Aku tidak tahu mungkin pertemuan ini dibilang takdir atau hanya kebetulan belaka.Takdir? jika aku berbicara terdengar seperti omong kosong di telingku.Orang orang akan selalu bilang jika bertemu seseorang tidak sengaja maka itu adalah takdir.Takdir yang mempertemukan kedua orang asing yang tidak saling mengenal menjadi kenal. Dulu jika teman ku sudah mulai mengoceh tentang takdir,aku hanya mendengus dan berkata itu hanyalah omong kosong belaka.Tapi pandangan ku berubah saat aku bertemu gadis itu,gadis dengan senyum lebarnya dan mata teduhnya yang selalu membuat hatiku berdebar dengan kencang.Gadis yang menyimpan sejuta kesakitan.Gadis yang menyembunyikan rahasia dengan rapat. Dan gadis yang sudah membuatku jatuh cinta. Mungkin terdengar seperti cerita murahan dalam novel picisan yang sering kau baca.Aku tak akan peduli, karena ini kisahku, bukan kisahmu, jadi biarkan aku mencurahkan nya dalam sebuah tulisan. Baiklah akan kumulai cerita ini pada suatu pagi..
Pagi,pukul 06.30
"Sial, sial, sial. Mati gue kalo gerbang udah ketutup"Gue mengecek jam tangan yang menunjukkan angka 6.30. Itu artinya gue hanya punya waktu 5 menit ke sekolah agar pintu gerbangnya tidak ditutup oleh Pak Zam. Kalau sampai gue terlambat masuk kelas nya Bu Irul, guru matematika paling killer yang pernah gue kenal, yang galaknya bisa membuat gunung api meletus dan teriakan nya bisa membuat bumi ini bergetar,matilah diriku ini. Guru itu selalu disiplin,dan barang siapa yang telat masuk ke dalam kelasnya, siap siap menerima sumpalan PR yang bisa membuat orang sesak asma seketika . Memikirkan wajah garang Bu Irul yang membawa penghapus sebagai senjata andalannya membuat bulu kuduk gue merinding seketika. Gue mempercepat lari, berharap bisa sampai tepat waktu.
"Pak Zam!tolong bukain gerbangnya donk"Gue membungkuk bertumpu pada lutut sambil mencoba menetralkan deru nafas gue. Sepertinya gue baru saja memecahkan rekor sebagai pelari tercepat sepanjang sejarah hidup gue. Setelah normal kembali, gue menatap memelas ke arah Pak Zam.
"Pak..sekali ini saja tolongin saya, hari ini ada kelas Bu Irul pak, tolong banget"Gue mengatupkan kedua tangan.
"Gimana ya den, maaf banget hari ini bapak gak bisa nolong."Pak Zaman menggaruk lehernya tanda tak enak.
"Yah.."badan gue langsung lemes.
"KAMU YANG DISANA!"
Suara melengking yang sangat gue kenali itu membuat tubuh gue seketika kaku. Suara Pak Adir, guru BK paling killer seantro sekolah yang terkenal karena kumis tebalnya. Tugasnya sudah bisa ditebak, yaitu mengurusi singa singa liar di sekolah agar menjadi kucing yang imut imut . Jika tidak mengerti bayangkan saja guru killer mu disekolah, pasti langsung ngerti.
"Mampus gue!"
"S-Saya pak." Gue menunjuk diri sendiri, berharap ada orang lain di belakang gue yang mungkin saja nyempil atau badannya ketutupan gue.
"Iya kamu, memang ada siapa lagi murid yang telat selain kamu."
Pak Adir menatap garang ke arah gue seakan pertanyaan gue adalah pertanyaan yang membuatnya naik darah. Kumis tebalnya bergerak gerak , membuat gue berpikir mungkin tuh kumis diberi shampoo penten, makanya tebel banget.
"Halo Pak Adir, kumisnya makin ganteng aja."tiba tiba ada suara perempuan yang menyerobot begitu saja.
Perempuan berambut panjang yang diikat kucir kuda itu tengah tersenyum lebar, memarkan giginya yang rapi kepada Pak Adir seolah ia baru saja memenangkan hadiah lotre liburan ke surga.
"Kamu lagi, kamu lagi. Gak kapok saya hukum tiap hari apa?"Pak Adir berdecak pinggang sambil menatap perempuan itu dengan jengkel. Yang ditatap hanya tersenyum lebar.
"Loh bapak harusnya berterima kasih sama saya, kalo gk ada saya, ruang BK bakalan sepi pengunjung."Gue hanya menganga melihat tingkah perempuan yang berani mengatakan itu kepada Pak Adir. Jika saja tidak melihat tampang Pak Adir yang menahan emosi itu pasti gue akan bertepuk tangan sambil bersujud syukur. Dia cewek satu satunya yang pernah gue kenal, yang santai nya seperti dipantai berbicara itu kepada Pak Adir.
"Kamu dan kamu!"Pak Adir menunjuk gue dan perempuan itu dengan galak, kumisnya seperti mempunyai mata yang ikutan menatap kami dengan galak juga"Ikut saya ke kantor segera!"
Bahu gue merosot begitu saja ketika Pak Adir mengatakan itu, masa SMA gue yang tidak pernah tercoreng oleh kesalahan apapun harus jadi tercoreng hanya gara gara telat 0,5 menit doank. Ini semua karena si Artha, adik perempuan gue yang penggila oppa oppa ganteng dengan perut sixpack nya.Gara gara gue kalah main'masukin paku ke dalam botol' , gue dipaksa nonton drama Korea. Jika teman teman gue tahu gue menonton drama Korea , maka cap 'Pria Sejati' gue bakal tercabut dan digantikan dengan cap 'Pria Berhati Hello Kitty'. Kan gak keliatan keren banget, ya kali laki laki seganteng gue suka Hello Kitty dan teman temannya. Memang sih hello Kitty itu imut dan lucu, bukan berarti gue suka oke? Gue akui tuh drama sedih banget, gue bahkan harus menahan air mata yang siap keluar kapan saja. Kan malu malu in,masa cowok baper karena drama Korea doank, bisa bisa si Artha ngakak guling guling di tanah sambil bilang'Cowok kok baperan, tuh titit apa gunanya?'kan kampret. Awas aja lo Artha, tunggu pembalasan dari abang lo yang ganteng ini.
Memikirkan pembalasan dendam ini membuat gue senyam senyum sendiri
"Lo gila ya? pertanyaan dari cewek itu membuat gue menoleh langsung"Dari tadi Lo senyam senyum kayak om om mesum."
Gue mendengus, sialan nih cewek ngatai gue gila"Bukan urusan lo."
Cewek itu mengangguk.Tak membalas. Selama perjalan menuju kantor tak ada yang bersuara,baik gue maupun tuh cewek.
Setelah sampai kantor, Pak Adir langsung duduk di kursi kerajaanya"Kalian berdua saya hukum"Sudah gue duga kalimat sakral itu bakal keluar"Dan hukuman yang pantas bagi kalian berdua adalah-"Gue berdebar debar menunggu kelanjutan kalimat Pak Adir, bukan debar karena cinta,tapi debar karena hukuman apa yang bakal dikasih Pak Adir"Selama sebulan penuh, setelah pulang sekolah, kalian harus nyusun batako di belakang gedung sekolah untuk pembangunan gudang baru."
"What!"Gue langsung berseru keras hingga guru guru yang ada di dalam ruangan menengok ke arah gue.
"Gak bisa gitu donk pak, masa murid disuruh nyusun batako, kan gak elite banget"Gue mencoba menawar.Pak Adir mengelus ngelus kumisnya dengan lembut.Rasanya pingin gue cukur biar dia nangis darah.
"Oh jadi kamu gak terima sama hukuman saya. Oke fix, saya tambahan jadi 2 bulan"Gue menatap si cewek rambut panjang itu berharap tuh cewek bisa ikutan melas sama Pak Adir.Taunya tuh cewek malah asik ngupil.Kampret.
Rasanya arwah gue ditarik paksa sama malaikat pencabut nyawa.Pingin nangis biar Pak Adir bisa ngasih hukuman lain tapi gengsi.Ya sudah, hanya bisa pasrah. Di sekolah mah guru selalu benar.
"Makasih pak"Gue membungkuk kecil lalu berbalik ke kelas gue. Tuh cewek bukannya balik kehabitat aslinya malah ngikutin gue.
"Bisa gak sih lo, gak usah ngikutin gue"Gue menatap tajam ke arah cewek itu.
"Arah kelas gue emang searah dengan Lo , kutu onta."
"Apa Lo bilang!eh singa betelor.Lo tuh ya bukannya nolongin gue pas Pak Adir ngasih hukuman malah asik ngupil.Mana upil Lo segede semangka lagi"gue menunjuk nunjuk tuh cewek dengan sebal. Enak aja ngatain gue.
"Santai aja kayak di pantai kalee. Udah takdir kita emang dihukum"Jawaban santai itu keluar dari bibir nya itu. Rasanya tuh bibir pingin gue tabok pake setrikaan biar tambah tebel , ngalahin ketebalan bibirnya Angelina Jolie.
Gue gak membalas perkataan tuh cewek. Langkah kaki gue,vgue percepat untuk sampai ke kelas. Semakin gue percepat, tuh cewek malah ikutan juga. Sampai gue akhirnya sampai di depan pintu kelas. Gue masuk, lah tuh cewek ikutan masuk juga. Gue berbalik menatap cewek rese yang tingginya cuma sampai ke dagu gue.
"Kenapa Lo ngikutin gue sampai ke kelas hah!?"gue mendesis menahan emosi.
"Kan gue udah bilang, arah kelas kita sama,vdan sekarang ini kelas gue."Jawab tuh cewek santai sambil melipat tangan nya kebelakang kepala.
Pernyataan itu membuat tanah yang gue pijak seakan berputar. What!gue sekelas sama nih cewek, rasa gue nih cewek gak termasuk dalam siswa kelas 11 IPS 4. Apa gue lupa kalo ada nih cewek? Terus kehidupan gue yang tenang kenapa jadi kayak gini?Salah gue apa ya tuhan?
Berlanjut...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Terduga
RandomKehidupan gue yang adem ayem tiba tiba panas kayak di neraka gara gara cewek tengil yang nyempil ke kehidupan gue.Dulu Gue gak percaya takdir,tapi sekarang gue percaya.