7. PMS

2.4K 121 15
                                    

Ve berjalan sedikit berlari dengan pikiran yang sangat resah ia menoleh kekanan dan kiri mencari seseorang yang tadi menemani nya disini ia semakin mempercepat laju kaki nya saat ia telah berhasil menemukan Bian yang tak jauh dari nya dia sedang berbicara dengan seorang wanita yang bergelayut manja dilengan nya tapi Ve tak perduli sama sekali malah ia semakin resah saat iya sudah  benar-benar dekat ia malah tak sengaja menabrak karwayan laki-laki yang sedang bekerja disana

Ve segera berdiri dan meneteng kembali plastik-plastik yang berisikan snack-snack milik nya ia beralih menatap karyawan yang tak henti-henti nya meminta maaf

Ve tersenyum."gaada yang bermasalah bang jangan khawatir" setelah mengucapkan hal itu Ve kembali berjalan menuju  tujuan awal nya dan lagi-lagi kesialan menghampiri dirinya ia kembali menabrak anak kecil yang tinggi nya hanya sebatas paha Ve

"Maaf ya dek, kakak gak sengaja" anak kecil itu bukannya menjawab malah langsung berdiri dan menjauhkan diri dari Ve

"KENAPA DISAAT YANG TIDAK TEPAT SIH! KAN GAK TAHAN LAGI" Ve menjerit frustasi

Sontak semua orang yang disekitar nya melirik Ve dengan tatapan yang berbeda-beda, tak terkecuali Bian dan wanita yang berarada disamping nya itu

dengan cepat Bian menghempaskan tangan wanita itu dan segera berlari mengejar Ve yang sudah terlebih dulu berlari dengan banyak kantong plastik ditangan nya, sangking panik nya Bian tidak melihat sekeliling nya ia tak memperhatikan kemana langkah kaki nya mengejar Ve, difikirannya sudah bertumpuk-tumpuk kata untuk ia jelaskan kepada Ve

dengan cepat Bian menarik pergelangan tangan Ve sedikit kasar membuat Ve dengan terpaksa berbalik badan

Bian mengatur deru napas nya "Bisa gue jelasin"

"apa nya?" tanya Ve sedikit geram karena ia tengah menahan sesuatu dalam dirinya

Bian menarik Ve agar lebih dekat "dia cuma mantan gue,  cuma mantan gak lebih tadi dia yang rangkul tangan gue,  selebihnya gue gak ngapa-ngapain sentuh dia sedikitpun juga enggak" jelas Bian secara cepat

Ve menjauhkan diri nya "peduli setan gue tetep gak peduli"

"gue tau sekarang lo lagi marah atau bahkan cemburu tapi please jangan menjauh, gue gabisa kaya gini" ucap Bian semakin mempersempit jarak mereka

"gue kasi tau ya cemburu itu adik nya gila jadi jangan kegeeran gue cemburu, karena gue anak tunggal gak punya kakak" jawab Ve yang kini mengeluarkan sedikit tawa nya

Bian mengernyit bingung, Ve sedang dilanda emosi kenapa secepat itu bisa tertawa

"lihat sekeliling lo" seru Ve menatap sekitar nya

Bian melihat seorang ibu-ibu keluar dari sebuah ruangan yang membuat Bian terkejut

Ve kembali tertawa "gue lari bukan karena lo dan wanita itu tapi karena gue udah gak tahan mau ketoilet" Ve berbalik meninggalkan Bian yang masih merutuki kebodohannya

Ia kira Ve seperti wanita-wanita yang ketika melihat kekasih nya bermesraan dengan wanita lain ia akan berlari disertai isak tangis nya tapi Ve dia dia pergi karena memenuhi panggilan alam nya batin Bian yang lagi-lagi merutuki ketidak pintaraannya

**

**

Ve terburu-buru memasuki kamar nya saat nyeri diperutnya kembali menyerang dirinya, ia  menjatuhkan tubuh nya diatas kasur dan langsung memeluk guling dengan sedikit meremas guling tersebut sebagai pelampiasannya

VE ARKANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang