Bagai dermaga menanti sang nahkoda melabuhkan kapalnya.
Dia setia menunggu untuk menyambutnya.
Hingga laut berbuih mengarungi sepi.
Tak terlihat sama sekali ombak bertamu yang melintasi.
Kian hujan datang membawa badai.
Berganti panas gementang menyelimuti.
Ia tetap kokoh setia berdiri menunggu disana.
Hatinya masih terbelenggu dengan harapan yang sama.
Walau tak akan pernah tau kapan datangnya.
Kau hanya anggap dirinya seperti angin,
yang menerpa tanpa membawa pengaruh apa-apa.Dan sampai kapan pun kau takkan pernah merasa.
Bahwa dirinya akan sungguh sangat berharga.
Kelak kau akan menyadari saat waktu dan keadaan membawanya pergi.
Tanpa kau tahu cara untuk membawanya kembali.