2

2 0 0
                                    

"Sial. Udah baju basah semua,kotor, mana kaki lecet lagi. Ini semua gara gara cowok tadi." gerutu Stella karena kejadian tadi. Ia terus mengerutu sepanjang jalan menuju ruang UKS.
Ia mengambil kotak P3K dan menarik plester serta obat luka. Ia meringis sesekali karena memang jika dilihat,luka yang dihasilkan dari insiden tadi cukup parah.
"Cowok tadi siapa sih. Awas aja ya kalo ketemu."
Kemudian Stella mencoba menyalakan kipas angin. Mengeringkan bajunya sendiri seraya duduk di atas kasur UKS. Pikirannya masih melayang kepada pria yang telah memergoki dirinya tengah menangis. Wajahnya memerah. Baru kali ini ia merasa satu rahasiannya terbongkar.
"Cowo tadi denger ngga ya apa yang gue omongin? Semoga aja sih engga" katanya dalam hati.
Setelah dirasa bajunya sudah cukup kering kemudian ia kembali ke kelas. Ia berani kembali ke kelas karena ia percaya Pak Bram sudah keluar kelas sejak 15 menit yang lalu. Sambil berjalan santai menuju kelas ia kemudian menyapa setiap orang yang ia kenal. Memang begitu tingkahnya setiap hari.
Setelah sampai di depan kelas kemudian ia berjalan santai masuk ke dalam.
"Heh Stel! Darimana aja lo? Jam segini baru nongol! Pak Bram nyariin tuh"
"Iya cuma gara-gara ditagih bendahara kelas aja sampe bolos pelajaran"
Baru saja sampai didepan kelas Stella sudah diserang banyak pertanyaan.
"Astaga. Wahai teman-temanku yang tercinta. Gue cuma bolos sebentar doang ko. Santai aja dong. Gue tau lo semua pasti kesepian ngga ada gue kan? Ngaku aja" itulah jawaban dari berbagai pertanyaan yang terlontar dari mulut teman-temannya.
"Ih jijik. Kita seneng palah lo ngga ada dikelas. Sanah keluar kelas lagi aja" timpal Alina. Teman sebangku Stella yang sangat mengerti bagaimana baik buruk Stella secara keseluruhan.
"Jahat banget. Kalian ngga tau kan betapa apesnya gue diluar sana. Gue kehujanan. Terjatuh. Dan tak bisa bangkit lagi" jawabnya dengan muka ditekuk seolah dialah orang paling menderita di dunia. Seisi kelas tertawa mendengar lawakannya. Memang yang membuat kelas selalu rame memang Stella. Dengan segala lawakannya yang bisa dibilang garing itu.
Tidak selang beberapa lama guru bahasa Inggris masuk kelas. Semua anak kemudian duduk di tempatnya masing-masing. Saat guru sedang menerangkan tiba-tiba Stella merasa kepalanya berat. Dunianya seperti berputar. Pusing sekali rasanya. Alina yang merasa aneh dengan tingkah teman sebangkunya itu kemudian mengalihkan perhatian kepada Stella.
"Lo demam Stel"katanya sambil memegang kening Stella.
"Ko bisa tiba-tiba demam kaya gini? Mau UKS aja? Gue temenin" tawar Alina setengah berbisik agar tidak mengganggu konsentrasi belajar lainnya.
"Gausah ngga papa. Bentar lagi juga sembuh. Tadi waktu bolos, gue kehujanan. Ya pokoknya panjang deh ceritanya. Nanti gue ceritain tapi sekarang gue mau tidur dulu ya" pinta Stella sambil memijit keningnya. Rasa pusing masih saja menyerang. Alina mengisyaratkan agar Stella memakai jaketnya sebagai alas tidur. Memang, Alina adalah sahabat yang sangat pengertian.
Stella kemudian mengambil posisi dan akhirnya tertidur pulas. Benar-benar pulas hingga ia bermimpi. Dia memimpikan sosok 'itu. Sosok yang membuatnya harus menangis diantara derasnya air hujan. Ia ingin pergi dari mimpinya tetapi tidak bisa. Dirinya merasa terkurung didalam mimpinya sendiri. Sesak. Itu yang ia rasakan. Akhirnya setelah mencoba berkali-kali akhirnya ia dapat bangun walaupun dengan napas yang tersenggal. Alina yang semula sibuk menulis catatan yang ada di papan tulis kemudian menoleh ke arah Stella.
"Mimpi buruk?" tanya Alina sambil berusaha mengusap punggung Stella untuk menenangkannya. Yang dilakukan Stella justru hanya diam dan sedetik kemudian memeluk Alina.
"Gue takut banget Lin" hanya kata itu yang bisa ia ucapkan. Lirih memang. Tetapi artinya sangat mendalam. Gadis malang. Ia belum bisa menemukan seseorang yang siap mendengarkan segala rahasiannya. Bahkan sampai saat ini, Alina yang ia rasa sebagai sahabatnya, belum siap untuk mendengarkan segala rahasiannya. Mungkin suatu saat nanti ia akan menemukan seseorang yang ia cari selama ini. Semoga saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang