2. luka

486 32 0
                                    

Bel istirahata dengan nyaring berbunyi di seluruh penjuru sekolahan. Aku hanya bisa menahan rasa laparku agar tidak pergi ke kantin hari ini. Karna aku yakin beribu persen bahwa fanya akan mengejek ku lagi karna fahri lebih memilih duduk bersamaku.

Haa memang sudah takdirku begini. Satu hari tanpa menahan rasanya susah sekali. Entah itu menahan lapar, amarah, nafsu dan air mata.

"Sal ga ke kantin? Bareng gua yuk?"-fahri

Iya, dia memang pria yang baik hati. Walau aku rasa dia sudah mencium aroma tak sedap dari tubuhku, dia tetap mau berteman dengan ku.

"Kok diem sih? Sebagai hari pertama gua disini, gua traktir lu makan. Hayu"-fahri

"Ma maaf fahri bukan maksudnya ga mau. Tapi nanti les berikutnya ada ulangan tik jadi aku semalem lupa belajar"

"Alah alesan lu"-fahri

Fahri menarik kasar tanganku dan membawaku ke kantin.
Aku sudah membayangkan apa yang terjadi padaku sebentar lagi.

"Oiya satu lagi. Khusus buat elu panggil gua fai aja"-fahri

"Maaf aku ga pantes di khususkan jadi aku manggilnya fahri aja ya"

"Apanya yang ga pantes sih? Lu manusia kan? Lu temen sebangku gua! Dan sekarang kita harus deket"-fahri

Dia masih terus menarik tanganku kekantin. Aku sudah merasa jadi tontonan ratusan pasang mata dikantin. Dan aku hanya bisa tertunduk malu.

Mungkin mereka mulai berfikir bahwa aku wanita tak tau diri. Tapi aku bisa apa? Menolak fahri saja aku tak bisa.

Perhatianku tertuju pada wanita yang sedari tadi memperhatikan gerak gerikku. Tak lain adalah fanya. Dia mengepalkan tangannya seakan akan ingin memangsa ku saat ini juga.

Aku berhenti dan itu membuat fahri teekaget.

"Kenapa? Itu ada kursi kosong"-fahri

"Fahri aku balik ke kelas saja. Aku sedang tidak lapar dan tidak enak badan. Jadi aku mohon"

"Ha? Kenapa lu ga bilang dari tadi? Yaudah yuk gua anterin ke uks"-fahri

"Gak usah fahri. Aku sendirian aja"

"Beneran ga papa?"-fahri

"Iya. Aku permisi dulu"

Aku berlari kearah kelas. Meninggalkan satu satunya orang yang mau menggenggam tanganku, dan berteman denganku.

Brukkhh~

Sebuah kaki mulus menendang kaki kiriku yang membuat aku terjatuh.

"Aww sakit ya?"-fanya

Iya. Dia fanya. Gadis cantik yang aku kagumi fisiknya. Tetapi hatinya? Jauh melampaui cantik fisiknya.

"Maaf aku ga sengaja"-salsa

"Nah gitu dong minta maaf"-fanya

"Aku permisi dulu ya fanya"-salsa

"Tunggu dulu dong"-fanya
Dia narik rambut gua supaya berhenti.

"A ada apa?"-salsa

"Masa lu ga sadar sih salah lu apaan?"-fanya

Aku mulai berfikir dan menelan saliva ku kasar. 'Perasaan aku ga baik'

"I iya aku inget salah aku apa. Maaf ya fanya"-salsa

"Kan lu yang jatuh kenapa elu yang minta maaf?"-fahri

Suara indah fahri datang menyelamatkan ku dari masalahku dengan fanya.
Terima kasih ya allah

"Fahri? Kenalin aku fanya. temen sekelaslu"-fanya

Fanya menyodorkan tangannya.tetapi fahri tidak menghiraukannya. Dia memberikan uluran tangan kepadaku

Jangan lakukan ini fahri.. ini hanya akan membuat ku mati.
Aku rasa sekarang fanya benar benar marah padaku.

"Ayo bangun"-fahri

Aku menolak uluran tangan mulus fahri karna aku sadar aku bukanlah siapa siapa disini.

Aku berjalan meninggalkan fahri dan fanya ditengah kerumunan anak anak SMA alpetra nusantara

"Gua ga tau hidup dijaman kapan. Masih ada aja orang suka ngebully"-fahri

Fahri meninggalkan fanya yang dalam keadaan marah bercampur malu.

Kini fahri berjalan di sampingku. Menyeimbangkan langkah kaki ku dengan langkah kakinya.

"Kaki lu berdarah tu"-fahri

Aku masih tidak ingin berbicara

"Salsa. Kaki lu luka bego"-fahri

Masih diam..

"Lu kalau dipanggil tuh ngejawab kek!"-fahri

Tangannya kini menarik tanganku yang membuat posisi kami berhadapan sekarang.

Fahri. Seandainya aku sesempurna fanya, ingin rasanya aku mengutarakan ke takjuban ku pada ketampananmu.

Mataku dan matanya berjumpa sekarang.

"Kaki lu luka"-fahri

"Ga papa nanti sembuh sendiri kok"

"Gimana mau sembuh kalau ga dikasih obat? Yang ada nanti infeksi salsaa"-fahri

Dia menarik tanganku dan membuat ku setengah berlari.
Aku yakin dia pasti tidak tau dimana letak uks berada.

"Hey. Uks dimana?"-fahri

Dia bertanya pada gadis yang sedang asik mengobrol di lorong sekolah

Lalu diapun mendapatkan apa yang dia cari.

'Uks'

Aku duduk diatas kursi dan dia berlutut didepanku sambil memegang segumpalan kapas dan obat merah.
Aku benar benar gugup saat ini. Aku tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun selain sahabat ku bernama iqbal yang sedang pergi keluar negri.

Perlahan tapi pasti dia mengobati luka dikaki ku. Tidak ada rasa perih yang kurasakan. Entah kenapa dekat dengan fahri rasa sakit yang selalu aku rasakan sedikit berkurang.

Iqbal affan baki, aku menemukan penggantimu..

-tbc-
-dinda ayu pratiwi-
-🐇

Ugly Girl?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang