03

14 3 4
                                    


Auditya POV

"Bro, kok muka Lo kecut banget kayak ketek nya monyet?"

Trak

Gue menaruh sendok yang gue pegang ke meja dengan kasar lalu menatap si Andre dengan garang yang sedang menatap gue sambil memakan gado gadonya Bu Siti.

"Kenapa?" tanya si Andre dengan mulut penuh gado gado. Nih anak emang kadang bikin heran, masa mulut segitu cukup menampung dua porsi gado gado sampai pipinya seperti tupai.Lalu tanpa aba aba, gue menggeplak kepala Andre dengan sayang sampai dia mengaduh.Untung gado gado yang dikunyah nya sudah di telan.

"Apa salah gue Dit?!"tanya Andre sambil mengelus ngelus kepalanya.

Gue gak menjawab pertanyaan si Andre dan meminum es teh gue sambil menunggu Layya yang sedang memesan bakso Pak Bejo sebagai imbalan yang harus dia bayar.Sambil menunggu pesanan yang tak kunjung datang, pikiran gue melayang pada kejadian gue dan Layya dihukum.

Selama gue dan Layya dihukum, banyak banget murid murid yang lewat sambil cekikikan, bahkan teman gue yang kelasnya berada di sebelah gue terang terangan ngetawain sambil nunjuk nunjuk ke arah gue. Gue malu banget!Saking malunya gue bahkan gak bisa membalas ejekan dari teman teman gue dan memilih memaki dalam hati. Rasanya gue pingin ngubur diri hidup hidup saat itu juga.Ini pertama kalinya gue dihukum kayak gini, biasanya kalo gue dihukum ringan ringan aja, kayak disuruh ngafalin sesuatu terus besoknya disuruh maju untuk mengulang hafalan yang disuruh.

Beda dengan si Layya, bukannya malu gara gara dihukum, dia malah lambai lambai tangan gak jelas kayak artis tanah air sambil minta orang belikan jus jeruk di kantin. Gila kan? Yang lebih gilanya orang yang disuruh Layya untuk dibelikan jus jeruk malah nurut dan ngasih Layya jus jeruk gratis.Gue ada ditawari sama Layya jus jeruknya tapi langsung gue tolak.Ya kali minum jus jeruk pas lagi dihukum.Kalo ketahuan Bu Reni bisa mati gue.

"Nih pesanan lo." Pikiran gue langsung teralihkan ketikaLayya meletakkan semangkok penuh bakso itu ke hadapan gue dan duduk tepat di hadapan gue.Wangi kuah yang menguar dari bakso membuat air liur gue mau menetes.

"Lah Lay?gue gak sekalian dibeliin."Kata si Andre.

"Kalo gue traktir lo,yang ada gue yang tekor."ujar Layya sambil meminum jus jeruknya

Gue hanya mengangguk ngangguk menyetujui perkataanya si Layya.Pernah sekali pas ulang tahun gue, gue meneraktir si Andre. Saat itu sih gue belum tahu kalo si Andre itu perutnya menampung segala macam makanan, makanya saat itu gue iyain aja, nyokap juga ngasih uang lebih karena tahu hari ini ulang tahun gue, makanya gue enggak khawatir soal duit.Nah pas kami sudah duduk manis di kursi kantin, si Andre dengan seenak jidatnya pesan ini itu. Gue bahkan belum sempat buka mulut untuk manggil maman kantin, tapi si Andre sudah keburu manggil duluan.Gue cuma diem saat dia pesan makanan,ngikut aja pesanan si Andre. Eh taunya baru saja maman kantin naruh mangkok bakso, si Andre menghabisi si bakso dengan tidak berprikebaksoan.Gue liatnya sampe bengong,bahkan gak sadar pesanan gue sudah tersaji. Yang bikin gue tambah bengong, tuh anak mesen sepiring gado gado, semangkuk soto, semangkuk bakso, dan jus alpukat sebagai penutup. Dan entengnya saat ia sudah kenyang ia cuma bilang, "Makasih bro traktiran nya,kapan kapan traktir gue lagi ya." lalu dengan anggun meninggalkan gue sendirian di kantin.Pas mau bayar, gue membuka dompet gue dengan miris, duit gue seakan mempunyai sayap dan terbang sambil melambai lambai seakan mengucapkan "Dadah Adit." dan yang buat gue kapok, uang yang dikasih nyokap enggak cukup buat bayar, dan gue terpaksa menjadi babu dadakanya Kang Maman sebagai tukang cuci piring sehabis pulang sekolah untuk melunasi hutang gue.Lah si Andre pas lewat cuma bilang," Bro,tumben lo jadi rajin banget.Kesambet apa lo?".Ingin rasanya gue lempar piring yang berada di tangan gue ke mukanya si Andre biar gak berbentuk. Untung gue ingat ini piringnya Kang Maman yang berharga, coba kalo gak, habis lo Ndre.Untung si Andre teman gue. Iya temen, temen kampret tapinya. Sejak saat itu,pas ulang tahun gue , gue selalu punya seribu satu alasan untuk menghindar dari serangan Andre.

"Btw,teman Lo yang lain mana Dit?"tanya Layya," Gue dari tadi liat lo sama si Andre mulu."

Gue mengangkat bahu, baru menyadari temen geng gue pada hilang dan cuma tersisa si cecunguk satu ini.

"Gak tau tuh trio sebleng pada kemana, paling bentar lagi ada"kata gue sambil mengedarkan pandangan.

"Hei guys~"

Panjang umur, baru aja diomongin tuh orang bertiga langsung nongol.

"Pada kemana lo bertiga jam segini baru nongol"tanya gue heran

"Biasa."jawab Ozan dengan santai.

Gue hanya ber O ria.Biar gue kenalin teman segeng gue yang belum sempat gue kenalin. Panggil saja mereka trio sebleng,dengan anggota nya ; Ozan, sebagai orang paling rusuh dan punya badan yang paling besar diantara kami.Lalu berikutnya ada Banu, orang paling cerewet yang pernah gue kenal, orangnya paling suka kebersihan dan kerapian, dan yang terakhir ada si Aksa, cowok kalem berkacamata yang hobi nya mengoleksi benda benda imut, jangan tertipu sama muka kalem nya, jika sudah menemukan barang imut, dia bakal teriak teriak alay seperti gadis alay.

"Mang, gue mesen soto sama jus jeruknya." Ujar si Ozan memesan,"Lo berdua mesan apa?

"Gue mie ayam sama es teh aja deh." Kata Banu

"Gue nasi goreng sama es teh."

Tbc...

Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang