ps; silakan tinggalkan kesan/pesan setelah membaca. happy reading^^
🌸🌸🌸i. okaeri
SATU hal yang selalu akan Soonyoung lakukan ketika senja turun adalah mengecek kamar Jihoon yang penuh aroma lavender di sisi-sisinya.
Mereka telah hidup bersama selama nyaris tujuh tahun, jika dihitung hingga hari ini. Itu adalah ide Soonyoung yang memerlukan beberapa hari bagi Jihoon untuk setuju. Pada awalnya, perempuan itu bersikeras berkata bahwa ia bisa melakukan segalanya sendiri, namun Soonyoung terlalu lembut untuk ditolak dan Jihoon mengalah untuk membiarkan dirinya, sekali itu saja, merasa bahwa ia memang benar-benar dicintai.
"Aku pulang." Soonyoung mengucap salam. Ia meletakkan setangkai mawar, berwarna merah hati, ke dalam vas kaca yang ada di sisi ranjang. Jihoon menoleh saat bahunya disentuh.
"Selamat datang." jawabnya. Ia berbaring. "Maaf, aku tidak mendengarmu masuk."
Soonyoung menarik bangku kecil untuk duduk di sebelah Jihoon. Kemudian ia bertanya, "Bagaimana harimu?"
Jihoon mendengus, ada emosi bermain dalam suaranya saat ia menjawab, "Apa yang kauharapkan dari wanita penyakitan yang bahkan tidak bisa berjalan jika tidak ditopang? Hanya membusuk di ranjangnya tanpa ada yang tahu."
"Bicaramu masih sarkastis seperti biasa. Aku jadi yakin kau tidak perlu dikhawatirkan." Soonyoung terkekeh.
Jihoon menumpu bobot tubuhnya di ujung telapak tangan, mencoba duduk. Soonyoung menyadari dan ia segera membantu Jihoon melakukan usahanya. "Sesekali biarkan saja aku menjadi mandiri. Kamu tidak pernah bosan jadi pengganggu, ya?"
"Aku tidak bisa melihat perempuan kesusahan di depan mataku sendiri."
Mendecih pelan, Jihoon membalas, "Apa yang kaubawa hari ini?"
Soonyoung tersenyum, tangannya meraih mawar yang tadi diletakkan dalam vas dan menggali selimut untuk meraih tangan Jihoon. Setangkai mawar ada di genggamannya. "Mawar. Kupilih satu yang paling segar dari toko bunga di seberang jalan. Kamu menyukainya?"
"Kenapa warnanya merah?" tanya Jihoon, setelah mengamati mawar di tangan. Ketika genggamannya nyaris mengendur, Soonyoung langsung menutup jari-jari Jihoon dengan tangannya sendiri untuk membuat mereka terkatup kembali.
Ia ingat belum membalas pertanyaan terakhir Jihoon. "Ah. Tidak ada alasan khusus. Kupikir kita hanya perlu berganti warna karena aku takut kamu akan bosan dengan jingga. Tidak suka?"
Jihoon menggeleng. Bahasa tubuhnya bermakna ambiguitas tapi Soonyoung selalu berprasangka positif karena beberapa detik setelahnya, sudut bibir Jihoon naik dan matanya melengkung. Ia menyukai pemberian Soonyoung.
Soonyoung mengulum senyum lembut lalu bertanya:
"Mau mencari suasana baru besok? Perusahaanku libur dan aku tidak punya apa pun untuk dikerjakan, jadi kita bisa pergi keluar."
***
ii. hatsukoi
SATU hal yang selalu akan Soonyoung lakukan ketika pagi datang adalah menyambut Jihoon dengan ucapan selamat pagi yang membuat perempuan itu mendengus kecil sebelum membalas dengan ucapan serupa.
Seharusnya begitu.
Tapi nyatanya, raut Jihoon lebih muram dari apa pun.
Esok hari yang dijanjikan Soonyoung penuh dengan awan gelap dan petir bersahutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] sincere grey | Soonhoon
Fanfic[OS] Sebanyak apa pun Jihoon mendorongnya untuk memutus hubungan mereka, Soonyoung pasti menolak mentah-mentah. Karena satu hal yang akan selalu Soonyoung lakukan meski Jihoon menyuruhnya berhenti adalah untuk mencintai wanita itu sampai salah satu...