10 | i'll be your prince

1.7K 364 24
                                    

Minhyun menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal melihat tingkah Wendy diujung sana yang sudah beberapa kali ingin dihampirinya, malah berbalik arah menjauhinya. Sudah tiga kali mereka kejar-kejaran meskipun dalam keadaan 'jalan', tapi tak kunjung menemukan ujungnya.

"WENDY. OKE. SAMA SAMA DIEM."

Ong diujung sana cuma ketawa cekikikan sambil menonton keduanya bersama teman-teman sekelas yang langsung men-cap Minhyun sebagai seorang cowok yang 'payah'.

Wendy panik aja ditempatnya. Emang lagi gak pengen jumpa sama Minhyun sih. Masih sayang jantung dia.

"Oke, diem."titah Minhyun dari sebrang dengan nada tenang. Tangannya menahan langkah Wendy yang semakin dekat dengannya. "Dapet."

Wendy langsung pengen lari aja ketika tangan Minhyun memegang jarinya. Tapi karena persiapan lelaki itu lebih besar, badan Wendy ketarik dan menabrak tubuh kekar Minhyun.

"Kamu kenapa sih?"tanya Minhyun aneh. Udah hampir semua anak kampus liatin mereka lagi. Kirain Minhyun penculik cewek anak seni kali ya?

"Mas tuh yang apa. Saya mau copot ini"ucap Wendy yang makin panik pas Minhyun malah narik dia ke pinggir lapangan dan dudukin dia dibawah pohon cemara.

"Saya nggak makan orang tau"ujar Minhyun sambil ketawa ganteng. Lucu aja liat tingkah Wendy yang buat dia jadi gak waras dilingkungan kampus. Apaan coba kejar-kejaran kaya tadi? Nyesel banget dia sekarang. "Nih minum. Keringatnya banjir tuh. Apa sih yang ditakutin sebenarnya?"

Wendy menerima mineral water yang diberi lelaki itu lalu menegaknya dengan cepat.

"Saya bakal biasa aja kalo orangnya juga biasa aja. Tapi ini mas hngg-"

"Saya emang kenapa?"tanya Minhyun takut-takut sambil mendekatkan wajahnya ke Wendy yang udah sedikit tenang sekarang.

Beberapa menit Wendy terdiam, lalu tiba-tiba ia menyerahkan diri kepada lelaki yang berada disampingnya itu. "Mas anak fk. Calon dokter. Periksa saya gih manatau ada riwayat penyakit jantung"

"-Kaya yang udah saya bilang semalem. Saya suka gak kuat kalo di deketin cowok ganteng. Pokoknya gak bisa. Kamu terlalu berlebihan buat saya"

Minhyun cuma cengo mendengarnya. Tanpa sadar, ditoyornya pelan jidat Wendy yang pikirannya udah melayang-layang itu. "Suka kenapa sih, Wendy?"

Wendy diam sambil mendengus pelan dengan pandangan matanya ke depan dan tatapan yang kosong.

"Kamu lucu, tau gak"

Cewek itu menoleh. Sambil memegangi dadanya, kedua tangannya lekas memukul badan Minhyun. "Udah dibilang jangan ambyarin saya. Saya suka gak kuat. Kok bandel sih?"

Minhyun ketawa-ketawa kecil melihat tingkah Wendy disampingnya. "Nanti deh kita ke dokter. Tapi masa begini aja kamu udah ambyar, belum juga saya mulai"

"mULAI APA SIH MAS DARI SEMALEM. SAYA GAK KUAT INI BENERAN UDAH AH"ronta Wendy yang padahal gak ada diapa-apain. Suka kenapa sih?

"Pdktnya loh Wendy."

"-Saya tertarik sama kamu."

Wendy memicingkan matanya tajam, seakan gak terima kalau dirinya menjadi daya tarik tersendiri di mata Minhyun. "Gak ada, gak ada. Stop ya mas? Gak ada pdkt pdkt-an. Saya mau pulang!"

"Kenapa sih kamu? Baru kali ini saya nemu orang yang ditaksirin cowok malah gak mau. Kirain perasaan bisa diatur-atur apa"

Suara Minhyun menghentikan langkah Wendy yang tadinya hendak pergi meninggalkannya. Cewek itu akhirnya menoleh ke belakang, sambil melengos, kembali didudukkannya dirinya disamping lelaki itu.

"Maksud saya, mas itu terlalu blak-blakan. Ya saya kagetlah. Gila aja."ucap Wendy yang mulai luluh.

"Lah saya orangnya jujur kok. Kalo suka ya suka, kalo engga ya engga. Intinya, saya mau pdkt sama kamu"

"APASIH. GAK MAU!"pekik Wendy berapi-api.

"Hm kok ngegas. Saya gak minta pendapat kamu kok mau atau enggaknya. Saya bikin pernyataan sendiri. Terserah mau kamu dengerin atau enggak. Sekarang bangkit, saya anter pulang"

Wendy yang mau gak mau harus ngikut kata Minhyun yang nada bicaranya udah serius banget itu, akhirnya kembali luluh akibat sebuah tangan yang terulur kepadanya.

Minhyun hanya tersenyum tipis saat Wendy menerima tangannya. "Pdkt kita gak rumit-rumit kok. Mulai dari fase 'saya baik ke kamu dan kamu bales baik ke saya',"

"-And then i'll treat you like princess, because i'll be your prince."

Mas HwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang