9.pasangan??

23 3 0
                                    

"What Fharid??" Batin Gabriel.

Fharid dan Gabriel maju ke depan, Gabriel duduk di depan Piano sedangkan Fharid mengambil Biola yang ada di meja.

Fharid mendekati Gabriel "mulai??" Tanya Fharid.

"Ayo!" Jawab Gabriel.

Mereka bermain dengan sangat baik dan santai setiap irama mereka nikmati seperti pemain profesional.

Tidak terasa mereka selesai dan mereka berdua bingung mengapa nadanya bisa indah seperti itu?? Padahal mereka hanya bermain dengan irama kesukaan mereka masing-masing.

Semuanya kembali bertepuk tangan dengan meriah termasuk juga Ibu Indah.

"Pasangan ini lebih serasii gak ada lagi yang bisa ngalahin mereka, liat aja nanti" teriak siswa yang berada di pojok.

Gabriel dan Fharid kembali ke bangkunya masing-masing.

Seluruh siswa dikelas itu sudah tampil "yahh... rata-rata kalian semua sudah berbakat, teman kalian yang tadi bermain bersama adalah tim kalian sampai seterusnya, baiklah sampai disini saja pertemuan kita hari ini, kita akhiri berdoa dengan kepercayaan kita masing-masing berdoa dimulai!" kata Ibu Indah.

Kelas menjadi sangat hening hanya jam dinding yang terdengar, setelah Ibu Indah mengatakan "doa selesai" semua siswa kembali berbicara dengan perlahan.

Setelah guru keluar siswa siswi berdesak-desakan keluar, berbeda dengan Gabriel dan Fharid mereka memang sangat tidak suka berdesak-desakan lebih baik mereka menunggu daripada berdesak-desakan keluar.

"Lo gak keluar??" Tanya Fharid yang tidak tau sejak kapan dia sudah berada di samping Gabriel.

"Nggak, nanti aja kalau udah sepi" jawab Gabriel dengan nada kesal.

"Ohh sama dong.. lo masih marah??" Tanya lagi Fharid.

"Gak tau!" Bentak Gabriel.

"Udahh jangan kelamaan marah nanti aku bisa-bisa jatuh hati lohh" goda Fharid.

"Apaan sih.." kata Gabriel dan mukanya berubah menjadi merah.

"Muka mu kok warna merah?? Cieee..." goda lagi Fharid.

"Ihhh nyebeliiinnnn!!" Teriak Gabriel dan tangannya melayang ke tubuh Fharid tetapi Fharid menghindar dan ternyata di belakang Fharid adalah kaca jendela yang sudah pecah.

Tangannya teriris dan terus meneteskan darah.

"Aduhh!!" Teriak Gabriel kesakitan.

"Astaga maafkan aku Gabriel, kita ke UKS saja, ayo!" Kata Fharid dengan sangat khawatir dan menarik tangan Gabriel yang tidak luka.

Sesampainya disana Fharid meraih tangan Gabriel cepat dan mengalirkan air tepat di atas tangan Gabriel.

"Tahan yahh" kata Fharid.

"Awww!!"teriak Gabriel.

Sesudah itu Fharid menarik tangan Gabriel lagi dan menuntunnya masuk ke ruang UKS.

"Duduk dulu disitu" kata Fharid.

"Kenapa dia??" Tanya penjaga UKS yang bertugas hari ini, untung penjaga UKS belum pulang.

"Biar aku saja yang mengurusnya, dimana obat merah, kain kasa, dan hansaplas??" Tanya Fharid.

Penjaga itu mengambil semua yang Fharid katakan.

"Ini" dia memberikan secepatnya kepada Fharid.

Fharid menuju ke tempat Gabriel dan melihat Gabriel bersama darah banyak yang berada di tangannya.

He Is??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang