LOVE IN SILENCE 2

15 1 1
                                    

Hari ini adalah hari terakhir ku kursus disini, di tempat ini, tempat yang mempertemukan aku dengan nya. 

Di sela-sela waktu untuk menunggu giliran wawancara atau oral test, Zefa mulai mengatakan kata perkata dan aku tahu itu tentang Yudhis. Lalu aku bertanya, "sejak kapan lu suka sama dia?" (dengan nada yang informal) "Gue suka sama dia sejak ada acara pentas di sekolah gue. Jadi gini, niatnya gue sama temen-temen gue ingin promosi ke sekolah dia, ehh kebetulan juga dia OSIS di sekolah itu.. jadi kita mulai DM an karena itu. Terus dia bilang gini, "Sini gue minta poster nya aja sama tiket nya entar biar gue sama temen-temen gue yang promosiin" singkatnya sih begitu", jawab Zefa dengan detail. 

Dan apa kalian tahu bagaimana perasaanku saat mendengar semua itu? benar, rasanya seperti tertusuk benda tajam. Apakah ini tanda bahwa aku harus maju seperti dia? apa aku harus start mulai saat ini? 

TIDAK. Aku belum cukup kuat untuk menghadapi semua ini. Kita lihat apakah di SMA nanti kita akan berada di satu sekolah? jika iya, berarti ini takdirku untuk memperjuangkan cintaku kepadamu. Namun jika tidak, aku benar-benar harus berusaha membuang perasaan ini sejauh yang aku bisa. 

Semakin sakit menunggunya, 

Semakin letih menantinya, 

Justru semakin besar perasaanku padanya. 

    Itu adalah beberapa kalimat yang ada di dalam puisi favoritku. Ya  benar, kalimat-kalimat itu masih menjadi favoritku untuk saat ini. Cocok untuk kisah ku dan Yudhis. 









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

T R I C K YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang