Kita Akan Menikah!

4.1K 592 134
                                    

"Seul, ngebakso yuk!"

"Kantin Cak Sasno?"

"Yoi, mau dimana lagi coba?"

Ponsel Seulgi bergetar pelan lalu menampakkan sebuah notifikasi pesan singkat.

"Yah, sorry banget Wan, si Jimin ngajakin gue makan siang. Ini baru banget di sms."

Seungwan memasang ekspresi datar setelah membaca isi pesan dari pacar sahabatnya tersebut, "Pengkhianat lo."

"Jangan gitu ah, nanti gue temenin lo nyari lip tint baru."

"Iyadeh, inget susulin gue ke sekber, biar lo gak disemprot sama presma."

Seulgi otomatis teringat sosok presiden mahasiswa menyeramkan itu, Do Kyungsoo sang presma yang ditakuti hampir seluruh fungsionaris junior yang bekerja untuk event BEM universitas. "Aa... gampang itu Wan, gak lo kasitau juga gue udah inget diluar kepala."

Maklum, saat rapat sebelumnya Seulgi sempat telat setengah jam dan langsung kena semprot Kyungsoo begitu dia buka pintu sekber. Bahkan dia belum mengucapkan salam atau minta maaf malah langsung diomelin aja. Serem.

"Gue cabut dah, laper. Have a nice lunch date nyet!"

Gadis bermonolid itu mengangguk, lo gak mau nitip waffle nutella? Gue kayaknya mau ke cafè yang biasa."

"Titip deh, hehehe..."

🌻

"Cak!"

"Eh eneng Seungwan, kok baru nongol? Yang satunya mana? Kan biasa berdua datengnya."

"Astaga Cak, satu-satu nanyanya." Dia tertawa, "Habis UTS nih, sekarang baru aktif. Seul lagi makan sama pacarnya, saya ditinggal. Jahat emang dia Cak!"

Lelaki paruh baya itu tertawa. Memang, rata-rata para penjual makanan di kantin ini sangat akrab dengan mahasiswa yang rajin makan di kantin. Contohnya seperti Seungwan dan Seulgi, bahkan sang penjual sampai hafal menu yang biasa dipesan kedua gadis itu karena memang biasanya pada hari tertentu mereka selalu datang dan makan di kiosnya.

"Terus enengnya sendirian?"

Seungwan mengangguk dengan ekspresi sedih.

Cak Sasno segera membuatkan pesanan Seungwan, "Yang biasa kan neng?"

"Iya Cak, bakso campur pake telor tanpa seledri."

Tak perlu menunggu lama, pesanan gadis itu siap.

"Silakan dinikmati neng, tadi saya bonusin satu bakso urat, biar eneng gak sedih."

"Wah... makasi Cak! Bayarnya sama kayak biasa kan ya?" Tanya gadis itu bergurau.

"Sama neng, jangan khawatir."

Seungwan merogoh saku jeansnya dan memberi selembar uang sepuluh ribuan. "Ini bang."

"Makasi banyak neng. Selamat menikmati."

"Siap! Hehehe.."

🌻

Begitu pantatnya menyentuh bangku panjang Seungwan langsung melancarkan operasi pencampuran bumbu ke baksonya. Takarannya selalu sama, kecap, saos tomat, sambal, dan sedikit cuka. Setelah mengaduk, gadis itu langsung menyuap sebuah pentol bakso berukuran sedang.

Untuk mengurangi kebosanan ia makan sambil menonton mukbang di instagram. Untung saja hari itu kantin  FE tidak terlalu ramai, kalau banyak mahasiswa disini kan jadi terasa sekali ngenesnya makan sendirian.

Husband To Be (MYG × SSW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang