Chap. 1

3.1K 119 20
                                    

Dendam.
Perasaan yang bisa merasuki siapa saja..
Perasaan itu juga yang bisa menjadi suatu alasan..
Terutama..
Alasan yang berujung dengan sebuah penyesalan..
Penyesalan yang berakhir sia-sia..
Penyesalan yang selalu datang diwaktu yang tidak tepat..
Sebuah penyesalan yang tiada guna..


Uchiha Sasuke.

Seorang anak kecil yang memiliki surai raven itu tengah duduk seorang diri pada sebuah ayunan yang terdapat di taman sekitar rumah kompleksnya. Anak itu tengah sibuk menggerak-gerakkan kakinya ke segala arah, membentuk beberapa pola abstrak di atas tanah yang bercampur dengan sedikit pasir itu.

"Huft, kenapa Nii-chan lama sekali sih?" anak kecil itu berujar sambil menggembungkan pipinya. Kesal.

'Kenapa tadi aku tidak ikut Gaa-chan saja?!'

Anak kecil itu sedang kesal, tentu saja! Siapa yang tidak kesal saat harus disuruh menunggu selama tiga jam tanpa beranjak dari tempat duduk sama sekali. Sebenarnya perutnya itu juga sudah berbunyi, minta diisi sejak tadi.

"Hei, kau, Sasuke 'kan?" suara berat itu terdengar dari arah belakang, bersamaan dengan seseorang menyentuh bahu anak kecil bersurai raven yang dimaksudnya.

"Eh? Siapa?" tanya Sasuke bingung, pasalnya ia baru pertama kali melihat pria dengan rambut pirang di belakangnya ini.

"Ah, gomen, aku sudah tidak sopan kepadamu. Perkenalkan, namaku Uzumaki Naruto, ttebayou. Aku teman Nii-sanmu." Sasuke menerima uluran tangan dari pria pirang di depannya, entah kenapa ia tidak merasa takut sama sekali dengan orang asing yang mengaku sebagai teman dari kakaknya itu.

Chup~

Sasuke bisa merasakan sesuatu yang lembut menyentuh permukaan kulit putihnya, ternyata orang tadi baru saja mencium tangannya.

"Nii-chan, kenapa Nii-chan mencium tanganku?" tanya Sasuke bingung.

"Ah, itu, aku hanya ingin merasakan seberapa lembutnya tanganmu ini." sambil mengelus tangan putih itu menggunakan ibu jarinya.

"Bukankah hanya menyentuhnya dengan tangan saja Nii-chan sudah tahu itu lembut atau tidak?" memiringkan kepalanya, sepertinya anak kecil itu masih belum mengerti dengan maksud pria pirang di depannya.

"Ah, maafkan aku. Aku terbiasa merasakannya menggunakan mulutku daripada tanganku," pria pirang itu berujar dengan watadosnya, sedangkan Sasuke, anak kecil itu membalasnya hanya dengan sebuah anggukan, tanda bahwa ia mulai mengerti sekarang.

"Nii-chan, apa kau bisa merasakan tali ini lembut atau tidak menggunakan mulutmu itu?" tanya Sasuke dengan wajah polosnya, sedangkan tangannya tengah menunjuk tali yang sempat dipegangnya tadi, dan Naruto, pria pirang itu tergelak saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir mungil itu.

The MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang