju kotak pasir yang disediakan pemerintah khusus untuk peliharaan membuang sisa-sisa makanan yang telah diuraikan dengan bakteri baik yang ada didalam usus besarnya. Sambil menunggunya, tengah kubayangkan dengan semangat ia menghentakan kaki belakangnya sehingga gundukan pasir yang telah ia gali kembali ke posisi nya yang semula. Tetapi telah kutunggu sekian jam tak kunjung datang juga, ia nampak seperti seekor anjing yang ikut tertimbun di bawah tanah yang ia gali dan tutup sendiri. Kucari tapi tak kulihat moncong hidungnya. Tak kutemukan juga kotorannya ditempat biasanya ia menaruhnya. Kupikir ia telah melakukan penipuan kepadaku.
Tak kulakukan hal yang sama seperti ketika dulu kucoba mencari permenku yang hilang akibat terkena reaksi cuka. Kugunakan kemampuan mengendusku yang telah kupelajari seminggu sebelumnya bersama dengan anjing yang kini tengah menghilang itu. Dan, lagi-lagi kukatakan Eureka! Pada saat itu. Telah kutemukan dia tengah bersenda gurau dengan seekor anjing betina dengan jenis yang sama dengannya.
Kucoba berikan iming-iming bola, namun tak ditanggapi. Kucoba melakukan gulingan yang biasa akan membuatnya melakukan hal yang sama, namun ia malah semakin acuh kepadaku. Nampaknya ia telah mabuk kepayang dengan anjing betina yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah kutetapkan untuknya. Akhirnya aku membisikan kalimat yang selalu menjadi ketakutan baginya.
"Let's go home, or you can't eat for this week."
Dengan sigap ia membusungkan dadanya dan pulang bersamaku. Seolah-olah tak bersalah, ia segera melupakan kajadian itu, karena setelah hari itu, dilakukannya lagi untuk yang kedua kalinya, ketiga kalinya, keempat kalinya, dan terus-menerus hingga ia jatuh cinta kepada seekor anjing berjenis cihua-hua. Sungguh masa muda seekor anjing adalah masa-masa labil.
Itulah yang menyebabkanku ingin menjadi seorang dokter. Labil. dan kini telah kucapai keinginanku tersebut. Tak ingin kuungkit lebih banyak mengenai masa lalu, karena aku ingin serius dalam kasus ini---secara tidak langsung kukatakan bahwa dulu aku adalah sosok yang konyol.
Begitu aku menjajal menjadi seorang mahasiswa di fakultas kedokteran ternama seantero Lestreid, aku sudah dibuat berjingkrak-jingkrak ria. Pasalnya, senior mengerjai kami dengan menaruh banyak kecoa dan tikus di bawah brangkas-brangkas tempat biasanya guru besar kami berbaring. Akibatnya kami harus segera menyelesaikan tugas kami yaitu menghapal anatomi-anatomi tubuh guru besar sambil sesekali meloncat jika sewaktu-waktu hewan-hewan itu dengan sengaja menyebrang atau mengeriyap di tungkai kaki kami.
Pengalaman yang paling tak pernah bisa dilupakan adalah ketika Hendrick yang berusaha fokus dan tidak peduli dengan keadaan sekitar mengalami kejadian mengerikan luar biasa. Kukatakan mengerikan karena hingga saat ini Hendrick mengalami trauma karena mengalami hal itu. Seekor tikus memanjat jurang pegunungan Black forest milik Hendrick! Tak habis pikir kaki Hendrick yang berbulu nan lebat dengan kulit eksotisnya menjadi destinasi pendakian tikus kurang ajar itu. Hingga saat ini ia telah trauma dan berusaha untuk tak bertatapan dengan seekor tikus lagi. Jika dilihatnya maka pikirannya akan terbayang lagi kekejadian itu. Tikus itu mengigit bagian yang tak terjamah siapapun kecuali aku! Lirihnya sambil menangis sesudah acara jingkrak-jingkrak ria itu.
Kurang dari lima tahun kami berdua telah lulus menjadi dokter muda terbaik. Sudahlah, jika kukatakan aku berjuang semaksimal mungkin dan belajar terus menerus hingga otak kami serasa ingin meledak maka akan dikatakan meninggikan diri. Jadi lebih baik tidak usah kukatakan.
Barulah kami mengalami pengalaman awal menjadi seorang dokter dan mengambil spesialis di fakultas yang berbeda. Tanpa Hendrick memang kelihatan begitu sepi. Tidak ada bahan tertawaan ataupun lelucon lagi. Inilah yang ingin kukatakan kepada kalian semua dari awal. Sebenarnya wajah-wajah serius seorang dokter hanyalah topeng yang menyembunyikan kepribadian asli dokter tersebut. Jika sudah jadi sahabat dekat barulah karakter asli si 'dingin' itu berevolusi.
Didalam dunia dokter spesialis tidak ada yang namanya tidak tahu. Kita harus mengerti dan benar-benar mengetahui tentang bagian yang menjadi jenis spesialisasi kita, itulah mengapa terkadang dokter umum menyarankan pasien untuk pergi ke dokter spesialis, karena ketika sekolah di fakultas kedokteran pertama---sebelum ambil spesialisasi, kita tidak diajar serinci ketika kita mengambil spesialis.
Setelah lulus, aku dan Hendrick di rekrut untuk bekerja di salah satu rumah sakit ternama di Lestreid, St. Franccesz Meisner Hospital. Disanalah kami memulai perjalanan kami menjadi seorang dokter spesialis. Aku adalah seorang dokter spesialis saraf, dan Hendrick adalah seorang dokter spesialis bedah. Kami sudah menangani banyak kasus yang luar biasa. Dan kini, kasus lebih luar biasa lagi harus kami tangani. Oleh karena itu, aku dan Hendrick akan berusaha, walaupun tanpa Jorsh. Aku sudah berpikir dari awal bahwa Jorsh punya potensi besar. Jika ternyata kasus ini berhasil di tangan kami bertiga, bukan kemungkinan ia akan langsung dijadikan dokter tetap di St. Franccesz Meisner Hospital. Tetapi dimanapun kau berada Jorsh, aku akan terus minta maaf. Aku yakin kau akan lebih dari sekedar dokter tetap. Kau tahu sendiri sekarang kaulah guru besar kami, yang akan menjadi kunci atas kematian sepertiga populasi Lestreid City.
Kami akan memulai perjalanan kami dari sini. Bersiaplah.
-dr. Hertz Van Baron
***
Kalau di dunia kedokteran kadaver (mayat percobaan) biasanya disebut guru besar, karena merekalah yang sudah membawa calon dokter hingga mampu mencapai tingkat dokter yang sebenarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.