"Wu oppa, ayo putus!"
Seongwu yang tengah asik memakan burger ekstra kejunya menoleh dengan mata membulat pada gadis cantik di hadapannya. Pria itu mengunyah makanannya dengan cepat lalu menelannya.
"A—apa?"
"Ayo putus, Oppa."
Seongwu mengerjap cepat lalu menggeleng. Diletakannya burger yang tersisa setengah itu kembali di atas piring.
"Kenapa? Maksudku kita baik-baik aja tapi tiba-tiba kamu ngajak putus gini, Doyi."
Doyeon, gadis cantik itu menunduk. Meremat ujung kemeja yang dikenakannya. "Entah, Oppa. Mungkin aku hanya lelah. Eomma juga memintaku fokus pada ujian masuk universitas."
Seongwu diam. Mata kucingnya menatap gadis yang masih menunduk itu. Seongwu tak dapat melihat wajahnya karena tertutup rambutnya.
Lima menit berlangsung keheningan masih terjadi di meja yang ditempati Seongwu dan Doyeon. Seongwu yang awalnya lapar berat menjadi kenyang. Doyeon masih menunduk sambil memainkan ujung kemejanya.
"Baiklah." Putus Seongwu setelah sekian lama membuat gadis cantik berambut sepunggung itu mendongak. Bibir tipis Seongwu melengkung mencipta sebuah senyum. "Aku gak bisa maksa kalo kamu lelah, kan?"
Mata bulat Doyeon berkaca. Dia masih mencintai Seongwu, sangat. Tapi hatinya benar-benar lelah jika harus menjalin hubungan.
"M—maaf, Oppa." Cicit Doyeon.
Seongwu terkekeh dan mengacak surai lembut Doyeon. "Gak perlu minta maaf, Doyi. Kita masih bisa menjadi teman. Aku masih oppa mu bagaimana pun juga."
Doyeon mengangguk dan mengusap air mata yang mengalir kemudian tersenyum cantik. "Tentu, Oppa."
Seongwu mengangguk. "Kamu harus belajar yang rajin, ok? Jangan sia-siakan putusnya kita loh. Aku bakal benci kamu kalo misalnya kamu gagal di ujian nanti."
Doyeon menatap horor Seongwu. Ancamam Seongwu sangat mengerikan.
"Bercanda." Seongwu kembali terkikik. "Belajar yang rajin kalo butuh bantuan bilang padaku. Gini-gini aku masuk universitas favorit."
Doyeon mendelik pada Seongwu yang sombong membuat kekehan Seongwu berganti menjadi tawa kencang.
"Belajar yang rajin, masuk universitas yang kamu mau dan nanti kita nonton konser bareng lagi, ok?"
Doyeon mengangguk.
🍄🍄🍄
Sudah satu bulan Seongwu dan Doyeon putus namun keduanya masih menjalin hubungan yang baik. Seongwu juga tak jarang membantu Doyeon jika ada materi yang kurang dipahami gadis itu.
Jujur saja, Seongwu tak masalah dengan putusnya mereka. Dia menyukai Doyeon, tentu saja. Hatinya juga sedikit tercubit saat gadis itu mengajaknya putus tiba-tiba. Tapi dia tak terlalu memikirkannya. Toh, kalo urusan hati dan ujian Doyeon selesai mungkin mereka bisa balikan.
Yang Seongwu pikirkan adalah dia kehilangan teman nonton konser. Seongwu adalah seorang fanboy band universitasnya, Zero. Zero itu tergolong sukses padahal hanya band bermodalkan manggung di kafe setiap akhir pekan tapi fans mereka cukup banyak.
Setiap satu bulan atau dua bulan sekali, Zero pasti menyelenggarakan konser kecil-kecilan. Selama dua tahun pula, Seongwu yang awalnya dipaksa Doyeon selalu hadir dan akhirnya pria itu ketagihan.