"Assalamualaikum semuahhh," pekik Aluna yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Rina tersenyum lembut. "Waalaikumsalam sayang. Sini masuk Tante buat bakso kesukaan Luna loh,"
Mata Aluna berbinar dan ia berlari kecil mendekati Rina yang sedang sibuk di dapur.
"Mana Tante, wangi nya bikin perut Luna dangdutan," kata gadis itu sambil terkekeh.
"Bentar ya, Tante bikinin dulu."
Aluna menganggukkan kepalanya seperti anak kecil. Matanya bulat bewarna coklat terang itu melihat sekeliling.
"Kok sepi, Tan? Yang lain pada kemana?" tanya Aluna sambil mendekati Rina yang sedang meracik bakso.
"Om Rey lagi mandi. Daffo biasa lagi main game. Kalo Zio kamu tau sendiri dia lagi ngapain."
Aluna terkekeh pelan.
"Bundamu kenapa gak diajakin kesini?"
Aluna mengangkat bahu. "Katanya mau main kerumah Tante Rina sih tapi pas Luna ajakin Bunda bilang mager. Yaudah Luna tinggal deh,"
Rina tersenyum mendengar celotehan Aluna. Gadis polos yang sudah dianggapnya anak sendiri.
"Sayang, kamu susulin Zio sama Daffo ya. Biar kita makan bareng."
"Siap Tante!" kemudian Aluna berlari ke lantai dua.
Kakinya menyusuri koridor pelan.
Ceklek!
"Astagfirullah, Daffo!" pekik Aluna nyaring. "Luna kaget tau!" sungut gadis itu kesal.
"Yeee gue juga kaget kali ada tuyul disini."
"Tuyul? Mana tuyul nya? Daffo ngigo ya?" tanya Aluna melihat ke kanan dan ke kiri.
Telunjuk Daffo menekan dahinya pelan. "Ini tuyul nya, haha."
Aluna menepis tangan Daffo. Mukanya merengut. "Dih Luna imut gini dikatain tuyul. Daffo kali yang tuyul."
Daffo terbahak. "Mana ada tuyul setinggi gue bege! Yang ada tuyul tuh model lo gini, cebol!"
"Tinggi aja belagu. Tuyul tuh cowok mana ada cewek. Luna kan cewek," Aluna bersungut. "Iih kenapa jadi bahas tuyul sih?"
Daffo mengacak rambut Aluna gemas. "Ngapain lo kesini? Mau bikin Zio ngamuk lagi ya?"
"Disuruh Tante Rina turun. Mau makan bakso bareng." mata Aluna berbinar saat membayangkan bakso. Makanan favoritnya.
"Mening lo berenti deh makan bakso!" ucap Daffo serius.
Aluna menatapnya bingung. "Kenapa? Kan bakso itu enak."
Daffo merendahkan kepalanya hingga sejajar dengan tinggi Aluna. "Karna muka lo udah kayak bakso. Bulet!" balas Daffo sambil mencubit pipi cubby Aluna.
"TANTE RINAA! DAFFO NYEBELIN!" teriak Aluna kesal.
Daffo terbahak-bahak melihat muka Aluna memerah.
"DAFFO JANGAN JAHILIN LUNA!" teriak Mama nya dari bawah.
"Enggak kok, Ma." balas Daffo berteriak.
"Udah ah dari pada ngeladenin Daffo mening Luna nyamperin Kak Zio."
Aluna melangkahkan kakinya menuju kamar Zio yang hanya bersebelahan dengan kamar Daffo.
"Sono lo bangunin Zio. Moga aja lo selamet. Babay, cebol!" Daffo melesat kebawah meninggalkan Aluna yang masih mendumel.
Ceklek!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA
Teen FictionNamanya Aluna yang berarti pemberani. Tidak seperti arti namanya Aluna memiliki sifat penakut, manja, cengeng juga bego. "Kenapa sih lo bego banget?" "Luna kan generasi micin. Micin kan bikin orang bego," "Ya dan lo kebiasaan beli mamang bakso yang...