Pagi ini berjalan semestinya. Dirinya dan Chanyeol duduk tenang di meja makan dan menikmati sarapan. Minggu kedua mereka menjalani status baru. Dan hari pertama bagi Baekhyun sarapan dengan Chanyeol.
Chanyeol memilih perjalanan kerja ke luar negeri setelah resepsi pernikahan. Proyek mahal yang lebih berharga daripada pernikahannya. Baekhyun tersenyum pahit. Pernikahan nampaknya bukan segalanya bagi Chanyeol.
Bahkan ini belum menginjak sebulan, tapi perasaan menyesal semakin kental menyeruak di benak Baekhyun. Baekhyun bukannya tak suka, melainkan ini berbeda dari bayangannya. Ini lebih buruk dari hal terburuk yang pernah ia bayangkan.
Semua terlihat rumit bahkan sebelum dijalankan. Kesalahan terbesarnya adalah Baekhyun yang menerima secepat itu ajakan pernikahan dari Chanyeol.
Terbelenggu adalah kata yang tepat bagi Baekhyun saat ini. Terjebak akan ketidakpastian. Chanyeol dan segala yang berhubungan dengannya. Menjadi misteri yang tak akan dimengerti Baekhyun.
"Aku hanya membuat roti panggang." Ada perasaan bersalah saat kalimat itu terlontar. Mengingat tidak ada bahan yang cukup untuk di masak, Baekhyun memilih memanggang roti.
Chanyeol menarik kursi, memilih duduk tenang tanpa merasa mendengar kalimat Baekhyun. Dia tidak tahu bagaimana usaha Baekhyun yang mengumpulkan keberanian demi mengucap kalimat itu.
Mungkin lebih baik jika Baekhyun tak perlu berkata apapun. Karena semakin kalimatnya berlalu, semakin dirinya diselimuti kecanggungan yang dalam. Sesekali ia melirik Chanyeol, menebak ekspresi datar pria tersebut. Tak dipungkiri matanya bisa saja tetap fokus pada Chanyeol, mengamati bagaimana tampannya lelaki itu.
"Aku tidak biasa sarapan."
Kalimat dingin itu menyadarkan Baekhyun dalam lamunan. Chanyeol sudah menyesap sedikit kopinya dan mengancing jas di bagian bawah.
"Kopimu terlalu manis."
Baekhyun belum sempat mencerna, namun Chanyeol nampaknya tak betah bertahan duduk di depan Baekhyun. Tangannya menarik ponsel yang baru diletakkan di atas meja. Lalu pergi dari sana.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Hari ini adalah hari bersama Taeoh. Dari dulu Baekhyun menyukai anak kecil, tapi baru sekarang ia mempunyai hari untuk berdua saja dengan bocah seperti Taeoh. Lagi pula di rumah tak ada yang bisa ia lakukan. Chanyeol memilih jasa laundry untuk pakaiannya juga kebersihan yang akan datang di waktu-waktu tertentu. Baekhyun tak bisa menolak, walaupun ingin. Tapi mulutnya seakan beku saat ingin mengatakannya pada Chanyeol. Jadi ia memutuskan untuk membiarkannya sementara waktu dan akan berkata pada Chanyeol di waktu yang tepat.Baekhyun pikir Taeoh salah satu dari bocah yang pemalu. Karena ia akan mengangguk atau menggeleng akan pertanyaan ringan Baekhyun. Diam adalah pilihannya saat Baekhyun menawari opsi untuk ice cream vanilla atau strawberry.
"Bagaimana dengan rasa cokelat?"
Taeoh mengangguk dengan semangat. Nampaknya itu memang jurus yang handal dalam menarik perhatian anak kecil.
Baekhyun berusaha menghabiskan waktu berdua sebaik mungkin. Membawanya ke suatu cafe untuk menemaninya makan siang. Kabar baiknya Taeoh akan berceloteh panjang lebar jika mulai ditanya tentang hal-hal yang menarik. Seperti halnya pororo. Jadi, ketika makan siang usai Baekhyun memilih duduk santai di taman sambil mendengarkan Taeoh bercerita panjang mengenai kartun favoritnya. Ya, lama-lama ia bisa tertidur mendengar dongeng tak langsung dari seorang bocah.
"....Aneh saja jika temanku tak suka dengan Chrong."
"Ahh begitu..." Baekhyun berusaha menanggapi. Walau aslinya ia zonk dalam mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nodus Tollens
FanfictionSemua terlihat rumit bahkan sebelum dijalankan. Kesalahan terbesarnya adalah Baekhyun yang menerima secepat itu ajakan menikah dari Chanyeol.