1

198 20 2
                                    


















"Kook, Sudah dengar lagu Big Bang yang baru?."

"Sudah dan lagunya sangat Electro!."

"Benar!, Gdragonku seperti vampir disitu, Hahaha."

"Fantastic baby Dance!!."

Ketiga kawan dan dua diantaranya itu sangat riang pada apa yang mereka bicarakan namun tidak begitu yang satunya.

"Hey—hey kalian sangat berisik."

"Mending ke tempat lain sana!."

Ialah Moonbin, duduk dan hanya melihat kedua temanya sangat antusias dengan topik pembicaraan mereka, moonbin tidak mengerti hal-hal itu.

"Bin, kau harus liat ini!, bahkan orang-orang menjadi suka kpop karena lagu ini," antusias eunbi.

"Melihatnya saja sangat aneh," Ujar moonbin.

"katakan sekali lagi barusan apa yang kau katakan?." Serentak keduanya.

"Sangat Ane—AKH HENTIKAN JUNGKOOK, EUNBI!."

Dan spontan keduanya memukuli moonbin, jungkook dan eunbi adalah penggemar berat dari boyband Big Bang, jika kalian seorang fangirl makan kalian akan memukuli orang seperti moonbin, bukan?.

"Sialan kau, Moonbin."

.
.
.

kira-kira seperti itulah apa yang ia kenang saat ini, Hwang Eunbi yang sendiri di bawah pohon rimbun yang tak jauh dari lapangan.

Tempat tongkrongan mereka dulu.

Merasakan kesepian, kini ia duduk sendiri tak ada kedua temanya itu.

Banyak kenangan dari sekolah itu makadari itu ia mengunjunginya, karena ia sedang merindukan seseorang.

Coretan pada meja, tembok bahkan pada batang pohon yang ia coret bersamanya masih membekas.

J E M

"Kau Hwang eunbi?."

Eunbi mengadah, membalikkan diri dan menemukan wanita tua yang menyamparnya.

Ia kenal siapa wanita itu.

"bu Shin? kau masih mengingatku?."

wanita itu guru kesukaanya ketika ia masih duduk dibangku SMA, "tentu saja, kau itu anak periang yang selalu bersama Moonbin dan Jungkook itu bukan?," ujar wanita itu.

Mereka ya?.

"bagaimana kabarmu? Kau masih sama seperti dulu, tomboy."

"Hahahaha itu memang jati diri saya."

"Lalu, sekarang ini kau sudah bekerja?."

"sekarang saya bekerja menjadi komikus."

"komikus di perusahan besar itu?, Astaga aku ingat kau bahkan dulu pernah ponselmu disita karena membaca komik ketika pelajaran kang saem hahaha," ujarnya disertai tawa.

"kau masih mengingatnya, bu."

"Tentu, kau bahkan membuat komik di mejamu hingga aku menegurmu."

"Astaga ibu!."

"Lalu bagaimana kabar mereka? Apa kau masih berkomunikasi denganya?."

_______________



Moonbin, Jungkook, Moonbin, dan Jungkook.

kenapa diriku selalu beridentik denganya? dulu kami memang dekat namun kini kami tidak.

mendengar orang-orang sepertiku membuat kesal.

Tululut

Bahkan ponselku berdering lebih menyebalkan.

"Nona Hwang, kau sudah menyelesaikanya?."

"be-belum, pak kepala editor."

Eunbi menjauhkan ponsel dari telinganya untuk menghindari suara yang lantang.

"Harus berapa jam lagi aku menunggu episode selanjutnya? Ini hampir jam 9 bahkan aku belum melihat episodemu selanjutnya, kumohon untuk dipercepat—tut."

Sial.

Seketika aku menyesal untuk menghabiskan waktu mengunjungi tempat kenangan lama itu.

Melupakan kini aku adalah komikus terkenal yang tak ada hentinya untuk duduk diam di depan pad besar, tak memiliki karyawan karena aku orang yang tak ingin mengeluarkan uang begitu banyak.

Bisa dibilang, egois dan pelit dalam hal uang.

Tapi mengapa jika aku bisa melakukan semuanya.

"Ayo Hwang Eunbi! Tinggal satu panel lagi!, S to I to N to B!," yel yel konyol untuk menyemangati diriku.

Namun ketika pena 'kesayanganku' menyentuh layar ponselku kembali berbunyi, tidak sama dengan seperti tadi aku justru terkejut denganya, si penelfon itu.

"Eu-Eunbi?."

.

.

.

"Jung?."


_______________

Aneh kan ya awalanya.

Sans, alurnya masih belum ke ceritanya bgt.

No sider, Votement ya! Heuheu.

CHILDHOOD [Moonbin x SinB x Jungkook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang