"Ma, mending kita pindah rumah aja yuk!" kata Zio pada Mama nya.
"Loh, kenapa kamu tiba-tiba ngomong gitu? Kamu gak lagi mabuk kan? Kalo sampe kamu suka mabuk-mabukan Mama potong uang jajan kamu!" balas Rina-Mama Zio-mengancam.
"Ma, plis Zio gak tahan harus tinggal disini! Zio mau hidup yang aman, tentram dan damai. Zio capek di gangguin setan cilik terus!!" rengek Zio seperti anak kecil.
Daffo tertawa keras melihat wajah frustasi kakaknya. "Halah cemen banget lo! Di sekolah aja paling jago berantem masa digangguin setan cilik aja lo kalah. Cupu ah!"
Mata Zio melolot. "Diem lo bacot!"
"Heh heh. Kalian ini ngomong apaan sih?" kata Rina menengahi.
"Zio kamu ini kapan tobatnya sih? Kamu tuh udah kelas 3 SMA bentar lagi lulus. Jadi jangan bertingkah yang bisa bikin Mama jantungan. Kamu mau Mama mati muda?"
"Mama ngomong apaan sih? Bilang Papa nih?" decak Zio sebal.
"Makanya jangan berantem terus. Mama bosen dapet surat panggilan kesekolah terus."
Daffo terbahak-bahak melihat Zio diomeli Mamanya. "Rasain lo!"
"Kamu juga Daffo! Belajar yang bener kalo gak mau PS kamu Mama buangin!"
Daffo merengut dan Zio balas menertawakan adiknya.
Akhirnya setelah mendengarkan omelan Mamanya yang tidak ada ujungnya Zio kembali ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya dikasur.
Matanya sudah akan terlelap ketika bunyi ketukan pada pintunya terdengar.
Zio menyipitkan matanya curiga. Orang gila mana yang berani mengetuk-ngetuk pintu menuju balkon kamarnya saat jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
Dengan malas Zio bangun dan membuka pintunya.
Wajah mungil itu muncul saat pintu kamarnya sudah terbuka.
"Hai Kak Zio lagi apa? Maap ya kalo Luna gangguin malem-malem," katanya sambil menyengir.
"Lo ngapain disini? Pulang!" usir Zio.
Wajah Aluna merengut. "Masa Luna diusir sih?"
"Heh bego ini udah malem! Lo tuh cewek ngapain main ke kamar cowok? Mau minta diapa-apain ya?" tanya Zio.
"Mau diapa-apain? Maksudnya?" balas Aluna tidak mengerti.
"Dasar bego! Udah sono lo pulang! Lo mau diculik genderuwo ya? Asal lo tau genderuwo itu suka sama bocah nakal kayak lo!"
Wajah Aluna berubah jadi horor. "Hah? Beneran? Ihh Luna jadi takut. Gimana Luna pulang?" rengek Aluna sambil mengamit lengan Zio.
Zio menepis tangannya pelan. "Bodo! Gue mau tidur! Bye!"
Aluna menahan pintu yang akan ditutup Zio. "Eh eh jangan tinggalin Luna dong. Kak Zio anterin Luna pulang," wajahnya memelas.
"Gak!"
"Kak Zio hiks," matanya mulai berkaca-kaca.
"Lo tuh ya udah bego, cengeng lagi! Mati aja lo sana!" bentak Zio membuat Aluna menangis seperti anak kecil.
"ANTERIN LUNA PULANG HUEEEE!"
Zio membekap mulut Aluna geram. "Diem bego! Lo nangis kuat-kuat abis lo di makan sama genderuwo."
"Kak Zio jangan bikin Luna makin takut dong hiks!"
Zio menarik gadis itu keluar kamarnya dan menuju balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA
Teen FictionNamanya Aluna yang berarti pemberani. Tidak seperti arti namanya Aluna memiliki sifat penakut, manja, cengeng juga bego. "Kenapa sih lo bego banget?" "Luna kan generasi micin. Micin kan bikin orang bego," "Ya dan lo kebiasaan beli mamang bakso yang...