NODUS TOLLENS [2]

323 25 6
                                    

Suka, sayang, cinta, kagum, segalanya bersarang di pemikiran Baekhyun. Ia tidak pintar menafsirkan kondisi di mana letak perasaannya berada. Tapi apa yang bisa disimpulkan sampai sekarang adalah beberapa hari tidak begitu kuat untuk menyebut jatuh cinta. Semua butuh proses, termasuk perasaan. Baekhyun membuang jauh-jauh setiap malamnya dimana otaknya selalu membahas nama yang sama.

Ada satu fakta yang tak bisa menampikkan segala ketertarikannya yang dalam. Ketampanan lelaki itu. Siapapun akan tertarik padanya. Postur tinggi, tampan, wajahnya tercetak dengan apiknya, pendeskripsian tentang kesempurnaan terpahat jelas pada Chanyeol.

Baekhyun tertarik? Jelas saja.

Semua akan merasa mendapat jackpot jika mengenal Chanyeol. Termasuk Baekhyun.

Sudah cukup bagi Baekhyun yang mengetahui Chanyeol melalui pekerjaan. Mendapat tugas meeting dengan General Manager, tapi ia melalaikan tugasnya. Ia tuli waktu itu dan melupakan fakta jika dirinya adalah perwakilan perusahaan yang harusnya paham dengan materi yang disampaikan oleh direktur ternama seperti Park Chanyeol.

Riwayatnya habis. Baekhyun tak bisa berpikir jernih saat ia sadar lelaki tinggi tersebut menyudahi presentasinya dengan senyuman.

Baekhyun memilih mati saat itu juga.

"Seperti dugaan, dia pintar untuk mendapat hasil yang menguntungkan dari gagasannya. Apa kau rasa itu akan membuat kita kehilangan beberapa persen dari investasi yang di tanam?"

Taemin jelas mengajaknya berdiskusi. Tapi sungguh, Baekhyun tak tahu menahu apa yang telah dibahas sebelumnya.

"Baekhyun?"

"Ku rasa begitu." Taemin jelas kecewa. Kemudian langsung beranjak. Pergi dari ruangan setelah pamit jika ia terburu-buru oleh sesuatu.

Baekhyun menyesal. Dari awal salah jika seseorang menunjuknya menggantikan Shinbi untuk menemani Taemin meeting. Padahal sebelumnya Taemin adalah orang nomor satu yang tak percaya dengan kinerja Baekhyun. Ia menolak diam-diam jika harus Baekhyun yang menjadi pengganti Shinbi. Namun menyerah karena dirasa tak ada orang lain lagi. Dan ketika Taemin mempercayakan hal itu, Baekhyun membuat dirinya seperti dugaan awal Taemin.

Jelas saja lelaki itu muak.

"Aku benar-benar bodoh!"

"Sepertinya berkenalan, tidak buruk?"

Baekhyun membeku.  Mendapati sosok tinggi berdiri di sampingnya. Menyerahkan kartu nama di atas meja.

Park Chanyeol.

Baekhyun ingat betul lelaki itu yang pertama keluar dari ruangan ini namun dengan mudahnya berdiri di sampingnya. Dan Baekhyun baru sadar jika di ruangan tersebut hanya ada mereka berdua.

"Nona?"

"...."

Baekhyun diam. Ia lupa caranya berbicara. Sial, jiwa idiotnya terlihat oleh lelaki elite seperti Park Chanyeol.

"Baiklah, ku harap kau mau menghubungiku." Ia meninggalkan Baekhyun dengan senyuman manis. Sama seperti akhir presentasinya beberapa waktu. Melangkah dengan elegannya hingga bahu lebar itu termakan oleh jarak.

Definisi cinta berusaha Baekhyun sembunyikan sebaik mungkin, perempuan dewasa sepertinya bukannya punya waktu lagi untuk menyimpulkan secepat itu. Awalnya Baekhyun tak ingin terjerat lebih jauh seperti kebanyakan gadis yang diam-diam mendambakan Chanyeol. Membuang waktu untuk mengagumi seorang pria bukanlah dirinya. Namun setelah hari ini berlalu mungkin akan membolak balikkan perasaannya. Ya, ada satu faktu yanh terlewat detik ini.

Nodus TollensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang