2. My beautiful past (2)

43 6 1
                                    

    Aku sampai di rumah.
Lalu ibu yang sedang menonton beralih melihatku.Aku yakin ibuku yang cerewet ini akan bertanya sesuatu.
"Sudah pulang?" Tanyanya.
"Gak,aku masih di sekolah."
"Jangan bercanda,ibu serius!"
"Ya dirumahlah bu."
"Mana kakakmu?"
"Kerja kelompok di rumah temannya,entah sampai jam berapa."
"Kalau begitu sesudah ganti baju,jangan lupa makan,makanan sudah ada di meja."
"Baik bu."

   Aku langsung ke atas untuk mengganti baju lalu kebawah untuk makan,tidak lupa juga untuk membawa buku cerita.Sesudah makan aku bersiap untuk keluar.
"Emy,kamu mau kemana?" Tanya ibuku.
"Biasa bu."
"Jangan terlalu sore ya!"
"Ya bu."

   Aku berjalan menuju taman untuk bersender diatas pohon sambil membawa buku cerita kesukaanku.Saat berjalan aku melihat anak laki-laki yang sudah ada disana,dan ternyata..
"Ahh,kamu lagi."
"Sudah kuduga pasti kamu selalu kemari".
"Iya." Jawabku.
"Kenapa kamu selalu kesini?" Tanyanya.
"Hmm___kenapa ya,aku suka saja suasana dan udara di tempat ini."
"Ohh___Kalau begitu aku juga boleh kesini setiap hari?" Tanyanya.
"Boleh,gak ada yang ngelarang."
Aku pun bersender diatas pohon di sebelahnya.
"Kamu siapa?" Tanyaku.
"Manusia."
"Bukan,maksudku namamu."
"Panggil aja aku Efan."
Aku mengangguk.
"Kamu?" Tanyanya.
"Aku__panggil aku__Emy."
"Okee__"

   Angin berhembus sangat sejuk,tapi aku tidak merasakan hembusan angin karena keasikan membaca,sampai-sampai aku tidak sadar membaca sambil tersenyum-senyum.
"Senyam-senyum kok sendiri?"
"Kenapa?" Tanyaku singkat.
"Kenapa gak ngajak-ngajak?" tanyanya sambil tersenyum.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala,kukira aku tersenyum seperti orang gila.

"Itu ada tukang Es krim!" Serunya.
"Tunggu sebentar." Lanjutnya
Dia berlari mengejar dan memanggil tukang es krim.
Lalu datang dengan membawa es krim strawberry dan cokelat.
"Kamu mau yang mana?" Tawarnya.
"Gapapa makasih."
"Tidak apa-apa,hari ini kamu aku traktir jadi satu punyamu."
"Aku ingin cokelat." Jawabku.
Dia memberiku es krim yang kupinta.
"Terimakasih." Kata itu keluar dari mulutku.
"Sama dua."
Jawaban apa itu,aku hanya tersenyum sambil menggelengkan.

"Oh iya,aku akan memberikan sesuatu kepadamu."
Dia lalu melepaskan kalung dilehernya.Kalung dengan huruf 'L' lalu memakaikannya padaku.
"Kenapa kamu memakaikan kalung ini kepadaku?"
"Karena kita sudah menjadi sahabat,maka kuberi kalung ini padamu"
Dia memakaikan kalung itu dileherku.
"Simpan baik-baik ya!"
"Oke." Jawabku.

    Matahari mulai terbenam,sungguh tak terasa waktu berjalan begitu cepat.Bersamanya aku merasa nyaman.
"Aku pulang dulu sudah sore."
"Tunggu Emy,aku akan mengantarmu!"
"Emang kamu kesini naik apa?"
"Biasaa.."
Dia langsung membawa sepedanya yang ada di balik perosotan.Lalu dia mempersilahkanku untuk duduk.
"Gapapa nih?" Tanyaku.
"Gapapa kok cius."
"Cius,demi apa?" Tanyaku dengan wajah agak tersenyum.
"Demi martabak Pak Buyung."
"Hah__emang ada?"
"Ada__suka keliling rumahku." Jawabnya sambil tertawa.
"Kamu mau? Kalau mau aku beliin." Tawarnya
"Berapa?"
"Satu...."
"Bungkus?"
"Biji."
"Enggak__makasih." Jawabku dengan raut wajah agak kesal.
"Iya aku beliin,kapan-kapan sekalian kubeliin dua bungkus buat kamu."

    Tak terasa sepeda sudah sampai di rumah.
"Gak mau turun nih?" Tanyanya.
"Enggak__"
"Yaudah."
"Ya mau lah,make nanya."
Aku turun dari sepedanya,dia tersenyum padaku lalu pergi.Kulihat dari belakang, punggungnya yang semakin kecil dan lalu menghilang begitu saja.

     "Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum sallam." Jawab ibuku.
Aku mulai menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamar.
"Dah pulang bang?" Tanyaku pada my brother yang tengil ini.
"Bang bang,emangnya tukang somay"
"Iya."
"Dasar,ngamain abang ganteng ini sama bang somay."
"Geer."

    Aku masuk kekamar dan langsung berbaring di kasur.
Aku masih terpikir anak itu.
Sebenarnya aku punya banyak teman laki-laki,tapi entah mengapa dia berbeda.

     □○□○□○□○□○□○□○□○□

   Besoknya aku sekolah di antar oleh ayah bersama dengan kakakku.
Sejak saat itu aku selalu pulang bareng dengan efan,dan selalu menolak bila di jemput pulang oleh ayah.
"Pulang sama pacar ya?" Cengir kakakku.
"Sahabat,bukan pacar dah di bilangin berapa kali." Jawabku dengan nada kesal.
"Yasudah ayah sama kakak duluan kalau gitu."
"Ya,ayah."

     Kutunggu dia di halte.
"Lama sekali dia,tidak biasanya."
Kutunggu dia selama 2 jam,hampir saja aku jenuh.
Hujan pun mulai turun.
"Hey!" Teriak seseorang,dengan satu daun pisang di tangan kirinya.
"Lama banget."
"Maaf tadi aku dihukum guru."
"Kenapa?"
"Kesiangan.." Jawabnya dengan sedikit senyum.
"Ayo kita ketaman!" Ajaknya.
Dia memberikan daun pisang itu kepadaku,walau aku tahu meskipun memakai itu tetap saja basah.

   Sejak saat itu pula aku selalu bermain bersamanya,menghabiskan waktu dengannya.Aku mulai memperlihatkan sifat asliku yang ceria tidak bersikap jaim lagi seperti dulu.
"Kamu aslinya orang yang ceria dan juga menyenangkan,apa kamu tidak sadar?"
Dia tersenyum padaku.
"Saat itu aku belum mengenalmu,bagaimana aku bisa memperlihatkan diriku yang sebenarnya." Jawabku.
"Entah mengapa aku selalu cerewet sama kamu,padahal aku gak pernah cerewet ke siapapun."
"Karena aku imut." Jawabku.
"Yah nyesel aku bilang gitu ke kamu,aku tarik kata-kataku."
Aku tertawa,dia pun ikut tertawa.
"Jangan pernah lupain aku ya!"
"Enggak akan." Jawabku
"Enggak atau akan ?"
"'Enggak'akan." Jawabku sambil agak berteriak ke telinganya

     □●□●□●□●□●□●□●□
  

    Sudah 3 bulan aku bersahabat dengannya,aku senang juga bahagia bersama keluargaku.Sungguh bila waktu bisa terulang,aku ingin mengulang-ulang hidup yang saat ini aku alami.

Tapi ternyata kebahagianku tak bertahan lama.

Bersambung..
Jangan lupa vote and coment 😘,Kritikan dan saran sangat membantu saya.
Sorry kalau banyak typo guys

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only God KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang