chapter 1

29 9 13
                                    

( pertengkaran selalu muncul saat aku bersama dengan nya  )

bel berbungi dengan keras menandakan bahwa sudah waktunya untuk istirahat.tapi aku gak nafsu untuk istirahat seperti murit yang lainnya.selalu berceceran ditaman di kantin dan sebagainya aku hanya membaca buku keluar dari kelas sebentar karena bosan berada di dalam kelas.
"sakura kita ke kantin yuk"dia selalu memaksaku keluar dan pergi kekantin.dia adalah teman ku .adel nama nya.adel selalu memaksaku meskipun dia tau aku tidak suka pergi kekantin
"kamu aja"kataku dengan malas
"ayo lah sa .kali ini aja"tangan nya disatukan .menandakan bahwa dia sedang memohon padaku
"sekali enggak ya enggak adel"dengan lemah lembut aku mengatakan nya kepada adel
"please"adel memasang raut muka sedih yang membuat ku harus terpaksa ikut dengan nya
"ok ok sekali ini aja ya"aku memegang tangan adel yang disatukan mencoba untuk melepaskan nya .dan aku menyetujui permintaan nya
"yes .ayo kita kekantin"senyuman tercetak lebar di bibir adel saat aku bersedia mengikutinya untuk pergi ke kantin.

        deperjalanan ke kantin banyak sekali murit-murit yang menyapaku ada adik kelas kakak kelas bahkan yang seumuran dengan ku pun ada aku cukup terkenal di sekolah. karena aku sering mengikuti lomba dan olimpiade .pada saat mengikuti lomba alhamdulillah aku sering membawa pulang kemenangan

"sa lihat deh cowok itu .ganteng banget sa"tiba-tiba adel histeris dan menolehkan pandangan ku ke arah cowok yang memakai handsad.dan  duduk bersandar dibawah pohon dengan memejamkan matanya menikmati iringan musik ditelinganya
"dia"kaki ku berhenti dan mata ku melotot saat tau dia adalah lelaki yang bertengkar dengan ku tadi pagi
"kenapa sa"kepalaku langsung kembali ke posisi semula melihat ke depan saat pertanyaan timbul dari bibir adel.aku mencoba melangkahkan kaki ku dengan pelan
"gak papa"dengan polos aku menjawab pertanyaan adel
"lo kenal sama dia"timbul pertanyaan lagi dari bibir adel
"eng-enggak lah.memang dia siapa"dengan terbata aku menjawab lagi pertanyaan dari adel dan aku pun juga bertanya pada nya tentang asal usul laki-laki itu
"dia adalah murit baru namanya dirmaga dia idola para wanita "
adel berusaha menjelaskan tentang siapakan dia.dan tiba-tiba adel berbicara agak ngelantur
"murit baru .sudah berapa lama dia sekolah di sini"aku sedikit terkejut karena kata adel dirmaga adalah murit baru pantes aku gk pernah lihat dia.aku mencoba bertanya pada adel tentang dirmaga lagi
"sekitar 1 minggu kalau gak salah sih.eh kok elo nanya dia mulu sih. elo suka yah "mataku melotot saat adel mengeluarkan kata kata itu dari bibirnya.
"eh enggak apaan sih del"langkah ku semakin ku percepat berusaha menjauh dari adel
"eh sa .ayo ngaku ke gue gak papa kok"adel berlari menyusul ku dan terus saja menanyakan hal konyol itu padaku

                               ******
    tangan ku memegang jus jambu yang berada di dalam gelas plastik.sepanjang perjalanan kembali dari kantin adel selalu saja menanyakan hal konyol itu .
"sakura"sapaan dari seorang murit kembali terdengar
"iyaaa"aku membalas dengan ramah dan dengan senyuman
"asekk sakura nemu lagi .h.h.h.h.h.mau yang tadi apa yang ini sa"adel terus saja menggoda ku dan memojok kan ku
"apaan sih delll"aku lantas mencubit tangan adel dengan keras
"awww sakit tau"jeritan keluar dari mulut adel dan aku langsung menarik tangan ku
"lagian dari tadi"belum selesai menasehati nya adel malah berlari
"del tunggu gue"aku pun berlari mengejar adel yang semakin jauh dari ku

      saat berlari aku tidak melihat ke bawah kaki ku tiba-tiba tersandung sesuatu yang mebuat ku jatuh.jus yang ada ditangan ku pun terpental entah kemana
"aww sakit .sialan "aku menjerit kesakitan

     aku berdiri dan membersika debu yang menempel di baju dan rok ku.saat aku selesai membersihkan aku melihat laki laki yang sedang membersikan bajunya yang terkena jus ku .kaki ku berlari menuju lelaki yang memakai handsad melingkar manis di lehernya itu.
"eh gue minta maaf ya .sumpah gue gak sengaja"tangan kusatukan berharap mendapat maaf darinya
"ok gak pa...."kata sopan terlontar dari mulutnya tapi setelah kepalanya tertoleh dia langsung melotot
"kamu...."sangat terkejutnya aku saat aku tau dia adalah dirmaga.dirmaga mungkin tak tau nama ku dan siapa aku tapi tadi pagi kita bertengkar besar yang membuat dirmaga mengenali wajah ku dengan jelas .dirmaga dan aku dengan sepontang menunjukkan jari telunjuk ke arah yang berbeda dan mengatakan kata itu dengan bersama.
"kamu lagi.kenapa sih gue selalu sial kalau ketemu elo"dirmaga memulai pembicaran pertama.dengan emosi dan nada tinggi
"enak aja emang udah berapa kali gue ketemu elo .seenak nya aja kalau ngomong.palingan elo yang pembawa  sial "aku membalas dengan tegas dan penuh percaya diri
"gue kan udah minta maaf urusan dimaafkan itu urusan elo"aku memalingkan wajahku dan ingin pergi .tapi tangan ku tiba tiba merasakan tarikan yang kuat sehingga membuat badanku tertarik seperti magnet.setelah tertarik tampa sadar wajahku berada tepat di depan wajahnya.hidung ku serasa ingin menyentuh hidung nya .nafasnya bahkan terasa seperti angin yang berhembus pelang dan tenang .tangan ku memegang kedua bahunya aku spontan melakukan nya karena tidak ada tempat untuk ku jadikan pegangan agar tubuhku tak jatuh.semua partikel tubuh ini serasa tidak bekerja .waktu seperti berhenti sejenak.
"eh elo madus ya"tanganku mendorong nya sampai ada jarak yang tadinya sangat dekat
"ya kali guar modus sama elo .gue narik tangan lo mau minta pertanggung jawab an "dirmaga menolak mentah mentah tuduhan ku .dan menunjukkan apa yang dia mau.mungkin aku memang terlalu gr
"gue akan tanggung jawab .tapi tunggu dulu gue mau mikir caranya gimana" dengan santai aku mengatakan padanya.dan mulai berfikir tentang bagaimana cara mengatasi permasalahan ini.
"jangan lama-lama ini cuma masalah baju yang basah.bukan masalah pernikahan"dirmaga berbicara sambil duduk menyandar di bawah pohon rindang .sedangkan aku bingung bagaimana cara mengatasi masalah ini.
"apaan sih gak jelas banget"kulihat dirmaga dengan sinis.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang