"SIALAN!!" Teriak Jennie yang terkenal sebagai 'bad girl' di lingkungan di mana ia berada. "Si Charles-Charles itu emang ga tau diri! Enak aja dia ga ngembali'in uang yang dia pinjem minggu lalu!" Protes Jennie, "Emang tu kucing harus dikasih pelajaran!!" Selama Jennie berbicara, anak buahnya yang juga disebut bad girl dan bad boy hanya mendengarkan. Kalau sampai ada dari mereka yang menyela atau memprotes perkataan Jennie, Jennie tak akan tinggal diam.
"Jenn," Kata salah seorang anak buah Jennie, "lebih baik diemin aja deh tuh anak. Lo tau kan, repurtasi kita di sekolah ini gak banget!" Mata Jennie melotot ke arah anak buahnya yang barusan berbicara, yaitu Tasya. Tasya langsung salah tingkah takut salah bicara.
"Trus," Jawab Jennie, "emangnya kenapa kalo repurtasi kita buruk??" Muka Jennie amat penasaran. Satu geng itu langsung hening (karena jengkel).
Tasya : "OK!! Guwe bakal cerita. Karena kalo gak, kayaknya lo bakal gak ngerti."
Satu geng langsung hening mendengarkan Tasya.
Tasya : "Guwe kan, suka seseorang, Jen!"
Rivo : "WTF (what the fish)! Lo mengkhianati cinta gue, Tas!" [Rivo tuh suka sama Tasya🙄]
Tasya : "Kalo Lo bener-bener temen guwe, seharusnya lo ngerti, Jen! Gimana gue mendapatkan cintanya kalo repurtasi kita gini melulu??"
Jennie : "Cinta!? Hih!! Jijik guwe denger kata-kata sinetron gituan!"
Tasya: "-_-"
Olin : "Lo kali yang aneh, Jen! Guwe juga suka seseorang, kok! Tapi gimana dia mau mandang guwe? Guwe kayak gini!!"
Rivo : "Guwe juga..."
Jennie : "Kalian sekongkol ya? Sekongkol buat nyerang gue? Apaan sih?! Apa karena selama ini gue jahat sama kalian??"
Rivo : "Iya! Memang selama ini lo jahat sama kami! Barusan lo ngaku sendiri, kan? Dan lagi pula, ini hidup kami! Harusnya lo ga ngatur-ngatur!
Jennie : "Udah, deh! Drama melulu!"
Tasya : "Pliss ya! Gue ga mau gini terus! Mereka juga! Gue berhenti, deh!"
Tasya meninggalkan tempat, begitu juga Rivo dan Olin. Sekarang Jennie benar-benar sendirian. Gue salah banyak ya?, pikir Jennie.
💎💎💎
Jennie memasuki kelasnya sendirian. Kalau sendirian, ia merasa seperti orang yang tersisikan, buruk, dan tak diinginkan. Tak ingin menerima kenyataan.
Yadi : "Kayaknya, geng-nya Jennie bubar, deh! Tadi gue liat Tasya, Olin, sana Rivo kayak lagi rundingan dan sekarang Jennie sendirian."
Naya : "Punk banget, sih! Gimana mau punya temen lagi? Liat tuh tampang premannya!"
Jennie mendengar perkataan orang-orang tentangnya. Bukannya menghajar, tapi malah air mata Jennie keluar. Jangan nangis! Kamu ini Jennie!, batin Jennie sambil menyeka air matanya.
Naya : "Ih~ Nangis ya? Gue salah liat?"
Jennie tak mampu lagi menyeka air matanya yang amat deras. Blak-blakan ia menatap seisi kelas dengan air matanya dan ingus yang sedikit keluar dari hidungnya. Sekelas malah membicarakannya, membicarakan kejelekannya. Ketiga mantan anak buahnya hanya menatapinya dengan heran.
Jennie : "Terima kasih!!" (Sambil menangis deras)
Tiba-tiba, ada telapak tangan hangat yang menyeka air matanya yang telah membanjiri wajah Jennie. Jennie mendongak dan memandang sang penyelamatnya. Ternyata ia adalah Ivan, ketua kelas, yang selama ini menjadi musuh Jennie.
Ivan : "Kubantu kau..."
Jennie : "Gu... gue..."
Ivan : "Kubantu biar kamu tetap menjadi preman galak liar! Hahahahaha" (Ivan mengejek Jennie)
Jennie : "kurangajar!"
Jennie menonjok pipi kiri Ivan dengan sangat keras. Ivan tumbang dan sempat tak sadar.
Jennie : "Kubantu biar kamu nampak menyedihkan! Dasar sampah! Hahahahahah" (Jennie membalas Ivan dan tertawa)
Seisi kelas langsung bangkit menolong Ivan. Mereka mengkhawatirkan Ivan dan bertanya apakah ia baik-baik saja. Ivan berkata ia baik-baik saja. Jennie manatap Ivan dengan dengki.
Sementara itu, pembicaraan Tasya, Olin, dan Rivo:
Tasya : "Sebenernya, gue suka Ivan!"
Olin : "APA!?"
Rivo : "Gue hajar nanti tu cowok!"
Tasya : "Sebenernya, gue sempet cemburu pas Ivan nyeka air matanya setan itu! Tapi, pas Ivan ngejek, gue bahagia banget! (Tersenyum licik)
💎💎💎
Ivan terbaring di ranjang UKS sendirian. Pipinya masih terasa nyeri karena tonjokan Jennie. Ivan pun menyentuh pipinya yang memar, lalu terbayang bagaimana Jennie menonjoknya. Ia sempat senyum-senyum sendiri.
Ivan : "APA YANG KUPIKIRKAN?!"
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu. Jennie memasuki UKS dengan wajah malu dan penuh penyesalan.
Jennie : "Maaf..."
Ivan : "Oh.."
Jennie : "Gue tau gue brengs*k! Gue tau selama ini gue itu sampah! Gue tau selama ini gue kucing! Gue tau selama ini gue jelek banget!!" (Jennie mulai menangis tanpa malu)
Ivan : "Jen!? Kamu nangis lagi?"
Jennie : "Mau gak, Lo jadi orang pertama yang maafin gue?" (Jennie menangis, tak berani menatap Ivan)
Ivan : "Jen! Jangan salah!"
Jennie : "Hah? Maksudnya?" (Jennie menyeka air matanya dan menatap Ivan)
Ivan : "Selama ini aku gak benci kamu, kok!"
Pipi Jennie memerah. Jennie memang polos, tak bisa menyembunyikan perasaannya.
Jennie : "Van, kok gue deg-deg an ya?"
Ivan : "Hah?!😶"
Jennie : "Apa gue..., suka lo?" (Muka Jennie tambah memerah)
Ivan : "Ahaha😅! Kamu polos banget, ya!"
Jennie : "Ah! Aku ga bisa nahan senyum!! (Muka Jennie benar-benar merah padam dan ia menutup mulutnya yang tersenyum lebar)
Dia bener-bener suka aku?, pikir Ivan.
Ivan : "Mungkin..., kamu suka aku?"
Jennie : "Iya, ya! Mungkin!"
Bersambung...
YOU ARE READING
Bad Girl in Love
Novela JuvenilKalau aku isi kolom Description, sama aja spoiler, dong! :v • Jangan nilai buku dari cover-nya! Karena covernya memang simpel :v • Cara membaca karya ini : 1. Baca novel dengan seksama :v 2. Jangan menilai setelah membaca salah satu part saja, bac...