"Dua puluh satu suara diperoleh Rafael Anadito dan sebelas suara diperoleh Meika Aulia. Selamat untuk Rafael tahun ini kamu menjabat sebagai ketua kelas. Ibu ingin kamu menjadi ketua kelas yang bertanggung jawab serta ramah terhadap siapa pun," ujar Sinta ibu wali kelas.
Tepukan dan sorakan terus meramaikan suasana kelas. Para murid tampak bahagia dengan hasil keputusan, tetapi ada beberapa murid yang tidak menyetujui Fafa menjadi ketua kelas, karena sifat Fafa yang tidak bertanggung jawab dan terlalu manja.
"Traktiran nya dong Fa!" ujar salah satu siswa yang ikut meramaikan kegembiraan.
"Traktir-traktir pala lo peang!" Fafa menghembuskan napas kasar. Kedua tangannya ia silangkan diatas perut. "Siapa yang mencalonkan gue jadi ketua kelas? Tanggung jawab! Turunkan jabatan gue! Ogah gue jadi ketua kelas!" Bentak nya.
Seluruh isi kelas menatap kearahnya. Tawa yang sedari tadi tahan, pecah seketika setelah mendengar pengakuan dari Fafa, ketua kelas barunya itu.
"Gue sepertinya nggak yakin deh, kalau Raf yang menjadi ketua kelas. Gue punya firasat kalau kelas ini bakalan hancur," bisik gadis berkucir kuda yang sekarang menjabat sebagai sekretaris kelas.
Devano Bisma Anggara, pemuda berbadan jangkung itu melangkahkan kakinya santai menuju depan kelas. "Terimakasih bagi kalian yang telah memilih Fafa sebagai ketua kelas kalian. Semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya," Devan menyengir lebar, memperlihatkan sederetan gigi yang rapi. "Gue Devan. Casanova terganteng di keluarga gue, karena gue orangnya baik hati dan tidak sombong gue akan mentraktir kalian sekelas untuk makan siang di warung sebelah. yuhu... tepuk tangannya dong! Sekali lagi tepuk tangannya untuk ketua kelas baru kita."
Bu Sinta menggelengkan kepalanya pelan melihat kejadian yang terjadi pada murid didikannya itu. Segera ia membereskan buku-buku yang ada di atas mejanya dan meninggalkan kelas.
"Kampret! Lo kan yang mencalonkan gue jadi ketua kelas, waktu gue izin ke kamar mandi?"
"Iya dong," ujar Devan membanggakan diri. "Btw Fa, nanti lo yang bayar traktirannya ya, stok uang gue lagi memprihatinkan nih. Lo kan horang kayaa, jangan pelit-pelit, berbagi itu menyenangkan kawan," Devan berlari kencang keluar kelas setelah selesai mengatakan kata-kata pahit ditelinga Fafa.
"Kampret! Devann! TURUNKAN JABATAN GUE!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas [END]
Teen FictionCara cepat meluluhkan hati cewek ala Devan: 1. Percaya diri. 2. Cari tahu kesukaannya. 3. Sering-seringlah mencuri pandang kearah dirinya. 4. Menjadi pendengar setia, saat dirinya sedang curhat. 5. Jangan banyak menggombal. 6. Berilah perhatian khu...