Anna berjalan sedikit lebih cepat, dan menyalip kerumunan siswa lain ketika bel pulang sekolah berbunyi, karna Anna tak ingin membuat supirnya menunggu lama di parkiran mobil.
"BRUKK"
Anna kini terduduk diatas lantai, beberapa buku yang sedari tadi ia pegang pun berantakkan didekat kakinya. Ia sangat kesal, karna bagaimana bisa ada orang yang menabrak bahunya sangat keras, sampai ia terpental ke lantai seperti ini.
"Aduh sakit tau, kalo jalan itu matanya dipake dong jangan buat pajangan doang" ucap Anna yang masih tertunduk sambil mengelus2 lututnya yang terasa sangat sakit.
"Sorry, gue gasengaja soalnya tadi ada yg dorong gue dari belakang" terdengar suara cowok sambil menyodorkan buku2 Anna yang sudah tersusun rapih kembali.
Anna berusaha mendongakkan kepalanya ke atas. Ia sedikit tak percaya ketika ia melihat seorang cowok sedang berdiri dihadapannya dengan melekukkan bibir manisnya yang membuatnya terlihat sangat tampan.
"I..i..ya gapapa" jawab Anna yang sama sekali belum bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cowok yang berada di depannya.
"Ini buku lo" ucap cowok tersebut yang membuatnya langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Hmm...oke thanks" balas Anna sambil mengambil buku2nya kembali.
"Ayo berdiri" cowok tersebutpun mengeluarkan kalimatnya lagi
Anna kaget bukan main ketika ia melihat tangan yang terjulur kearahnya. Ia gugup bukan main, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, jantungnya berdegup sangat kencang.
"Ah sial, gue ngerasain rasa ini lagi" ucap Anna dalam hati yang membuatnya teringat akan masalalunya yang begitu pahit.
"Gue bisa sendiri" jawab Anna yang terlihat sedang berusaha berdiri sambil menahan rasa sakit dikakinya. Kini ia sudah berdiri sambil merapihkan kembali rok nya.
"Gue Bintang, namalo siapa?" Ucap cowok yang ternyata anak kelas XI IPA 2, tulisan tersebut sangat terlihat jelas oleh Anna, karna identitas tersebut tertempel di bagian depan baju setiap siswa SMA Dharma Bhakti
"Gue Anna" jwb Anna singkat, dengan kakinya yang masih sedikit pincang ia langsung beranjak pergi dari hadapan Bintang.
Bintang hanya bisa mendengus pasrah ketika melihat Anna berjalan menjauh dan menghilang dari hadapannya.
"Dia terlihat sangat cantik"
***
"Eh non Anna akhirnya dateng juga" ucap seorang laki2 paruh baya yg diketahui bernama pak Darto, ya pak Darto adalah supir yang sudah Anna anggap sebagai bagian dari keluarga Anna sendiri, karna ia bekerja sudah cukup lama di keluarga Anna."Maaf pak, Anna bikin bapak jadi nunggu lama" ucap Anna yg kini sudah duduk disamping pak Darto.
"Iya non ndakpapa" jawab pak Darto dengan logat khasnya.
Di tengah perjalanan Anna terus memandangi jalanan sambil meneteskan air matanya, kejadian di sekolahnya tadi membuat ia teringat akan masalalunya lagi. Anna sadar bahwa ia tidak boleh terus-terusan berlarut dalam kesedihan seperti ini, tapi ia tidak bisa menepis kenyataannya bahwa rasa sakit akibat kejadian di masa lalunya masih melekat erat di dalam hatinya.
"Non knp nangis? Non keinget lagi ya?" Ucap pak Darto yang memecahkan lamunan Anna.
"Iya pak, tadi ada cowok yang bikin Anna keinget sama Satyo lagi" jawab Anna yang membuat air matanya kini kian mengalir deras dipipinya
"semua cowok sama aja pak, jahat, mereka cuma bisa ngehancurin hati Anna" lanjut Anna lagi
Selain sebagai supir, pak Darto juga bisa dikatakan sebagai teman curhat Anna sejak kecil, dikarenakan papah dan mamahnya terlalu sibuk bekerja sampai2 untuk sekedar berbincang saja sangat sulit.
"Non gaboleh berfikiran seperti itu, pak Darto dan papahmu juga cowok kan? Apa pak Darto dan papahmu juga jahat sama non?" Timpal pak Darto
"Ya tapi itukan beda lagi pak urusannya" balas Anna yang berusaha membela dirinya
"Lagian juga apa non gak kasihan apa sama jodoh non, gara2 satu cowok, dia sampe non Anna bilang jahat juga, padahalkan dia gatau apa2 non" ucap pak Darto yang berusaha menasehati Anna
"Pak Darto ngaco ah jauh banget omongannya, sekolah aja blm lulus udh ngomongin jodoh" timpal Anna "yaudah Anna masuk dulu" lanjut Anna.
Mobil berwarna hitam yang Anna tumpangi kini sudah sampai di depan rumah yang sangat mewah, Annapun mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya sambil mengusap terlebih dahulu air matanya.
"Dasar anak muda, susah dinasehatinnya kalo urusan cinta cintaan" ucap pak Darto yang tersenyum sambil menggeleng2 kan kepalanya.
***
Anna meletakkan tas dan sepatu ditempatnya, kini iapun sudah berganti pakaian.Anna berbaring di atas kasurnya, memandangi langit-langit kamarnya, Kesunyian didalam rumahnya semakin membuat ia merasakan kesepian dan terus terlarut dalam kesedihannya.
"Drttt..."
Anna berusaha mencari sumber getaran, dan iapun menemukannya, ternyata getaran tersebut berasal dari notif yang baru saja masuk di ponsel canggihnya.
05436724566; "gue karina, save nomor gue ya"
Anna; "iya karin udah gue save ya"
Karin; "ok"
Setelah selesai membalas pesan Karin, Anna pun segera mematikan dan meletakkan ponselnya disembarang tempat, karena skrng ia merasa sedang tidak ingin memainkan ponselnya.
"Drttt..."
"Siapa lagi si yaelah ribet" Anna berdecak sebal karena ponselnya bergetar untuk yang kedua kalinya. Anna pun meraih ponselnya lagi yang tadi sempat ia letakkan.
05466754278; "Woi nene lampir, tebak gue siapa? Hahaaa"
Anna sudah menebak pasti itu Alvi, karena hanya Alvi yang memanggilnya nene lampir.
Anna; "Dapet nomor gue dari mana lo?"
05466754278; "Nene lampir bisa kepo juga ya ternyata hahaaa"
Anna; "Alvi.... jangan panggil gue nene lampir!!"
05466754378; "Yaudeh gue panggil sayang aja mau?"
Anna; "Geli bego"
05466754378; "Yaudah save nomor gue ya sayang"
Anna pun segera meng'save nomor Alvi tanpa membalas pesan Alvi terlebih dahulu, karna ia merasa enggan membalas ocehan Alvi yang super ngawur baginya.
"Drttt..."
Anna pun segera membuka pesan yang baru saja masuk ke ponselnya lagi.
Alvi; "Jangan jutek2, nanti gue suka"
Anna; "Tapi gue gapeduli"
"Tapi gue yakin suatu saat lu pasti bakal peduli sama gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYDREAM
Fanfic"Karna dia selalu bisa bikin gue tersenyum, bahkan ketika dalam keadaan buruk sekalipun"