Tangan besar itu menarik ku dengan paksa. Ia tak menghiraukan diriku yang sudah menjerit menangis meminta ia untuk melepaskan diriku. Namun ia tetap diam seolah tidak mendengarkan ku yang sudah merintih kesakitan.
Ia terus saja menarik ku. Sampai akhirnya aku berdiri di sebuah altar. Ia memaksa ku untuk mengucapkan janji setia saat melaksanakan pemberkatan pernikahan ini.
Aku tidak bisa. Aku tidak bisa begini. Aku tidak mencintainya. Dan terlebih lagi gereja ini hanya diisi dengan dirinya, aku dan satu orang pendeta.
"Cepat! Atau akan ku bunuh adik mu itu" ia mengucapkan lagi ancamannya seperti biasa saat ia ingin menaklukkan ku.
Aku hanya menangis dan menghadapkan diriku kepadanya.
Oh Tuhan. Seperti inikah jalan hidup ku? Kenapa aku tidak pernah merasakan bahagia sedikit pun?
Aku menutup kedua mata ku sebelum akhirnya aku mengucapkan janji setia itu.
Ku lihat ia tersenyum. Setelahnya ia menyematkan sebuah cincin di jari manis ku. Lagi-lagi aku hanya bisa menangis saat pendeta itu menyuruhnya untuk mencium ku.
Aku hanya bisa menutup kembali mataku saat merasakan bibirnya menempel di bibirku. Hanya ciuman sekilas. Karena setelah itu ia kembali menarik ku pergi.
"Ingat! Tujuan ku menikahimu hanya untuk membuat ibuku bahagia. Jangan pernah harapkan lebih dari pernikahan ini. Karena sesuai dengan janji yang ku berikan kepadamu. Aku akan membiarkan dirimu bebas untuk berhubungan dengan lelaki lain. Begi pula dengan diriku"
Di saat itulah. Aku percaya bahwa kebahagiaan ku mungkin sudah tidak ada lagi.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Pain (TERBIT)
Romance~ Sally Widya ~ Aku tidak perlu kehidupan yang harmonis dan bahagia. Karena aku sudah yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikannya kepadaku. Tapi, setidaknya biarkanlah aku terus berada disisi mu walaupun kau sama sekali tidak menginginkan ku...